69
7.2. Resiprositas antara Bakul Pasar dan Bank Pasar
Sebagai sebuah kelembagaan keuangan milik Pemerintah Kabupaten, Bank Pasar memiliki tugas utama untuk melayani kredit skala mikro bagi bakul
pasar. Meskipun demikian pada kenyataannya Bank Pasar lebih banyak melayani kredit bagi Pegawai Negeri Sipil, disamping juga melayani kredit dari
masyarakat strata bawah yang juga bekerja di pasar seperti para buruh, tukang becak dan sebagainya. Keunggulan yang ditawarkan oleh Bank Pasar adalah
tingkat bunga yang rendah 1,5 per bulan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa bank-bank formal selalu gagal untuk mengembangkan pola-pola
hubungan personal dengan nasabah bakul pasar, bukan hanya karena prosedur- prosedur birokratisnya saja tetapi juga disebabkan oleh otoritas kepegawaian
yang ditunjukkan oleh karyawan bank pasar. Pendekatan yang diterapkan oleh bank pasar dalam mensosialisasikan
kreditnya adalah pendekatan yang bersifat kaku dan berdasarkan pada rasionalitas ekonomi bank. Bank Pasar dalam operasinya sangat dipengaruhi
logika-logika efisiensi sebuah bank dimana mereka lebih memilih untuk melayani debitur dalam jumlah kecil namun dalam nominal kredit yang besar daripada
nasabah dalam jumlah besar namun nominal kreditnya kecil-kecil. Sehingga kredit bank biasanya terbatas pada minoritas nasabah strata atas dan menengah
yang lebih bisa menerima prosedur bank yang berbelit-belit.
7.3. Analisis SWOT
Dari ketiga stakeholder yaitu bakul pasar, “bank plecit” dan bank pasar masing-masing telah dilakukan wawancara individual dan diberikan kuesioner
isian untuk menggali informasi mengenai faktor internal dan eksternal. Teknik wawancara dilakukan karena analisis SWOT hampir selalu dibuat berdasarkan
pendapat responden yang jumlahnya cukup proporsional. Sedangkan pembuatan kuesioner adalah terutama untuk menentukan bobot dan urgensinya.
Faktor-faktor tersebut selanjutnya akan dianalisis secara kuantitatif. Pembobotan disini bermaksud menilai berat tidaknya permasalahan yang dihadapi
stakeholder. Semakin besar nilai bobot, berarti makin berat permasalahan yang harus diselesaikan. Total bobot analisis internal adalah 1,00 karena dianggap
sebagai satu kesatuan yang utuh dan sudah dilakukan upaya standarisasi. Selain bobot, faktor-faktor internal dan eksternal juga diukur tingkat urgensinya.
70 Hal ini untuk menentukan penting atau tidaknya permasalahan dari segi waktu
penanganannya. Semakin segera harus ditangani maka tingkat urgensinya semakin besar.
Untuk menentukan mana kategori yang masuk Strength, dipilih bila rata- rata baris lebih besar dari rata-rata kolom untuk kuesioner faktor internal. Untuk
menentukan Weakness, dipilih yang rata-rata baris lebih kecil dari rata-rata kolom untuk kuesioner internal. Hal yang sama berlaku untuk analisis eksternal.
Untuk menentukan mana yang tergolong opportunity, maka dipilih yang rata-rata baris lebih besar dari rata-rata kolom pada kuesioner eksternal. Berikutnya untuk
menentukan threat, dipilih yang rata -rata barisnya lebih kecil dari rata -rata kolom untuk kuesioner eksternal. Pada waktu dilakukan pembobotan yang diolah
kemudian , maka bobot rata-rata baris ini dikurangi dengan rata-rata kolom distandarisasikan dalam harga mutlak sehingga tidak ada nilai yang negatif.
Kemudian bobot ini dikalikan dengan urgensinya.
Gambar 18 Wawancara Dengan Ketua Paguyuban Bakul Pasar
Metode pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif adalah melalui wawancara dan pembagian kuesioner bagi responden bakul pasar dilakukan di
berbagai lokasi, mulai dari tempat berjualan, warung makan, tempat parkir atau rumah responden. Pengkaji berhasil mewawancarai 30 orang responden bakul
71 pasar dari berbagai pelapisan mulai dari bakul yang menempati kios, los,
tlasaran maupun bakul ideran. Sesuai jawaban responden yang diberikan pada saat pengisian kuesioner, maka dapat disimpulkan strategi dari masing-masing
stakeholder sebagai berikut.
