57
6.3. Perbandingan Kelembagaan Keuangan “Bank Plecit” dan Bank
Pasar
Kompetisi yang terjadi antara “bank plecit” dan bank pasar tidak membawa pada jatuhnya salah satu pihak yang bersaing. Kemunculan bank
pasar pada realita di lapangan memang belum menurunkan aktivitas “bank plecit” secara berarti. Akan tetapi yang terlihat justru fasilitas kredit murah dari bank
pasar secara tidak langsung meny ediakan dukungan dalam bentuk modal kepada “bank plecit”. Pelepas uang informal “bank plecit” berfungsi sebagai
penengah yang menghubungkan bank formal dengan masyarakat kelas bawah. Sekitar pukul 09.00 pagi, aktivitas para “bank plecit” dimulai. Ini bisa
dilihat dengan munculnya sosok laki-laki maupun perempuan yang selalu membawa catatan kecil di tangan dan menenteng tas. Kadang-kadang tidak
mudah untuk mengidentifikasi “bank plecit” ini karena mereka tidak hanya meminjamkan uang tetapi juga memberikan kredit kepada bakul pasar mulai dari
peralatan rumah tangga, emas sampai televisi. Komunitas bakul pasar lebih sering menyebutnya sebagai mindrink. Dalam situasi yang lain “bank plecit” bisa
memiliki pekerjaan kamuflase seperti layaknya bakul pasar juga. Di pojok belakang pasar Bantul terdapat warung makan dan tempat parkir yang
dimanfaatkan penulis sebagai entry point, dalam rangka mendapatkan informasi tentang hutang piutang yang dijalankan “bank plecit”. Di tempat inilah para
pelaku finansial informal ini melakukan diskusi-diskusi mengenai target-target mereka untuk hari itu.
Pada jam 08.30 pagi, loket Bank Pasar mulai dibuka. Bank Pasar selalu terletak di pasar sentral dari setiap kecamatan di kabupaten Bantul. Kantor unit
Bank Pasar memiliki empat orang pegawai. Tugas utama bank pasar adalah menyediakan kredit kepada bakul pasar untuk melindungi mereka dari
ketergantungan kepada “bank plecit”, meskipun dalam prakteknya Bank Pasar lebih banyak melayani kredit kepada pegawai negeri sekitar 70.
Prosedur administratif yang ditetapkan oleh Bank Pasar sebenarnya sudah dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan bakul pasar. Meskipun
tingkat bunga yang diberikan jauh di bawah “bank plecit” sekitar 1,5 per bulan, namun ada indikasi bank tidak pernah bisa bersaing dengan jasa “bank
plecit” . “Bank Plecit” selalu mengembangkan berbagai aktivitas untuk menarik nasabah, sementara para pegawai bank pasar hanya duduk menunggu orang
datang ke kantornya. “bank plecit” dan nasabah melakukan transaksi dalam
58 konteks hubungan-hubungan personal yang sangat kontras bila dibandingkan
hubungan formal yang terjalin antara pegawai Bank Pasar dengan bakul pasar. Secara umum dapat disimpulkan bahwa bank-bank pemerintah sering gagal
untuk mengembangkan hubungan interpersonal dengan nasabahnya, bukan hanya karena prosedur birokratisnya tetapi juga disebabkan oleh otoritas
kepegawaian yang selalu ditunjukkan oleh pegawai tersebut. Untuk melihat gambaran perbandingan-perbandingan yang mendasar
antara pelepas uang “bank plecit” dan bank pasar, berikut disajikan tabel komparasi mengenai komponen-komponen prosedur pencairan kredit melalui
kedua kelembagaan keuangan sebagai berikut.
Tabel 12. Perbandingan Bank Plecit dan Bank Pasar
No Komponen
“Bank Plecit” Bank Pasar
1. Suku Bunga
Pinjaman •
20 - 30 per periode sampai dengan 60 hari
• 6 - 10 per bulan
untuk periode setahunan 18 per tahun
2. Agunan Jaminan
Tanpa Jaminan sampai dengan periode 30 hari
Tanpa Jaminan untuk kredit s.d. Rp. 500.000,-
3. Plafon Kredit
Rp. 100 juta Rp. 10 juta
4. Fleksibilitas
Angsuran Fleksibel, tergantung pola
hubungan antara nasabah- “bank plecit”
Disiplin, diambil oleh petugas
5. Persyaratan
• Tergantung pola
hubungan antara nasabah-“bank plecit”
• Reputasi calon nasabah
diantara sesama bakul pasar
• Administratif dan hasil
analisis kredit oleh karyawan
• Bersifat kaku, harus
dipenuhi pada saat pengajuan kredit
6. Kontribusi sosial bagi
bakul pasar •
Apabila nasabah menderita musibah
• sakit
• hajatan
• Tidak ada kontribusi
sosial 7.
