43 anggota atau keluarganya meninggal dunia maka secara otomatis, segala
macam urusan sudah pasti terselesaikan dengan rapi, sejak dari pengurusan jenazah sampai pemakamannya.
5.2. Tinjauan Modal Sosial dan Gerakan Sosial yang berkembang di
Pasar Bantul
Sebe lum mengkaji lebih jauh tentang pengembangan Modal Sosial dan Gerakan Sosial, terlebih dahulu akan dianalisis kelembagaan yang sudah ada
dan tumbuh di lingkungan komunitas pasar Bantul, utamanya adalah kelembagaan finansial. Dalam komunitas Pasar Bantul, Kelembagaan keuangan
yang ada tersegmentasi ke dalam dua kategori, yaitu : 1. Kelembagaan Finansial Formal dan 2. Kelembagaan Finansial Informal.
Kelembagaan Finansial Formal yang ada pada Komunitas Pasar Bantul, adalah :
Tabel 7 Kelembagaan finansial formal yang ada di pasar Bantul
No Kelembagaan Formal
Sumber Modal Partisipan
Jangkauan
1. PD BPR Bank Pasar Bantul
Pem. Kab. Bantul •
Calon Nasabah •
Lurah Pasar •
Ka. Paguyuban Bakul Pasar
• Bakul Pasar
• Komunitas
Pasar Bantul •
PNS 2.
Pelayanan Kas Bank Danamon Bank Umum
Swasta •
Lurah Pasar •
Calon Nasabah •
Bakul Pasar 3.
Bank BPD DIY Cabang Bantul Pem. Prop. DIY
• Lurah Pasar
• Calon Nasabah
• Bakul Pasar
• Masyarakat
Umum •
PNS 4.
Bank BRI Cabang Bantul Bank Umum
Pemerintah •
Lurah Pasar •
Calon Nasabah •
Bakul Pasar •
Masyarakat Umum
• PNS
5. BMT Loh Jinawi
BPR Syariah •
Lurah Pasar •
Calon Nasabah •
Bakul Pasar 6.
KUD Koperasi
• Lurah Pasar
• Calon Nasabah
• Bakul Pasar
• Petani
7. Pegadaian
Pemerintah •
Lurah Pasar •
Calon Nasabah •
Bakul Pasar •
Masyarakat Umum
Kelembagaan Finansial Informal yang berhasil diidentifikasi pada Komunitas Pasar Bantul :
1. “Bank plecit” Profesi “bank plecit” sangat populer di lingkungan komunitas bakul pasar.
Mereka menawarkan kredit jangka pendek tanpa jaminan namun bunga yang diterapkan sangat tinggi yaitu 20 setiap periode kredit. Dalam prakteknya
44 mereka berusaha memelihara ketergantungan nasabahnya melalui hubungan
interpersonal, kultural bahkan keagamaan. Dari perspektif sosiologis, ada sejumlah partisipan yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat
dalam konstruksi sosial realitas hutang piutang uang di pasar Bantul. “bank plecit” dan bakul pasar adalah partisipan yang terlibat langsung dalam hutang
piutang tersebut. Sedangkan partisipan yang tidak terlibat secara langsung adalah penduduk sekitar yang mengetahui seluk be luk praktek pinjam
meminjam uang tersebut. 2. Mindrink
Adalah tak ubahnya “bank plecit” yang menawarkan pinjaman namun dalam bentuk barang dengan mengunjungi nasabah dari pintu ke pintu. Wilayah
operasinya mulai dari pasar-pasar desa sampai ke pemukiman penduduk setempat. Bunga yang diterapkan mindrink cukup bervariasi tapi tidak kurang
dari 20 setiap 10 kali cicilan, bahkan ada yang sampai 40 dari nilai barang yang dikreditkan.
3. Pegadaian Informal Kelembagaan ini merupakan bisnis informal, manajemennya sama sekali
tidak berdasarkan regulasi formal. Bisnis ini dikelola oleh individu sebagai pemilik bisnis tersebut. Orang yang berharap mendapatkan pinjaman
sejumlah uang harus menyerahkan barang pribadinya sebagai sebuah jaminan. Pemilik bisnis ini memiliki informasi mengenai tentang harga-harga
properti yang sedang berlaku sehingga memungkinkan mereka untuk menaksir barang-barang yang akan digadaikan kepada mereka. Tingkat
bungan yang ditetapkan biasanya 20 dalam setiap periode tertentu. 4. Komisi Pinjaman
Adalah orang yang berlaku sebagai loan broker dimana ia berlaku sebagai seseorang yang menyediakan informasi dan membantu nasabah dalam
memperoleh pinjaman baik dari institusi formal maupun informal. Komisi sebagai imbalan jasa biasanya ditetapkan sebesar 2,5 dari total kredit
nasabah. Orang-orang yang berprofesi sebagai loan broker ini biasanya beroperasi di depan pegadaian formal atau bank. Namun di lain kesempatan
komisi pinjaman juga berpraktek sebagai negosiator antara nasabah dengan institusi kredit informal.