Tabel.16 Interaksi SWOT
Stakeholder Strategi SO
Strategi ST
Bakul Pasar SO = 193,05
ST = 269,04
“Bank Plecit” SO = 373,37
ST = 332,50 Bank Pasar
SO = 252,69 ST = 255,33
Strategi WO Strategi WT
Bakul Pasar WO = 170,14
WT = 246,14 “Bank Plecit”
WO = 250,86 WT = 209,99
Bank Pasar
WO = 211,04 WT = 213,68
Sumber: Hasil pendapat responden
Strategi ST terpilih untuk stakeholder bakul pasar dan bank pasar sedangkan strategi SO terpilih untuk stakeholder “bank plecit” . Strategi SO
adalah strategi yang paling murah karena dengan bekal yang paling sedikit dapat didorong kekuatan yang sudah ada untuk maju mengandalkan keunggulan
komparatif. Atau dengan kata lain, strategi ini memanfaatkan kekuatan yang ada untuk menangkap peluang, strategi ini disebut juga strategi yang agresif. Strategi
ST agak lebih mahal karena dengan bekal yang paling sedikit untuk mengatasi ancaman yang sudah ada untuk maju sehingga harus dilakukan mobilisasi.
Strategi ini disebut juga strateg i diversivikasi. Mobilisasi menghadapi dua pilihan yaitu:
1. Melawan ancaman, memelihara status quo tak bergeming. 2. Merubah ancaman, jadi kesempatan atau merubah status quo.
Setelah dipilih strategi dengan mengawinkan elemen internal dan eksternal, langkah berikutnya adalah menentukan alternatif strategi berdasarkan
nilai pembobotan IFAS Internal Factor Analysis Summary dan EFAS External Factor Analysis Summary seperti disajikan dalam tabel berikut ini.
72
Tabel.17 Matriks SWOT Bakul Pasar
IFAS EFAS
Strength
1. Kejujuran dan kepolosan
bakul pasar 2.
Motivasi dalam mengembalikan pinjaman
3. Kekerabatan kekeluargaan
4. Sikap subsisten yang
mendahulukan selamat dan aman daripada keinginan
jangka panjang
Weakness
1. Kondisi permodalan bakul
pasar 2.
Pengetahuan dan ketrampilan dalam berdagang
3. Kemampuan memanfaat ilmu
yg memadai untuk mengembangkan usaha
4. Kemampuan melakukan
diversifikasi usaha
Opportunity
1. Potensi pengembangan
ekonomi berbasis lokal 2.
Potensi dan pertumbuhan investasi
3. Keberpihakan pemerintah
lokal kepada bakul pasar
Strategi SO
1. Mengakses program dari
instansi Pemerintah 2.
Memperluas akses terhadap kelembagaan keuangan
formal 3.
Menjalin kemitraan dengan pengusaha besar
Strategi W O
1. Mengembangkan kemitraan
dengan sumber-sumber permodalan
2. Meningkatkan ketrampilan
dasar berwirausaha 3.
Mengembangkan jejaring dengan stakeholder
Threat
1. Hadirnya kompetitor sektor
informal karena terbatasnya lapangan kerja di sektor
formal 2.
Kemampuan berkompetisi dengan pemain-pemain baru
3. Ekspansi pasar pemodal kuat
4. Kompetisi yang semata-mata
mengandalkan mekanisme pasar
STRATEGI TERPILIH S-T
1. Mengembangkan solidaritas
sesama bakul pasar 2.
Melakukan diversivikasi produk dan usaha
3. Memperkuat kelembagaan
Keuangan yang sudah ada 4.
Melakukan akumulasi modal secara mandiri dalam lingkup
komunitas
Strategi WT
1. Meningkatkan kepercayaan
dari pelanggan 2.
Meningkatkan kualitas produk agar lebih kompetitif
3. Efisiensi biaya produksi
4. Menjaga kepercayaan suplier
73
Tabel.18 Matriks SWOT “Bank Plecit” IFAS
EFAS
Strength
1. Agresifitas dalam mencari
nasabah 2.
Kemampuan melakukan pendekatan personal, kultural
atau bahkan keagamaan dalam mendapatkan nasabah
3. Fleksibilitas pembayaran cicilan
kredit 4.
Fleksibilitas agunan 5.
Menjaga hubungan dan kepercayaan dengan nasabah
6. Profit taking dari bunga cicilan
20 per periode 7.