Periode pencairan kredit
• Langsung cair untuk
periode pinjaman sampai dengan 60 hari
• 1 sampai dengan 3 hari
untuk kredit satu tahunan.
1 sampai dengan 3 hari
periode pinjaman : 12 hari rolasan , 24 hari patlikuran, 30 hari telungpuluhan, 60 hari suidakan, 1 tahun setahunan
besarnya kontribusi sosial tergantung seberapa besar nasabah pernah meminjam uang kepada “bank plecit” serta kedekatan dan pola hubungan nasabah bakul pasar dengan “bank plecit”
sumber: data penelitian
59 Apabila dilihat dari segi manfaat dalam mengembangkan ekonomi lokal,
program kredit murah dari bank pasar sangat membantu para bakul pasar memperoleh dana segar untuk kelangsungan usahanya, sebagaimana hasil
wawancara berikut dengan salah satu bakul pasar, ibu Murjiah 53 tahun.
“Kula remen saestu mas, pikantuk sambutan setunggal yuta, artanipun ingkang Rp. 300.000 kagem bayar utang. Lajeng tirahanipun saged
kagem kilakan dagangan palawija malih. Njih Syukur Alhamdullilah, rezekinipun saged langkung sae sekedik mas…..”
“Saya senang dapat pinjaman Rp 1 juta setahun lalu. Uang itu saya pakai untuk bayar utang Rp 300.000. Sisanya buat beli dagangan palawija lagi.
Syukurlah, pendapatan saya sekarang jadi naik sedikit.
Wanita itu mengaku mendapat keuntungan sekitar Rp 10.000 dalam sehari. Dengan modal dari kredit itu, dia menambah dagangannya sehingga bisa
menjual lebih banyak. Jika sedang ramai, ia memperoleh Rp 20.000 sehari. Dia tidak keberatan bayar cicilan Rp 100.000 selama 12 bulan.
Dari wawancara tersebut juga terungkap bahwa program ini telah berhasil mengembangkan ekonomi lokal, paling tidak untuk responden, dengan
meningkatnya modal sehingga ia mampu menjual barang dagangan lebih banyak dan tentu saja akan memberikan keuntungan yang lebih banyak pula.
Potensi lokal lain yang ikut berkembang sebagai multi player effect dilaksanakannya program tersebut antara lain adalah, usaha transportasi
angkudes angkutan desa, warung nasi di sudut pasar sebelah barat pasar yang beroperasional selama 24 jam, tukang parkir, penitipan gerobak dorong, warung
lesehan dan sebagainya. Adapun keterkaitanny a dengan pasar yang lebih luas, setelah dilaksanakannya program tersebut, beberapa bakul pasar terlihat
meningkat intensitas usahanya. Baik komoditi maupun volume barang dagangannya. Bahkan diantaranya mulai membu ka jaringan usaha dengan
pasar-pasar desa yang lebih kecil sebagai target pasar baru dan menjalin hubungan dengan suplier-suplier dari luar kecamatan bahkan di luar kabupaten
Bantul.
60 Gambar 14 Bagan alir Mekanisme Pencairan Kredit Bank Plecit Bank Pasar
Seperti nampak dalam Gambar 14 mekanisme pencairan kredit bagi “bank plecit” semua cukup diselesaikan ditempat dan uang bisa cair pada saat itu
juga namun dibalik kemudahan tersebut “bank plecit” mengambil bunga pinjaman yang sangat tinggi untuk menebus segala resiko kredit dan kemudahan-
kemudahan tersebut. Selanjutnya mekanisme pencairan kredit kepada bank pasar tak ubahnya
seperti bank-bank konvensional lainnya. Apabila seorang bakul pasar menginginkan mendapat kredit dari bank pasar, harus memulainya dengan
meminta blangko kredit kepada teller untuk diisi kemudian melengkapi syarat- syarat administratif berupa foto copy KTP dan rekomendasi dari Lurah Pasar.
Setelah blangko kredit diisi dan dilengkapi dengan syarat-syarat administratif tersebut kemudian dikembalikan ke Kantor Unit Bank Pasar untuk dilakukan
pemrosesan kredit yang memakan waktu 1 sampai dengan 2 hari. Setelah permohonan disetujui barulah permohonan kredit bisa cair.
61
VII. HASIL DAN ANALISIS 7.1.