45
5. Pinjaman Tuan Tanah Tuan tanah adalah orang yang memiliki tanah pertanian yang luas dan pada
saat yang sama menawarkan pinjaman kepada para petani maupun buruh tani. Pinjaman yang diperoleh tidak dikembalikan berupa uang tunai
melainkan dalam bentuk “bahu” atau tenaga dengan bekerja kepada tuan tanah.
6. Tengkulak Profesi ini menawarkan pinjaman kepada petani kecil atau buruh tani dengan
sistem ijon. Pinjaman ditawarkan sebelum panen bahkan di saat tanaman padi masih hijau maka disebut sistem ijon dengan harapan dapat
menguasai panen dengan menetapkan harga serendah mungkin dan petani tidak lagi memiliki hak atas panenan mereka.
7. Pinjaman Teman dan Kerabat Ini merupakan sistem tabungan dan kredit tanpa bunga yang dilakukan atas
hubungan teman dan kerabat yang biasanya berdasarkan pada kepercayaan. Seseorang individu yang meminjamkan uang kepada temannya memiliki
harapan bahwa suatu saat nanti temannya tersebut akan melakukan hal yang sama apabila ia mengalami kesulitan dalam hal keuangan. Hal semacam ini
dianggap sebagai suatu social security tradisional 8. Asosiasi Tabungan dan Kredit Berotasi
Yang membedakan institusi ini dengan institusi-institusi sebelumnya adalah bahwa institusi ini memiliki pola rotasi yang pasti untuk deposito dan
penarikan kredit. Sebagian besar bakul pasar Bantul telah bergabung dengan ‘Arisan Pedagang Pasar Bantul’ . Asosiasi ini beranggotakan sekitar
250 anggota. Uang disimpan secara terus menerus dan setiap hari dua anggota akan menerima pinjaman melalui seleksi random. Penerima kredit
diwajibkan membayar 5 dari total pinjaman sebagai biaya administrasi. Para bakul pasar mempergunakan pinjaman ini sebagai modal tambahan
modal mereka. 9. Arisan Dasa Wisma
Institusi ini merupakan asosiasi ketetanggaan informal. Setiap sepuluh rumah tangga memiliki sebuah organisasi yang berusaha untuk memperbaiki situasi
finansial dari para anggotanya. Arisan Dasa Wisma adalah salah satu
46 asosiasi tabungan dan kredit berotasi. Selain menawarkan fasilitas tabungan
dan kredit, institusi ini juga memberikan sumbangan pada komunikasi antar tetangga, aktivitas budaya dan kesehatan informal.
Dalam mengakumulasi kapital, institusi ini mewajibkan anggotanya untuk menyerahkan iuran reguler dan setelah satu tahun operasional akan
membuka interest dari hasil jasa pin jaman sebagai sisa hasil usaha yang dibagikan kepada anggota menurut komposisi tabungan yang diserahkan.
Bunga yang ditetapkan sekitar 10 per paket, dan anggota sering diperbolehkan mengembalikan cicilan secara tidak teratur tergantung pada
kemampuan finansial masing-masing. Satu hal yang menyebabkan institusi ini tidak mampu bersaing dengan “bank plecit” adalah karena tidak
menguasai cukup modal. 10. Pinjaman Toko
Yaitu pinjaman yang diberikan oleh seorang pemilik toko bukan karena kebaikannya melainkannya karena nasabah membutuhkannya. Praktek ini
biasa dilakukan oleh orang-orang keturunan Arab yang memiliki toko di jalan- jalan protokol dan sekitar pasar Bantul. Bunga yang diterapkan adalah
sebesar 20 dalam setiap paket kredit. Jika calon pembeli tidak menemukan barang di toko tersebut, dia diperbolehkan meminta pinjaman
agar dapat membeli barang yang diinginkannya dari toko lain.
