Ilmu Ekonomi dalam Perspektif Islam Eksistensi Kehidupan
Ekonomi Islam Page 6
Ijma’ adalah konsensus opini dari sahabat dan atau ahli hukum Islam fuqaha,
mufti atas masalah tertentu yang tidak secara eksplisit dijelaskan Al- Qur‟an dan
Sunnah. Salah satu contoh adalah ijma‟ tentang keabsahan kontrak jual beli komoditi yang belum diproduksi aqd Al-Istisna.
Ijtihad adalah penggunaan alasan logika rasional dalam melakukan interpretasi
atas teks Al- Qur‟an dan Hadits. Dalam Al-Qur‟an disebutkan tentang kedudukan dan
fungsi akal sebagai berikut :
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata: Ya Tuhan
kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.
” Q.S Ali Imron : 190-191
Dengan terbukanya kembali pintu ijtihad maka akan semakin meningkatkan keeratan ilmu ekonomi Islam dengan fiqih, karena disebabkan adanya ilmu ekonomi
konvensional yang banyak dianut negara-negara muslim dan kekakuan fiqih. Analisis ekonomi akan memberikan berbagai cara menyelesaikan permasalahan yang selalu
berkembang sementara fiqih akan merespon dengan ikut memberikan solusi yang merekomendasikan perkembangan zaman. Apabila ini dapat terbentuk akan
mendorong interaksi antara para ekonom dengan fuqaha yang selanjutnya akan memberikan pemahaman pada masing-masing untuk dapat menyelesaikan berbagai
persoalan yang muncul saat ini. Pada tahapan yang lebih jauh akan terwujud yang sering disebut saintifikasi ilmu agama dan Islamisasi ilmu pengetahuan khususnya
dalam bidang ekonomi.