10
II. TINJAUAN TEORITIS
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan membawa konotasi pemberian derajat kewenangan yang lebih tinggi kepada komunitas untuk melakukan pilihan-pilihan ekonomi,
meningkatkan kapasitas dalam penguasaan sumberdaya ekonomi, memberikan posisi dan kewenangan lebih besar dalam menentukan sesuatu yang pada
akhirnya akan mengembangkan hidupnya. Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan empowerment berasal dari kata power kekuasaan atau
keberdayaan dalam arti pemberian atau peningkatan kekuasaan power kepada masyarakat yang lemah atau tidak beruntung disadvantaged
Empowerment aims to increase the power of disadventaged. Dengan demikian pemberdayaan memuat dua pengertian kunci, yakni kekuasaan dan kelompok
lemah. Kekuasaan di sini diartikan bukan kekuasaan politik, melainkan kekuasaan atau penguasaan atas pilihan-pilihan personal dan kesempatan
hidup, pendefinisian kebutuhan, ide atau gagasan, lembaga-lembaga, sumber- sumber, aktivitas ekonomi dan reproduksi. Sementara kelompok lemah atau
tidak beruntung meliputi kelompok lemah secara struktural, kelompok lemah secara khusus dan kelompok lemah secara personal Ife, 2002.
Menurut Parsons, pemberdayaan adalah sebuah proses di mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan
mempengaruhi terhadap kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya.
Beragam definisi pemberdayaan menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses pemberdayaan adalah
serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan dan keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat. Sebagai tujuan, menunjuk pada keadaan
atau hasil yang ingin dicapai oleh perubahan sosial, yakni masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan, atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti memilik kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi,
mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya Suharto, 2004.
11 Konsep pemberdayaan dalam wacana pembangunan masyarakat
selalu berhubungan dengan konsep mandiri, partisipasi, jaringan kerja dan keadilan. Dengan demikian, konsep pemberdayaan adalah upaya untuk
menempatkan seluruh masyarakat dalam posisi sentral dalam pembangunan people centre development
sehingga memiliki kemampuan untuk
melaksanakan sendiri berbagai aktivitas pembangunan dengan memanfaatkan sumber daya yang sudah ada dalam masyarakat itu sendiri
Hikmat, 2001. Hal ini selaras dengan konsep pengembangan masyarakat community development sebagai suatu pendekatan pembangunan yang
diartikan sebagai suatu gerakan yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup keseluruhan komunitas melalui partisipasi aktif, dan jika memungkinkan
berdasarkan prakarsa komunitas Adi, 2003. Dari pemahaman di atas dalam pengembangan masyarakat,
pemberdayaan menitikberatkan pada pengembangan komunitas sebagai bagian dari perubahan berencana yang dimanifestasikan sebagai suatu
gerakan yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup keseluruhan masyarakat melalui partisipasi aktif dan inisiatif dari masyarakat. Dengan
demikian dalam pengembangan komunitas, inisiatif dan partisipasi masyarakat memperoleh ruang yang sang at penting dalam memenuhi
kebutuhan komunitasnya Brokensha dan Hodge, 1970. Demikian pula konsep pemberdayaan bagi bakul pasar tradisional desa
Bantul, menitikberatkan pada pengembangan kelembagaan ekonomi yang lahir dan dikembangkan dengan memberikan derajat kewenangan yang tinggi bagi
inisiatif dan partisipasi aktif serta berorientasi pada bakul pasar sendiri.
2.1.2. Pengertian Komunitas