Pegadaian Syariah Rahn LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

Ekonomi Islam Page 44 Takaful Rangka Kapal Asuransi Takaful Aneka Perbedaan asuransi syariah dengan asuransi konvensional meliputi Sudarsono, 2003: 104: 1. Keberadaan Dewan Pengawas Syariah DPS, yang bertugas memberi fatwa tentang produk yang dihasilkan tidak bertentangan dengan syariah. Sedangkan produk asuransi konvensional tanpa pertimbangan hal tersebut. 2. Prinsip asuransi syariah adalah takafulli tolong menolong sedangkan prinsip asuransi konvensional tadabuli jual beli. 3. Premi diinvestasikan berdasarkan syariah dengan sistem bagi hasil mudharabah. 4. Premi yang terkumpul diperlakukan tetap sebagai dana nasabah. Perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya. Pada asuransi konvensional, premi milik perusahaan, sehingga perusahaan mempunyai kewenangan penuh mengelolanya. 5. Untuk kepentingan pembayaran klaim nasabah, dana diambil dari rekening tabarru ‟ seluruh peserta yang sudah diikhlaskan untuk keperluan tolong- menolong. Sedang pada asuransi konvensional diambilkan dari perusahaan 6. Keuntungan investasi dibagi dua antara nasabah selaku pemilik dana dengan perusahaan selaku pengelola dengan prinsip bagi hasil, sedangkan pada asuransi konvensional keuntungan sepenuhnya milik perusahaan.

C. Pegadaian Syariah Rahn

Gadai dalam fiqh disebut rahn, yang menurut bahasa adalah nama barang yang digadaikan sebagai jaminan kepercayaan. Rahin adalah orang yang menggadaikan, sedangkan murtahin adalah orang yang memberi pinjaman. Pegadaian syariah dapat bergabung atau menjadi produk perbankan syariah maupun dapat berdiri sendiri. Dalam menggadaikan barang di pegadaian syariah harus memenuhi ketentuan- ketentuan sebagai berikut :Al-Husaini ,1997: 60 1. Barang yang tidak boleh dijual tidak boleh digadaikan Ekonomi Islam Page 45 2. Tidak sah menggadaikan barang rampasan di-gasab atau barang yang dipinjam dan semua barang yang diserahkan kepada orang lain sebagai jaminan. 3. Tidak sah apabila utangnya belum pasti. 4. Utang-pihutang dalam gadai diketahui oleh kedua belah pihak. 5. Menerima barang gadai oleh pegadaian adalah salah satu rukun akad gadai atas tetapnya gadaian. 6. Seandainya ada orang menggadaikan barang namun barang tersebut belum diterima oleh pegadaian, maka orang tersebut boleh membatalkannya. 7. Jika barang gadaian tersebut sudah diterima oleh pegadaian, maka akad rahn gadai tersebut telah resmi dan tidak dapat dibatalkan atau ditarik kembali. 8. Penarikan kembali pembatalan akad gadai itu adakalanya dengan ucapan dan adakalanya dengan tindakan. 9. Kalau nasabah menyewakan barang yang ada dalam gadaian dan akhir masa sewanya sebelum tiba masa membayar utang tidaklah termasuk penarikan kembalipembatalan. 10. Jika masa membayar utang pada gadai lebih awal daripada masa sewa, maka tidak termasuk pembatalan gadai. 11. Barang gadaian adalah amanat di tangan penerima gadai, jadi pegadaian tidak wajib menanggung kerusakan barang gadai, kecuali jika disengaja atau lengah. 12. Jika barang gadaian tersebut musnah tanpa adanya kelengahan, maka pegadaian tidak wajib menanggung barang tersebut dan jumlah pinjaman yang telah diterima oleh penggadai tidak boleh dipotong atau dibebaskan. 13. Seandainya pegadaian mengaku bahwa barang gadaian tersebut musnah, maka pengakuan tersebut dapat diterima jika disertai dengan bukti-bukti, atau dapat dibenarkan dengan disertai sumpah. 14. Seandainya pegadaian mengaku telah mengembalikan barang gadaian, maka pengakuan harus disertai dengan bukti yang sah. Marhun Bih Pembiayaan 2. Pegadaian Membayar Nasabah Ekonomi Islam Page 46 Gambar 5.4 Sekema Pegadaian Syariah

D. Reksadana Syariah