Ancaman terhadap kawasan Goa Pawon

38 kawasan. Contohnya penelitian yang dilakukan oleh Kelompok Riset Cekungan Bandung di kawasan Goa Pawon dan berhasil menemukan nilai peninggalan sejarah di dalamnya serta penyediaan bibit tanaman untuk penghijauan oleh Distanbunhut dan KLH KBB. 5. Peningkatan dukungan masyarakat terhadap kegiatan perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan lestari Menurut BPLHD 2010, masyarakat penambang batu dan pengusaha penambangan batu mendukung penetapan Goa Pawon sebagai cagar alamkawasan lindung yang tidak boleh dieksploitasi. Dukungan masyarakat ini dapat terus ditingkatkan melalui program-program yang melibatkan dan mengikutsertakan masyarakat, seperti dalam hal perencanaan, pengelolaan dan pengawasan.

5.3.2.2 Ancaman terhadap kawasan Goa Pawon

1. Kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang konservasi kawasan karst, khususnya kawasan Goa Pawon. Potensi permasalahan ini terjadi karena informasi tentang nilai strategis kawasan karst dan ekosistem karst belum banyak diketahui. Data dan informasi yang ada sifatnya masih belum utuh, tetapi masih tergantung dari sumber data dan kepentingan yang sifatnya sektoral. Selain itu, permasalahan ini juga terjadi akibat kurangnya interaksi dari pihak yang mempunyai kepentingan dan pengaruh terhadap kawasan untuk melakukan sosialisasi terhadap masyarakat sekitar kawasan Pawon tentang nilai penting kawasan karst. Hal ini mengakibatkan minimnya informasi yang tersebar kepada kalangan masyarakat luas mengenai potensi dan nilai penting kawasan karst di Indonesia yang peranannya sangat dibutuhkan secara berkelanjutan. 2. Kurangnya pelibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan Goa Pawon. Koswara Ketua RT Kampung Pawon, 26 Februari 2011, Komunikasi Pribadi menyatakan bahwa jarang sekali masyarakat dilibatkan atau dimintai pendapat untuk pengembangan kawasan Goa Pawon, hal ini membuat masyarakat kecewa. Akibatnya, beberapa bulan yang lalu terjadi penghancuran papan penunjuk jala n yang bertuliskan “Kampung Budaya”. Dalam hal ini, masyarakat 39 sama sekali tidak dilibatkandiberi informasi tentang pemasangan papan penunjuk jalan tersebut, padahal status “Kampung Budaya” tersebut pun belum diresmikan. Masyarakat sebagai pihak yang berinteraksi langsung dengan kawasan seharusnya dapat dilibatkan dalam peran konservasi dan bisa bekerjasama dengan para stakeholder pengelola kawasan Goa Pawon. Selain itu, masyarakat perlu ditingkatkan aksesnya dalam menyuarakan aspirasi sesuai kapasitas mereka terhadap kegiatan konservasi. Kelompok-kelompok yang telah ada di masyarakat akan membantu dalam pengelolaan kawasan tersebut dan meminimalkan konflik sosial jika memang benar-benar dilakukan pemberdayaan masyarakat secara partisipatif Azhari 2007; Falah 2008; ITTO 2010. 3. Konflik kepentingan antar stakeholder Ancaman ini terjadi akibat belum jelasnya peruntukkan kawasan karst, adanya ego sektoral yang tinggi, buruknya koordinasi dan rendahnya peran serta masyarakat atas dasar kepentingan masing-masing. Kurangnya pelibatan masyarakat dalam hal pengelolaan dapat memicu terjadinya konflik sosial yang dapat menimbulkan kerugian sosial yang ditanggung oleh masyarakat secara luas. 4. Terbatasnya dana dan belum optimalnya sharing dana antara pemerintah dan masyarakat sekitar Goa Pawon. Telah turunnya anggaran dari Pemprov Jabar senilai Rp 600.000.000,- pada tahun 2010 khusus untuk pembenahan Situs Goa Pawon yang akan ditata dan dikembangkan sebagai tujuan wisata masih belum optimal dalam pembangunannya. Sementara itu, fasilitas masih kurang optimal dan kondisi jalan menuju Situs Goa Pawon masih buruk dengan kondisi tanah liat dan batu kapur yang berubah sangat licin ketika hujan. Potensi permasalahan ini terjadi karena belum adanya kepercayaan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Kabupaten dan masyarakat dalam sharing dana. Hal ini menyebabkan tersendatnya kegiatan pengembangan Situs Goa Pawon dan lingkungan sekitarnya. 5. Pencemaran lingkungan akibat kegiatan pertambangan di sekitar kawasan Goa Pawon Hal ini memberikan kesan negatif terhadap nilai keindahan kawasan karst, seperti kepulan asap hitam dari pabrik pembakaran kapur Gambar 12 yang mengganggu pandangan mata sekaligus mengakibatkan pencemaran udara. Selain 40 itu, kondisi perbukitan yang kurang tertata akibat pertambangan juga mengganggu pemandangan dan membuat pandangan mata tidak sedap. Gambar 12 Kepulan asap hitam dari pabrik pembakaran kapur.

5.4 Analisis SWOT Pengelolaan Kawasan Goa Pawon