23 7. Urgensi prioritas issue
Langkah ini perlu dilakukan karena kita tidak bisa mengerjakan semua pekerjaan sekaligus sehingga per lu dianalisis dalam SWOT. Ini penting
karena kita harus memilih dengan memakai kriteria apakah memiliki elemen sebagai berikut:
§
Sentral
§
Penting
§
Kemampuan kontrol
§
Biaya
§
Pandangan umum
§
Pervasif
§
Dampak nilai dasar
§
Apa yang dilakukan pesaing
2.3. Kerangka Pemikiran Teoritis
Hubungan ketiga kelembagaan bakul pasar, ”bank plecit” dan bank pasar ini memang sangat diperlukan, tentu saja dengan tetap mempertahankan cara
kerja informal atau non konvensional dalam menjangkau bakul pasar. Asumsi ini berdasarkan pengalaman bahwa komunitas bakul pasar tidak memiliki akses
kredit dari lembaga keuangan formal karena tidak mampu menyediakan agunan, skala kredit yang diperlukan terlalu kecil untuk bank komersial, dan jarak
lembaga keuangan formal tersebut terlalu jauh dengan masyarakat dan mata pencaharian tidak menjamin kepastian pengembalian atau beresiko tinggi.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas dari model kelembagaan keuangan yang berorientasi kepada bakul pasar adalah: faktor
internal dan fakto r eksternal dari masing-masing kelembagaan bakul pasar, “bank plecit” dan bank pasar. Apabila faktor-faktor ini dapat dikembangkan ke
arah yang lebih positif, maka diharapkan kelembagaan keuangan yang berorientasi kepada bakul pasar benar-benar efektif dan pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan ekonomi bakul pasar.
2.4. Kerangka Pemikiran Operasional
Sebelum melakukan berbagai kegiatan pengembangan bakul pasar, terlebih dahulu akan dilakukan penelitian mengenai praktek “bank plecit” di pasar
Bantul. Hubungan sosial ekonomi seperti apa yang begitu kuat terjadi antara bakul pasar dengan “bank plecit” dalam transaksi pinjam meminjam uang?
Faktor-faktor sosial budaya apa yang mendukung pelembagaan praktek “bank plecit” di pasar Bantul ? Metode apa yang digunakan oleh para “bank plecit”
24 untuk memikat bakul pasar menjadi nasabahnya? Benarkah “bank plecit”
berperilaku sebagai lintah darat atau mereka justru sebagai “helpers in need” kebutuhan bakul pasar akan uang tunai secara instan yang tidak bisa dipenuhi
oleh institusi finansial formal? Setelah pertanyaan-pertanyaan di atas terjawab melalui metode
penelitian survey, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi faktor-faktor eksternal dan internal diantara ketiga stakeholder dan selanjutnya dilakukan
analisis dengan metode SWOT. Berdasarkan data dari responden secara individual dan hasil analisis
SWOT tersebut, akan dipilih strategi pengembangannya. Penjabaran dari strategi tersebut selanjutnya didiskusikan oleh ketiga stakeholder dengan metode FGD
Focus Group Discussion untuk merumuskan program pemberdayaan bakul pasar tradisional desa Bantul. Secara skematis kerangka pemikiran teoritis dan
operasional seperti disajikan dalam gambar 2. Gambar 2 Kerangka Pemikiran Pemberdayaan Bakul Pasar Tradisional
Desa Bantul
Keterangan Gambar: : tata hubungan dua arah antar kelembagaan
: proses kajian : faktor pengaruh
Program Pengembangan
Kelembagaan Keuangan Yang EFEKTIF dan
BERORIENTASI kepada Bakul Pasar
PEMBERDAYAAN BAKUL PASAR
Transformasi Kelembagaan Keuangan
TUJUAN
Bank Pasar “Bank Plecit”
Bakul Pasar
FAKTOR INTERNAL
ANALISIS SWOT
F G
D
- Profit Sharing tidak adil
- Bunga yg terlalu tinggi
Tidak Berdaya Tidak Efektif
Tidak Efektif
FAKTOR EKS
TERNAL
25
III. METODE KAJIAN
3.1. Lokasi, Waktu Komunitas Subyek Kajian
3.1.1. Lokasi
Lokasi kajian dilaksanakan di Pasar Bantul, Desa Bantul, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul. Lokasi ini dipilih karena beberapa alasan sebagai
berikut: 1. Maraknya praktek “Bank Plecit” di Pasar Bantul dengan jumlah sekitar 25
pengusaha 300 “Bank Plecit” di pasar-pasar tradisional seluruh Kabupaten Bantul
10
dan dana yang berputar sekitar Rp 27 Miliar selama tahun 2002
11
. 2. Pasar Bantul adalah pasar terbesar baik secara kuantitas maupun kualita s
barang yang diperjualbelikan dan Bantul merupakan salah satu penyangga aktivitas sosial, ekonomi dan budaya antara Yogyakarta dan Kecamatan-
Kecamatan di Kabupaten Bantul. 3. Pemerintah Kabupaten Bantul telah menaruh perhatian pada nasib para
baku l pasar namun baru sebatas pemberian kredit dengan bunga jauh lebih ringan dari “Bank Plecit” dan belum melakukan kajian-kajian lebih dalam
permasalahan bakul pasar tradisional. Alasan-alasan tersebut diharapkan agar kajian membawa implikasi
terhadap hasil kajian agar dapat digeneralisasikan pada lokasi lain yang mempunyai karakteristik lokasi hampir sama.
3.1.2. Waktu
Waktu Penyusunan Kajian Pengembangan Masyarakat dilaksanakan pada Bulan Juni sd Agustus 2005. Penentuan Waktu didasarkan atas beberapa
pertimbangan sebagai berikut: 1. Pada bulan-bulan tersebut adalah mulai tahun ajaran baru dimana keuangan
para bakul pasar pada posisi paling sulit bukan karena sepi pembeli namun karena harus membiayai anak-anak masuk sekolah.
2. Di sisi lain bulan tersebut jug a masa dimana anak-anak sekolah berdarmawisata sehingga biasanya juga akan mendongkrak penjualan bahan
10
Kompas, Jum’at 5 Maret 2004
11
Drs. HM. Idham Samawi, Kompas, edisi Sabtu, 10 Mei 2003