17
BAB IV KONDISI UMUM
4.1 Letak dan Luas
Kawasan Goa Pawon sebagaimana ditetapkan oleh Perbup. Bandung Barat No. 7 Tahun 2010 meliputi Gunung Pawon dan Gunung Masigit terletak di Desa
Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, atau sekitar 25 km arah barat Kota Bandung. Kawasan Goa Pawon ini memiliki luas
areal kurang lebih 31,9 Ha dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: -
Sebelah Utara : Kampung Pawon dan Kampung Mekar Mulya
- Sebelah Selatan : Sungai Cibukur dan Jalan Desa Gunung Masigit
- Sebelah Barat
: Tanah milik PT. Bukit Asar -
Sebelah Timur : Kampung Mekar Mulya
4.2 Sejarah Kawasan
Goa Pawon terletak di sisi tebing bukit Karst Gunung Masigit yang oleh penduduk setempat dinamakan Goa Pawon. Penamaan ini disesuaikan dengan
salah satu ruang yang memiliki bagian atap tembus ke angkasa yang dianggap masyarakat setempat sebagai sebuah cerobong asap. Karena bentukan inilah
kemudian kompleks goa tersebut dinamakan Goa Pawon Bahasa Sunda, pawon artinya dapur. Situs Goa Pawon merupakan situs kepurbakalaan yang berumur
sekitar 6.000-10.000 tahun yang lalu Perbup. Bandung Barat No. 7 Tahun 2010. Menurut Yondri 2009, sebagai bukti bahwa kawasan Goa Pawon pernah
dihuni oleh manusia purba secara terus-menerus, goa ini terdiri dari beberapa ruangan yang kemudian diberi nama-nama khusus, seperti ruang utama, ruang
makan, ruang dapur, ruang anak, dan lain-lain. Apalagi, di tempat ini kemudian ditemukan peralatan batu berbentuk sederhana sampai pecahan-pecahan gerabah
dengan pola hias dalam jumlah yang sangat berlimpah dan bervariasi. Jika kita mengunjungi goa itu sekarang, barang-barang tersebut tidak lagi berada di
tempatnya semula, melainkan berada di Balar Bandung. Meski demikian, ruang- ruang yang dimaksudkan masih dapat kita lihat.
Gunung Pawon merupakan Karst Kelas I dengan kondisi kawasan yang masih asri dan terbebas dari kegiatan pertambangan batu kapur. Sedangkan
18 kondisi morfologi Gunung Masigit yang merupakan Karst Kelas II sudah rusak
karena aktivitas pertambangan dalam skala besar tanpa adanya reklamasi lahan
bekas tambang oleh perusahaan pertambangan.
4.3 Aksesibilitas