48 kekuasaan. Sedangkan persepsi komunitas bakul pasar terhadap hutang adalah
bahwa hutang merupakan tindakan sosial yang memiliki konotasi negatif dan cenderung tabu dibicarakan. Sebab hutang bisa mengindikasikan
ketidakmampuan finansial seseorang, oleh karena itu sangat berpengaruh terhadap status sosial seseorang.
Tipologi Gerakan Sosial menurut Orientasi Perubahan yang dikehendaki.
Tabel 8 Tipologi Gerakan Sosial menurut Orientasi Perubahan yg dikehendaki
Ciri Orientasi Pumpunan Utama
Contoh Kasus
Orientasi Nilai Perubahan dalam nilai-
nilai budaya, norma dan sistem kepercayaan.
Lazimnya melalui persuasi, propaganda,
pendidikan Gerakan melawan ketergantungan
kepada “bank plecit” dengan persuasi dan propaganda kredit
bunga murah
Hutang yang sebelumnya dianggap tabu akhirnya menjadi biasa
dilakukan oleh orang jawa kepada institusi finansial formal dan informal
Sedangkan Tipologi Gerakan Sosial menurut skala dan aras perubahan yang dikehendaki: Gerakan Reformatif, perubahan sebagian fungsi nilai sosial
dalam masyarakat. Contoh Kasus : Kredit Bagi bakul pasar.
5.3. Analisis Rugi Laba Usaha
Berdasarkan hasil wawancara, terdapat kecenderungan bahwa bakul pasar memanfaatkan kredit dari “bank plecit” untuk dua macam tujuan,
tergantung pada stratifikasi bakul pasar dan jangkauan aktivitas usahanya. Para bakul pasar pada stratifikasi atas sering menginvestasikan pinjaman tersebut
untuk memperluas skala usaha atau untuk melakukan diversivikasi usaha. Sedangkan untuk bakul pasar dengan skala usaha yang lebih kecil
memanfaatkannya untuk menutupi biaya operasional sampai untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Bakul pasar pada lapisan inilah yang perlu
mendapatkan perhatian dan diberdayakan. Bagi bakul pasar yang memiliki skala usaha lebih besar, kredit informal
semacam ini dirasakan sangat sesuai digunakan untuk memenuhi kebutuhannya akan barang dagangan dengan jumlah besar dalam jangka waktu yang pendek.
49 Namun lain halnya dengan bakul pasar strata bawah, selain untuk tujuan
produksi mereka memanfaatkan kredit tersebut bahkan untuk konsumsi sehari- hari, sebuah realita yang semakin membuat mereka tergantung kepada “bank
plecit”. Secara umum dapat disimpulkan, komunitas bakul pasar terbesar yang
memanfaatkan jasa “bank plecit” adalah mereka dari strata pendapatan yang rendah. Pendapatan mereka seringkali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya sehingga harus ditutup dengan pinjaman dari kredit informal. Tabel 9 Pendapatan Per Bulan Bakul Pasar
Pendapatan Per Bulan Rp. Pelapisan
0,- 300.000,-
499.9 99,-
Jumlah Bakul
s.d. s.d.
s.d.
Pasar 299.999,-
499.000,- n
Responden
Rendah Sedang
Tinggi
TOTAL Ideran
66.67 33.33
0.00 3
100.00
Tlasaran 60.00
40.00 0.00
10 100.00
Los
25.00 58.33
16.67 12
100.00
Kios
0.00 20.00
80.00 5
100.00 Jumlah :
30
Sumber: Data Penelitian
Dalam mengelola usahanya, para bakul pasar sangat minimal dalam mempergunakan instrumen administrasi seperti catatan-catatan apalagi
pembukuan yang rapi. Realitas yang lebih sering dijumpai adalah, me reka hanya memanfaatkan kemampuan intuisinya dalam mengatur arus kas, manajemen
keuangan, perhitungan laba-rugi dan memecahkan kalkulasi-kalkulasi aritmetik dagang.
Guna memahami kondisi kredit “bank plecit”, perlu membedakan beberapa tipe-tipe kredit yang ditawarkannya di pasar Bantul. Kredit rolasan
adalah paket pinjaman yang harus dikembalikan dalam jangka waktu dua belas hari cicilan dan biasa disebut kredit harian. Kemudian Kredit patlikuran,
telungpuluhan dan suidakan adalah paket kredit harian yang lain dengan jangka waktu pengembalian dua puluh empat, tiga puluh dan enam puluh hari. Bunga
yang ditetapkan untuk masing-masing kredit harian adalah dua puluh persen untuk setiap periode tersebut. Sedangkan kredit dengan jumlah di atas Rp.
