Permasalahan Lingkungan Kawasan Karst Pengelolaan dan Pemanfaatan Kawasan Karst

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Permasalahan Lingkungan Kawasan Karst

Permasalahan lingkungan kawasan karst yang umumnya terjadi adalah perubahan bentang alam, pencemaran air, perubahan debit mata air dan menurunnya keanekaragaman hayati. Berbagai masalah tersebut disebabkan oleh beberapa kegiatan diantaranya penambangan, pertanian, pembangunan sarana fisik dan pariwisata KMNLH 1999. Selain itu, Ko tahun 1998 pada Lokakarya Kelompok Kerja Pemanfaatan Goa dan Karst menjelaskan bahwa beberapa akar permasalahan goa dan karst di Indonesia diantaranya adalah: 1 masih rendahnya apresiasi di kalangan pemerintah untuk pelestariam karst karena target pembangunan jangka pendek yang hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, 2 adanya pandangan bahwa kawasan batu gamping hanya sebagai bahan tambanggalian terutama sebagai bahan baku untuk industri semen, 3 masih sedikit ahli yang terkait dengan karst di Indonesia, 4 adanya bentrokan kepentingan sektoral akibat belum diterapkannya pendekatan pengelolaan secara holistik untuk kawasan karst di Indonesia. Kawasan Goa Pawon memiliki potensi sumberdaya alam yang sangat besar, diantaranya adalah keberadaan batu gamping yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi. Industriperusahaan yang bergerak di bidang pertambangan hanya memandang potensi ini sebelah mata tanpa memperhatikan aspek konservasi dalam pemanfaatannya. Selain itu, bentrok kepentingan sektoral masih terjadi dalam pemanfaatan kawasan seperti konflik kepentingan antar stakeholder yang terjadi akibat adanya berbagai kepentingan dan pengaruh dalam pemanfaatan kawasan. Penyebaran informasi dan pengetahuan tentang kawasan karst di Indonesia juga masih sangat rendah, sehingga masyarakat tidak mengetahui nilai penting kawasan karst.

2.2 Pengelolaan dan Pemanfaatan Kawasan Karst

IUCN 1997 menyebutkan bahwa perlindungan terhadap ekosistem kawasan karst harus diberikan kepada kawasan dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1. Memiliki nilai keaslian sosial dan budaya masyarakat yang tinggi 2. Merupakan rangkaian yang memiliki nilai-nilai kekayaan penting dalam satu lokasi 3. Mengalami kerusakan lingkungan yang paling sedikit 4. Merupakan suatu tipe yang tidak ada padanannya dalam sistem kawasan lindung di negeri atau zona biografi di mana kawasan tersebut berada. Kawasan Goa Pawon sudah memenuhi ciri-ciri yang disebutkan oleh IUCN tersebut, sehingga kawasan Goa Pawon ini harus mendapatkan perlindungan baik dari tingkat nasional maupun internasional. Pengelolaan kawasan karst bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan kawasan karst, guna menunjang pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Pengelolaan kawasan karst mempunyai sasaran untuk meningkatkan upaya perlindungan kawasan karst dengan cara melestarikan fungsi hidrogeologi, proses geologi, flora, fauna, nilai sejarah serta budaya yang ada di dalamnya; melestarikan keunikan dan kelangkaan bentukan alam di kawasan karst; meningkatkan kehidupan masyarakat di dalam dan di sekitarnya; meningkatkan pengembangan ilmu pengetahuan Kepmen. ESDM No.1456 2000 Berdasarkan Kepmen. ESDM No.1456 2000 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Karst, kawasan karst dibagi menjadi 3 kelas, yaitu: Kawasan Karst Kelas I, Kawasan Karst Kelas II dan Kawasan Karst Kelas III. Berdasarkan zonasi Kawasan Karst Citatah yang dipaparkan oleh Brahmantyo 2000, kawasan Pasir Pawon merupakan Kawasan Karst Kelas I yang merupakan kawasan yang perlu dikonservasi dan tidak boleh ada kegiatan usaha pertambangan, kecuali kegiatan yang berkaitan dengan penelitian yang tidak merubah atau merusak bentuk-bentuk morfologi dan fungsi kawasan karst. Sedangkan untuk kawasan Gunung Masigit merupakan Kawasan Karst Kelas II, yaitu kawasan karst yang dapat dilakukan kegiatan usaha pertambangan dan kegiatan lain setelah kegiatan tersebut dilengkapi dengan studi lingkunganAMDAL sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kawasan karst memiliki banyak nilai penting diantaranya adalah sebagai nilai hidrologi, sejarah-budaya, ekologi, sosial-ekonomi, estetika, wisata dan sebagainya. Nilai-nilai seperti itu perlu dilindungi untuk menjaga keaslian suatu bentangan khas dari suatu ekosistem. Selain itu, karst juga berfungsi sebagai penampung air ketika musim hujan dan sebagai cadangan ketika musim kemarau Samodra 2001. Namun pemanfaatan karst sebagian besar hanya dilihat sebagai nilai ekonomi khususnya dari kegiatan tambang batu kapur.

2.3 Analisis Stakeholder