25
III. METODE KAJIAN
3.1. Lokasi, Waktu Komunitas Subyek Kajian
3.1.1. Lokasi
Lokasi kajian dilaksanakan di Pasar Bantul, Desa Bantul, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul. Lokasi ini dipilih karena beberapa alasan sebagai
berikut: 1. Maraknya praktek “Bank Plecit” di Pasar Bantul dengan jumlah sekitar 25
pengusaha 300 “Bank Plecit” di pasar-pasar tradisional seluruh Kabupaten Bantul
10
dan dana yang berputar sekitar Rp 27 Miliar selama tahun 2002
11
. 2. Pasar Bantul adalah pasar terbesar baik secara kuantitas maupun kualita s
barang yang diperjualbelikan dan Bantul merupakan salah satu penyangga aktivitas sosial, ekonomi dan budaya antara Yogyakarta dan Kecamatan-
Kecamatan di Kabupaten Bantul. 3. Pemerintah Kabupaten Bantul telah menaruh perhatian pada nasib para
baku l pasar namun baru sebatas pemberian kredit dengan bunga jauh lebih ringan dari “Bank Plecit” dan belum melakukan kajian-kajian lebih dalam
permasalahan bakul pasar tradisional. Alasan-alasan tersebut diharapkan agar kajian membawa implikasi
terhadap hasil kajian agar dapat digeneralisasikan pada lokasi lain yang mempunyai karakteristik lokasi hampir sama.
3.1.2. Waktu
Waktu Penyusunan Kajian Pengembangan Masyarakat dilaksanakan pada Bulan Juni sd Agustus 2005. Penentuan Waktu didasarkan atas beberapa
pertimbangan sebagai berikut: 1. Pada bulan-bulan tersebut adalah mulai tahun ajaran baru dimana keuangan
para bakul pasar pada posisi paling sulit bukan karena sepi pembeli namun karena harus membiayai anak-anak masuk sekolah.
2. Di sisi lain bulan tersebut jug a masa dimana anak-anak sekolah berdarmawisata sehingga biasanya juga akan mendongkrak penjualan bahan
10
Kompas, Jum’at 5 Maret 2004
11
Drs. HM. Idham Samawi, Kompas, edisi Sabtu, 10 Mei 2003
26 makan yang menuntut ketersediaan barang dagangan lebih banyak dari
biasanya maka diperlukan tambahan modal usaha untuk berjualan.
3.1.3. Komunitas Subyek Kajian Komunitas
Komunitas subyek kajian adalah komunitas bakul pasar tradisional yang menggantungkan hidupnya di pasar Bantul, dengan ka rakteristik sebagai berikut:
1Pedagang informal skala kecil baik dari sisi aset maupun modal kerja, yang mengembangkan pengetahuannya berdagang berdasarkan pengalaman tanpa
dibekali ilmu yang memadai; 2Tidak memiliki badan usaha dan melakukan kegiatan perdagangan barang dan atau jasa dalam skala kecil yang dijalankan
oleh pengusahanya sendiri berdasarkan azas keke luargaan; 3Memiliki modal usaha di luar tanah dan bangunan tempat usaha tidak lebih dari Rp. 5.000.000,-
lima juta rupiah;
3.2. Data Metode Pengumpulannya