40 itu, kondisi perbukitan yang kurang tertata akibat pertambangan juga mengganggu
pemandangan dan membuat pandangan mata tidak sedap.
Gambar 12 Kepulan asap hitam dari pabrik pembakaran kapur.
5.4 Analisis SWOT Pengelolaan Kawasan Goa Pawon
Hasil wawancara terhadap stakeholder dan masyarakat menghasilkan faktor- faktor internal dan eksternal yang berperan dalam pengelolaan kawasan Goa
Pawon yang kemudian dimunculkan berbagai alternatif strategi yang relevan dengan menggunakan Matriks SWOT.
5.4.1 Penentuan posisi strategis kawasan Goa Pawon
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan kawasan Goa Pawon ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Berdasarkan perhitungan
pada Lampiran 6 dan 7 antara selisih dari jumlah total faktor internal kekuatan –
kelemahan = - 4 sebagai sumbu X dan selisih dari jumlah faktor eksternal peluang
– ancaman = 8 sebagai sumbu Y untuk menentukan posisi kuadran
kawasan Goa Pawon di dalam diagram analisis SWOT Gambar 13.
8
-4
Gambar 13 Diagram analisis SWOT pengelolaan kawasan Goa Pawon.
Peluang
2. Mendukung Strategi Diversifikasi
4. Mendukung Strategi Defensif
1. Mendukung Strategi Agresif
3. Mendukung Strategi Turn Around
Kekuatan Kelemahan
Ancaman
41
5.4.2 Strategi konservasi kawasan Goa Pawon
Berdasarkan diagram Analisis SWOT, kawasan Goa Pawon berada pada kuadran 3, yaitu untuk mendukung strategi Turn Around yakni konsolidasi,
perbaikan, mengubah cara pandang serta menghilangkan penyebab masalah agar ancaman dapat dihindari. Hal ini berarti bahwa kawasan Goa Pawon mengalami
kelemahan dalam beberapa hal internal, sehingga peluang yang menguntungkan sulit dicapai. Agar strategi tersebut relevan diperlukan tujuan konservasi yang
mengacu pada kondisi kawasan saat ini, tujuannya yaitu: 1.
Konservasi dan pengendalian kerusakan lingkungan kawasan Goa Pawon agar diperoleh pemanfaatan sumberdaya karst kawasan Goa Pawon yang lestari dan
berkelanjutan 2.
Melibatkan dan mengoptimalkan peran masyarakat dalam konservasi kawasan Goa Pawon dalam perlindungan dan pemanfaatan potensi sumberdaya kawasan
Goa Pawon yang berwawasan lingkungan. Berikut adalah matriks analisis SWOT yang digunakan untuk mendapatkan
strategi konservasi kawasan Goa Pawon yang disajikan pada Tabel 5.
42
Tabel 5 Matriks SWOT
FAKTOR INTERNAL
FAKTOR EKSTERNAL
STRENGTHS S
1. Peraturan-peraturan yang mendukung perlindungan Goa Pawon dan
Lingkungannya PP No. 262008 tentang Tata Ruang Nasional, Kepmen ESDM No. 1456 K20MEM2000 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan
Karst, Perda Jabar No. 22006 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, Perda Jabar No. 22002 tentang Perlindungan Lingkungan Geologi, Perbup No.
72010 tentang Perlindungan Goa Pawon dan Lingkungannya
2. Daerah resapan air mata air Cinyusuan dan situs purbakala
3. Nilai ilmiah, keindahan, keunikan dan kelangkaan kawasan karst yang tinggi
4. Pasir Pawon merupakan satu-satunya kawasan yang masih asri dan bebas dari
kegiatan pertambangan 5.
Potensi sumberdaya karst dan situs Goa Pawon sebagai potensi wisata WEAKNESSES W
1. Kegiatan penambangan batu gamping
2.
Adanya kegiatan penggalian posfat guano di Goa Pawon
3.
Kegiatan pertanian musiman di puncak Pasir Pawon
4.
