Subject HASIL DAN PEMBAHASAN

25 dilanjutkan dengan pengujian geomagnetik di Goa Pawon pada bulan Oktober 2000 dengan hasil ditemukannya anomali yang cukup mencolok. Atas dasar anomali itulah kemudian mereka melakukan penggalian tanpa mengacu pada prinsip-prinsip ilmu arkeologi dan prosedur kerja sebagaimana ditentukan oleh UU No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya dan PP No. 10 tentang pelaksanaan UU No. 5 Tahun 1992. Dari temuan mereka berupa beberapa serpihan obsidian, rijang, dan tulang, serta moluska dapat diperoleh sedikit informasi tentang latar belakang budaya yang pernah berlangsung di Goa Pawon. Aspek kepentingan yang diperoleh dari kawasan Goa Pawon adalah pariwisata, penelitian dan pendidikan. Manfaat yang diperoleh dari berbagai kepentingan terutama dari aspek ekonomi yaitu melalui kegiatan Jajal Geotrek di kawasan Goa Pawon dan sekitarnya yang dilakukan oleh Tim KRCB. KRCB memperjuangkan Goa Pawon untuk mendapatkan payung hukum agar terhindar dari aktivitas pertambangan, sehingga pengelolaan di kawasan Goa Pawon cukup menjadi prioritas bagi KRCB. Kehadiran dan arahan dari KRCB memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap pengelolaan kawasan Goa Pawon. Peran dan partisipasi KRCB dalam pengelolaan terhitung cukup besar dengan kontribusi berupa informasi dan pengetahuan tentang ilmu kebumian yang berkaitan dengan kawasan Goa Pawon. Selain itu, KRCB juga memiliki kemampuan untuk mengadakan forum seperti menjadi mediasi dalam kegiatan “Deklarasi Karst Citatah ”, mengadakan kerjasama dengan stakeholder lain dan mempengaruhi stakeholder yang bekerjasama. KRCB juga memiliki kesadaran dan motivasi agar pengelolaan kawasan Goa Pawon berjalan dengan baik. Stakeholder yang berada pada kuadran Key Player harus melakukan suatu kerjasama atau bermitra satu sama lain, karena stakeholder pada kuadran ini memiliki kapasitas sumberdaya yang besar dalam hal partisipasi dan kontribusi, sumberdaya manusia dan sumberdaya yang disediakan fasilitas, dana dan informasi dalam melaksanakan pengelolaan kawasan Goa Pawon, sehingga stakeholder ini harus berperan aktif dan bersifat mendukung.

