Kelemahan kawasan Goa Pawon

31 keindahan dan keunikan berupa batuan yang disebut Stone Garden yang tertata acak tetapi memiliki nilai keindahan dan kelangkaan terutama di daerah Jawa Barat. Nilai-nilai ini harus dilestarikan agar tetap berkelanjutan. 4. Pasir Pawon merupakan satu-satunya kawasan yang masih asri dan bebas dari kegiatan pertambangan Brahmantyo 2008 menyatakan bahwa sekitar 80 - 90 dari seluruh bukit-bukit kapur yang membentang dari Tagog Apu di utara Padalarang ke Cihea di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dengan Cianjur tidak ada yang utuh lagi. Pasir Pawon adalah satu-satunya bukit kapur yang masih asri tanpa ada gangguan penggalian karena menyimpan artefak-artefak dan fosil manusia purba. Ini merupakan suatu kekuatan untuk mengembangkan Pasir Pawon menjadi tujuan wisata yang berwawasan lingkungan agar kelestariannya tetap terjaga. 5. Sumberdaya karst kawasan Goa Pawon sebagai potensi wisata Situs Goa Pawon mempunyai nilai peninggalan sejarah yang sering dijadikan tempat wisata oleh para wisatawan asing maupun lokal. Selain Situs Goa Pawon, di puncak Pasir Pawon juga memiliki nilai keindahan dan keunikan berupa batuan yang berukuran besar yang sering disebut Stone Garden. Kedua objek ini bahkan telah menjadi track dari kegiatan “Jajal Geotrek” yang diadakan oleh Tim KRCB Gambar 7. Sumber: Bappeda KBB 2010 Sumber: Bappeda KBB 2010 a b Gambar 7 Kegiatan Jajal Geotrek : a Situs Goa Pawon, b Stone Garden.