Penurunan kualitas dan kuantitas air
5. Sumberdaya karst kawasan Goa Pawon yang tidak dapat
diperbaharui
OPPORTUNITIES O
1. Dukungan internasional yang tinggi terhadap
konservasi kawasan Karst Citatah, terutama untuk situs Goa Pawon
2. Banyaknya pengunjung yang datang berwisata ke
kawasan Goa Pawon 3.
Komitmen pemerintah daerah untuk melindungi, memanfaatkan dan mengembangkan Situs Goa Pawon
4. Keberadaan stakeholder yang potensial dalam hal
pengelolaan melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
5. Peningkatan dukungan masyarakat terhadap kegiatan
perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan lestari
STRATEGI SO STRATEGI WO
1. Pengendalian kerusakan kawasan Goa Pawon
2. Pengembangan pemanfaatan jasa lingkungan
sumberdaya karst kawasan Goa Pawon secara lestari dan berwawasan lingkungan untuk memberikan
nilai tambah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
THREATS T
1. Kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat
tentang konservasi kawasan karst serta pelibatan masyarakat dalam kegiatan pengelolaan
2. Kurangnya pelibatan masyarakat dalam pengelolaan
kawasan Goa Pawon
3.
Konflik kepentingan antar stakeholder
4. Terbatasnya dana dan belum optimalnya sharing dana
antara pemerintah dan masyarakat sekitar Goa Pawon
5. Pencemaran lingkungan akibat kegiatan pertambangan
di sekitar kawasan Goa Pawon STRATEGI ST
STRATEGI WT
42
Berdasarkan permasalahanisu
kawasan Goa
Pawon yang
telah diidentifikasi, maka dibuat Strategi Turn Around untuk konservasi kawasan Goa
Pawon sebagai berikut:
1. Pengendalian kerusakan kawasan Goa Pawon
Strategi ini digunakan agar kelemahan dari kawasan Goa Pawon dapat diminimalisirdiperbaiki, sehingga berbagai peluang pengembangan kawasan Goa
Pawon dapat diberdayakan. Teknistaktik yang digunakan yaitu: a.
Kegiatan rehabilitasi lahan, meliputi penataan permukaan lahan dan reklamasi lahan bekas penambangan merupakan hal yang sangat mendasar untuk
dilakukan dalam kegiatan pengembangan kawasan Goa Pawon dan pengembangan jalur wisata di kawasan Goa Pawon
Rehabilitasi lahan bisa dimulai di kawasan puncak Pasir Pawon yang selama ini telah diolah oleh masyarakat sebagai tempat bercocok tanam musiman.
Rehabilitasi di lokasi ini ditujukan untuk mengurangi tingkat erosi dengan cara menghentikan kegiatan pertanian yang mengandalkan pengairan dari curah hujan
dan menggantikannya dengan penghutanan kembali area.
Rehabilitasi lahan selanjutnya yang perlu dilakukan adalah di lahan bekas penambangan yang rawan akan bahaya longsor. Dalam kegiatan rehabilitasi
tersebut perlu dilakukan penanaman pohon-pohon terutama dari jenis yang disukai dan dapat mengundang kedatangan burung-burung. Salah satunya adalah jenis
Dadap serep Erythrina lithosperma, Bl. non Miq. dengan tinggi sampai 22 m dan pohonnya agak besar. Selain itu, Beringin Ficus benjamina, L. juga dapat
ditanam di daerah karst, pohon beringin merupakan suatu tumbuhan yang tumbuh di lereng terjal berbatu. Pohon beringin ini cocok sekali untuk menghutankan
daerah tandus karst yang telah kehilangan lapisan tanah yang subur, sehingga diharapkan dengan hijaunya kawasan dan jalur wisata ini keterlindungan kawasan
dapat dijaga, sekaligus memberikan suasana sejuk dan nyaman bagi para wisatawan ataupun pengunjung yang datang ke kawasan tersebut untuk mencari
udara segar. Dalam hal ini, cara pandang pengelola harus difokuskan terhadap
konservasi kawasan, bukan hanya semata-mata memanfaatkan kawasan untuk tujuan ekonomi dan wisata. Kegiatan perbaikan ini harus dikonsolidasikan dengan
pihak Pemerintah Provinsi Jawa Barat, stakeholder dan masyarakat agar terjalin persamaan persepsi dengan hasil akhir peningkatan ekonomi masyarakat.