500.000,- diberikan dengan paket kredit setahunan dengan bunga bervariasi
50 mulai dari 15 persen sampai dengan 20 persen tergantung pola hubungan
nasabah dengan “bank plecit”. Untuk melihat sejauh mana kredit dari bank plecit dan bank pasar dapat
memberikan profit dan me ngembangkan usaha bagi bakul pasar, berikut disajikan prediksi kalkulasi rugi laba bakul pasar per hari berdasarkan
wawancara dengan responden.
Tabel 10 Kalkulasi Saldo Rugi-Laba Bakul Pasar Per Hari
Pelapisan Profit Margin
Kredit Bakul
Kotor 12-an
24-an 30-an
60-an setahunan
Bank Pasar Pasar
Per Transaksi i= 1,67 i= 0,83 i= 0,67 i= 0,33 i= 0,06 i= 0,05
Ideran 3
1.33 2.17
2.33 2.67
2.94 2.95
Tlasaran
5 3.33
4.17 4.33
4.67 4.94
4.95
Los
5 3.33
4.17 4.33
4.67 4.94
4.95
Kios 10
8.33 9.17
9.33 9.67
9.94 9.95
Prediksi Rugi Laba Kredit Bank Plecit
Keterangan : •
i = interest = bunga kredit •
Bunga dari setiap paket kredit dikonversikan ke bunga harian •
12-an=rolasan, 24-an=patlikuran, 3 0-an=telungpuluhan, 60-an=suidakan.
Dengan melihat prediksi rugi laba bakul pasar tersebut, posisi yang paling tidak menguntungkan adalah bakul ideran yang mengambil kredi t rolasan dari
“bank plecit”. Hampir setengah dari pendapatan kotornya dalam sehari dipergunakan untuk membayar bunga pinjaman kepada “bank plecit” dengan
asumsi dagangannya laris dan habis terjual. Kondisi akan menjadi sulit bagi bakul ideran apabila barang dagangannya kurang laku sehingga harus mencari
pinjaman dari “bank plecit” yang lain untuk membayar hutang sebelumnya atau dapat diibaratkan “gali lubang tutup lubang”. Dengan situasi seperti itu cepat atau
lambat seorang bakul ideran akan segera mengalami kebangkrutan. Sebaliknya, situasi paling menguntungkan terjadi pada bakul yang
menempati kios dan mengambil kredit dari bank pasar. Setiap hari bakul kios cukup menyisihkan 0,05 dari setiap pendapatan kotor per harinya. Sebagai
ilustrasi, seorang baku l sepeda yang menjual satu unit sepeda dalam satu hari seharga Rp. 100.000,- cukup menyisihkan Rp. 500 dari keuntungan Rp. 10.000,-
yang ia peroleh sehingga ia masih mendapat keuntungan kotor sekitar Rp. 9.500,-
51 Di samping kalkulasi rugi laba ekonomi, masing-masing kelembagaan
finansial “bank plecit” dan bank pasar juga memberikan keuntungan-kerugian dari perspektif sosial. Berdasarkan wawancara dan pengamatan di lapangan
dapat diidentifikasi keuntungan maupun kerugian dari perspektif sosial sebagai berikut.
Tabel 11. Keuntungan dan kerugian “bank plecit” dan bank pasar dari perspektif sosial
No Komponen
“Bank Plecit” Bank Pasar
1. Syarat
Relatif Mudah tergantung pada:
• Pola hubungan antara
nasabah-“bank plecit” •
Reputasi calon nasabah diantara sesama bakul
pasar Berbelit-belit, harus
melewati prosedur: •
Administratif •
Hasil analisis kredit oleh karyawan
• Harus dipenuhi pada
saat pengajuan kredit 2.
Biaya Sosial Murah, karena cukup
diselesaikan di tempat Mahal, karena harus
meninggalkan dagangan yang berarti kehilangan
kesempatan meraih keuntungan berdagang
3. Manfaat Sosial
Sangat memberikan manfaat sosial antara lain:
• Sumbangan sosial
apabila nasabah menderita musibah,
sakit, hajatan. •
Penundaan pembayaran cicilan apabila pasar
sedang sepi pembeli Tidak memberikan manfaat
sosial
Seperti diuraikan dalam tabel 11, dapat diidentifikasi bahwa dari sisi persayaratan, biaya sosial dan manfaat sosial “bank plecit” lebih banyak
memberikan keuntungan karena pendekatan yang mereka lakukan secara personal kepada nasabah bakul pasar. Lain halnya dengan bank pasar, tidak
ubahnya seperti bank-bank konvensional lainnya yang hanya mengejar keuntungan berdasarkan logika efisiensi tanpa memperdulikan kondisi personal
dan sosial dari nasabah-nasabahnya.
52
VI. PROGRAM KREDIT BANK PASAR DAN “BANK PLECIT” BAGI BAKUL PASAR