Mengamati temuan institusi-institusi finansial di pasar Bantul tersebut dan mengkajinya dari nilai-nilai yang terdapat dalam modal sosial komunitas maka
dapat ditemukan unsur-unsur dan sifat modal sosial Nasdian Utomo, 2003 , yaitu :
1. Sifat saling menguntungkan paling sedikit antara 2 orang institusi finansial formalinformal dan bakul pasar, kelompok, kolektivitas, atau kategori sosial
atau manusia pada umumnya. Ini terdapat pada program kredit bagi bakul pasar, institusi Pinjaman Teman dan Kerabat, Asosiasi Tabungan dan Kredit
Berotasi dan institusi Arisan Dasa Wisma ; 2. Diperoleh melalui proses sosial, interaksi, sosialisa si, institusionalisasi. Ini
terdapat pada program kredit bagi bakul pasar, institusi Pinjaman Toko, Arisan Dasa Wisma, Asosiasi Tabungan dan Kredit Berotasi, Pinjaman
Teman dan Kerabat dan Pegadaian Informal ;
47 3. Sifat atau konsep yang berhubungan dengan rasa percaya trust,
resiprositas, jejaring sosial. Ini terdapat pada program kredit bagi bakul pasar, Pinjaman Toko, Arisan Dasa Wisma, Asosiasi Tabungan dan Kredit Berotasi,
Pinjaman Teman dan Kerabat, Komisi Pinjaman, Pegadaian Informal.
Kelembagaan lain di luar kelembagaan finansial yang juga cukup dominan sebagai modal sosial dan gerakan sosial antara lain adalah : motivasi,
kepercayaan, pola hubungan, relasi, kejujuran, kepolosan serta kekerabatan antar bakul pasar. Kelembagaan inilah yang lebih memper kuat dan menjadi
dasar berkembangnya pasar tradisional desa Bantul, lebih dari sekedar kelembagaan-kelembagaan finansial yang ada. Tanpa kelembagaan sosial
tersebut, kelembagaan finansial tidak akan pernah berkembang dengan baik. Modal sosial adalah satu hal yang menjadi “roh” yang membuat pasar
tradisional dapat tetap tumbuh dan semakin berkembang serta menjadi besar seperti saat ini. Kondisi ini kemudian didukung pula oleh kelembagaan-
kelembagaan sosial yang ada pada masyarakat sekitar pasar Bantul. Aspe k
psikologi sosial dari pengembangan modal sosial dan gerakan sosial ini adalah bagaimana komunitas bakul pasar memaknai uang dan hutang
piutang. Secara umum komunitas memaknai uang adalah sebagai instrumen ekonomi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun demikian kebutuhan
hidup disini tidak hanya menunjuk pada bidang ekonomi saja seperti sandang, pangan, papan tetapi juga kebutuhan-kebutuhan sosial, politik, budaya dan
psikologis Nugroho, 2001. Barang-barang sosial yang bisa diperoleh dengan membayar uang antara lain, pendidikan, status sosial, atau produk konsumsi
prestise lainnya. Hal ini sesuai dengan apa yang disebut cultural capital Bourdieu, 1988 yang berarti bahwa tingkat status sosial menentukan pola
hubungan politik dan ekonomi dalam masyarakat. Selain itu orang juga mempergunakan uang untuk membayar kewajiban-kewajiban sosial, simpati
sosial dan kebutuhan-kebutuhan sosial lainnya. Sebagian besar individu dalam komunitas mengekspresikan uang itu
mirip dengan kekuasaan, atau dengan pepatah jawa yang terus digunakan sampai saat ini ”dhuwit iku kuwoso”. Uang adalah penjelmaan kekuasaan sosial,
karena ia mentransformasikan aktivitas sosial, ekonomi dan politik ke dalam sistem numerik. Jika orang memiliki uang banyak ia juga akan memiliki banyak
48 kekuasaan. Sedangkan persepsi komunitas bakul pasar terhadap hutang adalah
bahwa hutang merupakan tindakan sosial yang memiliki konotasi negatif dan cenderung tabu dibicarakan. Sebab hutang bisa mengindikasikan
ketidakmampuan finansial seseorang, oleh karena itu sangat berpengaruh terhadap status sosial seseorang.
Tipologi Gerakan Sosial menurut Orientasi Perubahan yang dikehendaki.
Tabel 8 Tipologi Gerakan Sosial menurut Orientasi Perubahan yg dikehendaki
Ciri Orientasi Pumpunan Utama
Contoh Kasus
Orientasi Nilai Perubahan dalam nilai-
nilai budaya, norma dan sistem kepercayaan.
Lazimnya melalui persuasi, propaganda,
pendidikan Gerakan melawan ketergantungan
kepada “bank plecit” dengan persuasi dan propaganda kredit
bunga murah
Hutang yang sebelumnya dianggap tabu akhirnya menjadi biasa
dilakukan oleh orang jawa kepada institusi finansial formal dan informal
Sedangkan Tipologi Gerakan Sosial menurut skala dan aras perubahan yang dikehendaki: Gerakan Reformatif, perubahan sebagian fungsi nilai sosial
dalam masyarakat. Contoh Kasus : Kredit Bagi bakul pasar.
5.3. Analisis Rugi Laba Usaha