5.2.2 Kelemahan kawasan Goa Pawon

a. Kegiatan penambangan batu gamping Tidak dapat dipungkiri bahwa batugamping merupakan sumberdaya alam yang melimpah di kawasan karst dan langsung dapat dimanfaatkan melalui 32 kegiatan pertambangan. Kegiatan pertambangan ini juga dilakukan di kawasan Pasir Masigit yang merupakan Karst Kelas II yang telah menyebabkan perubahan morfologi Gunung Masigit seperti pada Gambar 8. Seharusnya Gunung Masigit ini termasuk ke dalam Karst Kelas I karena memiliki satu lokasi sakral yang disebut kabuyutan Yondri 2009. Namun pada kenyataannya, data dari Profil Desa Gunung Masigit menunjukkan bahwa pertambangan merupakan mata pencaharian utama masyarakat di sekitar Pasir Pawon BPMPD 2010. Pengalihan alternatif mata pencaharian tidak akan mudah diterima masyarakat, karena pertambangan sudah menjadi pekerjaan dan sumber penghasilan sejak dulu. Sehingga untuk mencapai upaya perlindungan kawasan perlu dilakukan pendekatan kepada masyarakat secara langsung Sumber: Budi Brahmantyo Sumber: Budi Brahmantyo a b c Gambar 8 Perubahan morfologi Gunung Masigit a tahun 2003, b tahun 2008 dan c tahun 2011. Perubahan morfologi ini telah menjadi permasalahan yang perlu mendapat penanganan segera dalam konservasi dan pengendalian kerusakan lingkungan. Apabila hal ini terus dibiarkan, kualitas dan kuantitas sumber air bersih akan 2008 2011 33 semakin berkurang, pencemaran kualitas udara bertambah dan berpotensi menimbulkan longsor. Kegiatan pertambangan di daerah Gunung Masigit sebenarnya sudah dilarang oleh Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2010, tetapi menurut penuturan Reni Sekretaris Ketua Dinas Pertambangan dan Mineral KBB, 9 Februari 2011, komunikasi pribadi kegiatan pertambangan liar masih sering terjadi karena kurangnya monitoring dan pengawasan terhadap daerah tersebut. Selain berpotensi menghilangkan mata air karst, aktivitas penambangan juga berdampak pada hilangnya fungsi karst sebagai daerah resapan air hujan. Berdasarkan sifat fisiknya, batugamping yang menyusun kawasan karst memiliki porositas yang tinggi, baik porositas primer maupun porositas sekunder. Dalam hitungan sederhana, dengan asumsi curah hujan 2000 mmtahun setengahnya menjadi air tanah, luas calon tambang batugamping 700 hektar dan porositas batugamping rata-rata 20, dengan mengupas lahan sedalam 5 meter saja air hujan yang tidak akan terserap mencapai 7 juta meter kubik Nugroho 2008. b. Penggalian posfat guano di dalam Goa Pawon Kegiatan penggalian guano di Goa Pawon Gambar 9 dilakukan untuk dijadikan pupuk karena sangat menyuburkan bagi tanaman. Menurut Yondri 2009, penggalian guano tidak hanya dilakukan pada permukaan lantai goa, tetapi hingga mencapai kedalaman yang bervariasi antara 2-4 meter sehingga seluruh lapisan budaya yang diperkirakan di masa lalu terdeposisi di tempat itu hilang. Sumber: Yondri 2009 Gambar 9 Karung yang berisi posfat guano. 34 Kegiatan penggalian ini sebenarnya sudah diangkat sebagai topik utama, baik dalam seminar di kalangan pemerintahan, sasarsehan di kalangan masyarakat, audiensi dengan kalangan pemerintah, maupun melalui media massa. Namun permasalahan tersebut masih belum bisa dihentikan karena desakan kebutuhan ekonomi. c. Kegiatan pertanian musiman di puncak Pasir Pawon Kegiatan pertanian musiman dilakukan pada musim hujan, di mana lahan biasanya diolah dengan membuka seluruh bagian permukaan tanah di bagian pelataran puncak, tanahnya disiangi atau seluruh semak belukar yang ada ditebas habis sehingga seluruh bidang permukaan yang mengandung tanah menjadi terbuka dan kosong dari segala jenis tanaman. Kegiatan pertanian yang dilakukan adalah pertanian palawija seperti singkong, padi huma, jagung, kacang-kacangan, ketela dan tanaman pertanian lainnya Gambar 10. a b Gambar 10 Kondisi puncak Pasir Pawon; a Tanaman pertanian di Puncak Pasir Pawon, b Kegiatan penyiangan tanah. Kegiatan pertanian ini masih terus berlangsung sampai sekarang, meskipun sudah ada Perbup. Bandung Barat No. 72010 tentang perlindungan kawasan Goa Pawon. Menurut Reni Sekretaris Ketua Dinas Pertambangan dan Mineral KBB, 10 Februari 2011, Komunikasi Pribadi, status lahan kawasan Goa Pawon sebenarnya adalah milik negara, tetapi masih ada masyarakat yang menyebutkan bahwa lahan tersebut adalah miliknya. Kemudian pihak ESDM KBB meminta bukti sertifikatbukti kepemilikan lahan dari masyarakat tersebut, tetapi sampai saat ini belum ada yang mengajukan sertifikat tanah tersebut ke pihak ESDM KBB. Untuk mengembalikan fungsinya, dibutuhkan upaya rehabilitasi dengan tujuan untuk mengurangi tingkat erosi dengan cara menghentikan kegiatan 35 pertanian yang mengandalkan pengairan dari curah hujan tersebut dan menggantikannya dengan menghutankan kembali area. d. Penurunan kualitas dan kuantitas air tanah di Goa Pawon Kawasan karst memiliki nilai-nilai strategis antara lain sebagai pemasok dan tandon air untuk keperluan domestik PBB memperkirakan persediaan air sekitar 25 penduduk dunia merupakan sumber air karst, Ko 1997. Mudahnya air tanah karst tercemar merupakan konsekuensi dari kondisi geologi dan geomorfologi eksokarst di atasnya. Di bawah kaki Pasir Pawon terdapat satu mata air yang terletak di sebelah tenggara Situs Goa Pawon yang disebut Cinyusuan yang merupakan sumber air bersih bagi masyarakat. Sumber mata air ini digunakan oleh masyarakat untuk mengaliri sawah, mandi, minum dan pemenuhan kebutuhan lainnya Gambar 11. a b c Gambar 11 Penggunaan air : a Sumber mata air Cinyusuan, b Aliran air untuk mengairi sawah, c Bak penampungan untuk mandi dan keperluan lainnya. Biasanya volume bak penampungan air tidak pernah berkurang walaupun musim kemarau, tetapi sekarang kondisinya sudah berbeda. Menurut penuturan Koswara Ketua RT Kampung Pawon, 25 Februari 2011, Komunikasi Pribadi, telah terjadi penurunan volume air jika dibandingkan dengan kondisi beberapa 36 tahun yang lalu ketika pertambangan dan kegiatan pertanian masih terkontrol. Pengurangan penyerapan air ini dipengaruhi oleh kondisi permukaan kawasan yang telah berubah menjadi lahan pertanian yang tidak tertata dan berdampak terhadap penurunan kelembaban udara di dalam goa. BPLHD 2010 menyatakan perubahan kelembaban udara dalam goa tersebut dapat mengusir satwa penghuni goa kelelawar yang mempunyai peranan sangat penting secara ekologi dalam mengatur keseimbangan ekosistem. Vegetasi kawasan karst memegang peranan penting, terutama pada sistem hidrologi karena dapat menghindari terjadinya run-off yang berlebihan. Kegiatan penebasan vegetasi, pengupasan tanah penutup, penggalian batugamping akan mengubah bentang alamlahan eksokarst di kawasan karst yang juga akan mengubah atau melenyapkan unsur-unsur endokarst seperti goa-goa, stalagtit dan stalagmit Sumardja 2000. e. Sumberdaya karst kawasan Goa Pawon yang tidak dapat diperbaharui Kawasan karst dikenal sebagai suatu lingkungan yang memiliki daya dukung sangat rendah dan tidak dapat diperbaiki jika telah mengalami kerusakan rentan atau peka terhadap pencemaran karena pembentukannya memerlukan waktu yang sangat lama rata-rata mencapai jutaan tahun. Benturan kepentingan untuk melakukan konservasi serta tekanan penduduk untuk memanfaatkan sumberdaya alam karst pada akhirnya menimbulkan beberapa permasalahan, seperti kegiatan penambangan batu gamping di kawasan Pasir Masigit. Sehingga kawasan karst dan segala komponen yang ada di dalam dan di luar kawasan yang rentan terhadap gangguan ini terancam hilang keberadaannya. Padahal kawasan Goa Pawon ini menyimpan nilai sejarah-kepurbakalaan. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya konservasi kawasan Goa Pawon agar tetap terjaga keberadaannya dan fungsinya dapat dirasakan secara berkelanjutan. 5.3.2 Faktor eksternal kawasan Goa Pawon 5.3.2.1 Peluang kawasan Goa Pawon