b. Subject

Hasil pemetaan stakeholder menunjukkan bahwa ada 2 stakeholder yang termasuk ke dalam kuadran subject, yaitu Bappeda KBB dan Dinas Pertanian, 26 Perkebunan dan Kehutanan KBB. Stakeholder pada kuadran ini memiliki kepentingan yang besar tetapi memberikan pengaruh yang kecil terhadap pengelolaan kawasan Goa Pawon. 1. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah KBB Bappeda KBB mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam merumuskan dan menentukan kebijaksanaan teknis di bidang perencanaan daerah yang meliputi penelitian dan evaluasi, perencanaan ekonomi, perencanaan sosial budaya dan pemerintahan, perencanaan wilayah dan prasarana fisik serta melaksanakan ketatausahaan Dinas. Sedangkan tugasnya adalah a Pelaksanaan perumusan dan penentuan kebijakan teknis di bidang perencanaan pembangunan daerah yang meliputi perencanaan makro, perencanaan wilayah, penelitian dan pengembangan. b Pelaksanaan pelayanan teknis administratif ketatausahaan Bappeda KBB memiliki wewenang dalam upaya perencanaan dan pembangunan daerah serta mengkoordinasikan program kegiatan seluruh instansi pemerintah kedinasan terkait yang ada di kabupaten agar berjalan sesuai dengan prioritas pembangunan daerah. Bappeda KBB telah membuat laporan mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah KBB pada tahun 2006 yang berisi tentang peruntukkan lahan, data kegiatan pertanian, industri, data eksploitasi sumberdaya alam, Pendapatan Daerah Regional Bruto PDRB dari setiap kegiatan yang telah dilakukan dan lain-lain. Selain itu, RTRW yang baru sudah mendapat persetujuan dewan dan akan dikoordinasikan dengan BKPRD Provinsi. Bappeda KBB memiliki aspek kepentingan yang cukup tinggi, yaitu pada sektor pertanian, pariwisata dan kehutanan untuk menghasilkan suatu Rencana Tata Ruang Wilayah di Kabupaten Bandung Barat. Bappeda memperoleh manfaat berupa kepercayaan publik dan dari sektor sosial. Dalam melaksanakan kepentingannya, Bappeda KBB memiliki sumberdaya berupa informasi dan SDM untuk melakukan pendataaninventarisasi kegiatan eksploitasi sumberdaya alam di kawasan Goa Pawon. Pengaruh yang diberikan oleh Bappeda KBB terhadap instansi lain dalam hal pengelolaan kawasan Goa Pawon adalah berupa arahan dan pengawasan dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan dan sasaran. 27 2. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan KBB Distanbunhut KBB merupakan stakeholder yang memberikan perhatian terhadap pengelolaan kawasan Goa Pawon pada aspek pertanian, perkebunan dan kehutanan. Mempunyai visi ”Terwujudnya Pemberdayaan Masyarakat Petani melalui Akselerasi Agribisnis yang Berwawasan Lingkungan Menuju Bandung Barat Sejahtera, Maju dan Bermartabat Tahun 2014. Organisasi dan tata kerja Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung Barat diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 3 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi Tata Kerja SOTK Kabupaten Bandung Barat dan Keputusan Bupati Bandung Barat Nomor 4 Tahun 2007 tentang Lembaga Teknis Dinas Daerah Kabupaten Bandung Barat adalah Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan sebagai pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas di mana kedudukannya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Barat. Dalam keputusan tersebut dinyatakan bahwa dinas daerah mempunyai tugas untuk melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan. Selanjutnya untuk melaksanakan tugas tersebut dinas daerah menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1 Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya. 2 Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya. 3 Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya. 4 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pejabat bupati. Adapun dalam pelaksanaan tugas sehari-harinya, Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung Barat dibantu oleh seorang Sekretaris Dinas, 4 orang Kepala Bidang dan 3 orang Kepala UPTD. Distanbunhut KBB memiliki aspek kepentingan berupa pertanian, perkebunan dan kehutanan. Dalam melaksanakan kepentingannya, Distanbunhut KBB memperoleh manfaat dari sektor sosial dan kepercayaan publik dengan menyediakan sumberdaya berupa dana untuk penanaman dan pembelian bibit serta menyediakan SDM untuk memberikan penyuluhansosialisasi terhadap aspek kepentingan mereka. Distanbunhut KBB melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan dengan memberikan pengaruh berupa arahan dan pengawasan dalam pengelolaan 28 kawasan Goa Pawon. Distanbunhut KBB juga melakukan kerjasama dan mempengaruhi stakeholder lain untuk membahas rencana pengelolaan. Dengan disyahkannya Perbup No. 7 Tahun 2010 tentang Perlindungan kawasan Goa Pawon, Distanbunhut KBB sudah menindaklanjuti dengan kegiatan satu unit model agroforestry 25 ha dan penanaman pembuatan kebun rakyat 125 ha bekerjasama dengan KLH KBB yang ditanami dengan jenis pionir seperti beringin, bambu dan jambu mete. Stakeholder pada kuadran subject harus diberdayakan agar pengelolaan kawasan Goa Pawon bisa berjalan dengan baik. Pemberdayaan stakeholder ini dilakukan karena mereka memiliki kapasitas dalam pengelolaan yang kurang memadai. Stakeholder ini harus melakukan kerjasama dengan stakeholder pada kuadran key player atau crowd agar mereka bisa meningkatkan kapasitas sumberdaya yang dimiliki.

c. Crowd