b. Konservasi sumberdaya air di kawasan Goa Pawon
Agar tidak terjadi pencemaran air penurunan kualitas air diperlukan pengendalian dan pengurangan penggunaan pupuk kimia dan pestisida di sekitar
sumber mata air dan daerah tangkapan air. Selain itu diperlukan kegiatan penghijauan di daerah tangkapan air untuk mengurangi sedimentasi dan
rehabilitasi daerah tepian sumber mata air untuk mengurangi penguapan air. Kemiri Aleurites moluccana, Wild. bisa digunakan untuk melindungi daerah
resapan air karena memiliki daya evapotranspirasi rendah. Kemiri bisa tumbuh pada lahan kritis dan kering dengan baik tanpa menggunakan pupuk. Berdasarkan
Perda. Jabar No. 2 Tahun 2006 Pasal 18, kriteria kawasan sekitar mata air adalah kawasan dengan radius sekurang-kurangnya 200 meter di sekitar mata air.
2. Pengembangan pemanfaatan jasa lingkungan sumberdaya karst kawasan
Goa Pawon secara lestari dan berwawasan lingkungan untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Strategi ini digunakan untuk melindungi kawasan Goa Pawon yang mencakup semua aspek pengelolaan kawasan, seperti aspek biotik, abiotik, sosial,
ekonomi dan budaya, karena selama ini kegiatan pemanfaatan kawasan hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan ekonomi tanpa memperhatikan perlindungan
kawasan aspek ekologi. Teknistaktik yang digunakan yaitu: a.
Wisata kawasan Goa Pawon Berbasis Masyarakat, yaitu menjadikan masyarakat sebagai pelaku utama subyek pengelolaan kawasan karst
Pola pengembangan wisata ini mendukung dan memungkinkan keterlibatan penuh oleh masyarakat setempat dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan pengelolaan usaha wisata dan segala keuntungan yang diperoleh. Wisata berbasis masyarakat merupakan usaha wisata yang menitikberatkan peran aktif
komunitas. Hal tersebut didasarkan kepada kenyataan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan tentang alam, sejarah Goa Pawon serta budaya yang menjadi potensi
dan nilai jual sebagai daya tarik wisata, sehingga pelibatan masyarakat menjadi mutlak. Pola wisata berbasis masyarakat mengakui hak masyarakat lokal dalam
mengelola kegiatan wisata di kawasan yang mereka miliki secara adat ataupun sebagai pengelola.
Wisata berbasis masyarakat dapat menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat setempat dan mengurangi kemiskinan, di mana penghasilan wisata
adalah dari jasa-jasa wisata untuk turis: fee pemandu; ongkos transportasi; homestay; menjual kerajinan dan lain-lain. Wisata membawa dampak positif
terhadap pelestarian lingkungan dan budaya asli setempat yang pada akhirnya diharapkan akan mampu menumbuhkan jati diri dan rasa bangga antar penduduk
setempat yang tumbuh akibat peningkatan kegiatan wisata. b.
Peningkatan kapasitas masyarakat dalam konservasi kawasan Goa Pawon Kegiatan
ini bertujuan
untuk melibatkan
masyarakat untuk
mengoptimalkan dan melestarikan sumberdaya lingkungan kawasan Goa Pawon. Program aksi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat
dalam konservasi kawasan ini adalah: 1 Edukasi dan sosialisasi tentang kawasan Goa Pawon dan konservasinya, 2 Pembuatan booklet dan buku tentang kawasan
Goa Pawon dan konservasinya yang dapat langsung disebarluaskan kepada masyarakat.
5.5 Peran Stakeholder dalam Strategi Konservasi Kawasan Goa Pawon