Profit oriented
Weakness
1. Pendekatan informal
dalam manajemen dan administrasi nasabah
2. Kemampuan beradaptasi
dengan perkembangan situasi pereko nomian
3. Legalitas usaha
4. Pemahaman terhadap
keterbatasan nasabah bakul pasar
Opportunity
1. Kepercayaan nasabah bakul
pasar kepada ”bank plecit” 2.
Hubungan sosio-kultural yang terjalin dengan bakul pasar
3. Market share kalangan bawah
yg tidak terjangka u oleh kelembagaan keuangan formal
4. Prosedur informal ”bank plecit”
5. Kemampuan keuangan
kalangan bawah untuk menjangkau kredit besar dari
bank formal
STRATEGI TERPILIH S-O
1. Memperkuat pola hubungan
yang sudah baik dengan bakul pasar
2. Efisiensi biaya o perasional
3. Membangun pangsa pasar baru
di luar bakul pasar 4.
Memperbaiki image negatif dalam masyarakat
5. Mengembangkan pendekatan-
pendekatan sosio-kultural
Strategi WO
1. Meningkatkan efisiensi biaya operasional
2. Memperbaiki image negatif di masyarakat
3. Meningk atkan pengetahuan ttg manajemen hutang
piutang 4. Meningkatkan kepedulian
kepada bakul pasar 5. Memfokuskan kegiatan
pada kredit skala sangat mikro
Threat
1. Regulasi pemerintah terhadap
praktek perkreditan ilegal 2.
Populasi ”bank plecit” di pasar Bantul
3. Kompetisi antara pelaku ”bank
plecit” 4.
Kecukupan modal 5.
Stereotype terhadap ”bank plecit”
Strategi ST
1. Membentuk organisasi yang solid dan mempunyai kekuatan rebut
tawar untuk memenangkan kompetisi
2. Menjaga populasi “bank plecit” di pasar Bantul
3. Rasionalisasi bunga kredit 4. Mengembangkan jejaring dengan
sumber-sumber pinjaman modal
Strategi WT
1. Membentuk organisasi yang solid dan mempunyai
kekuatan rebut tawar untuk memenangkan kompetisi
2. Menjaga populasi “bank
74
Tabel.19 Matriks SWOT Bank Pasar IFAS
EFAS
Strength
1. Kemampuan melakukan
pendekatan personal, kultural atau bahkan
keagamaan dalam mendapatkan nasabah
2. Fleksibilitas agunan
3. Profit oriented
4. Legalitas usaha
5. Kecukupan modal
6. Jaringan kerja
7. Bunga kredit
Weak ness
1. Agresifitas dalam mencari
nasabah 2.
Pendekatan informal dalam manajemen dan administrasi
nasabah 3.
Fleksibilitas pembayaran cicilan kredit
4. Menjaga hubungan dan
kepercayaan dengan nasabah 5.
Kemampuan beradaptasi dengan perkembangan situasi
perekonomian
Opportunity
1. Kepercayaan dan dukungan
permodalan dari pemerintah lokal
2. Pangsa pasar kredit mikro
3. Regulasi dari pemerintah
Strategi SO
1. Optimalisasi Jaringan Kerja 2. Mengembangkan pola
hubungan dengan nasabah bakul pasar
3. Menambah karyawan yang khusus menangani kredit
bakul pasar
Strategi WO
1. Meningkatkan agresifitas dalam
mencari nasabah bakul pasar dg pendekatan sosio-kultural
2. Mengembangkan kontribusi sosial
kepada bakul pasar 3.
Meningkatkan nasabah bakul pasar
Threat
1. Demand akan kredit murah
dan mudah bagi bakul pasar 2.
Populasi BPR swasta 3.
Populasi kelembagaan keuangan informal
STRATEGI TERPILIH S-T
1. Meningkatkan sosialisasi
produk kredit murah 2.
Memperkuat keunggulan komparatif untuk
memenangkan kompetisi 3.
Menyederhanakan prosedur administratif
kredit bagi bakul pasar
Strategi WT
1. Memfokuskan diri untuk lebih
melayani bakul pasar. 2.
Meningkatkan efisiensi biaya untuk memenangkan persaingan
kredit mikro 3.
Mengembangkan diversivikasi produk kredit mikro
75 Tabel 20 Strategi Pemberdayaan Bakul Pasar
Stakeholder Strategi
Bakul Pasar “Bank Plecit”
Bank Pasar Strategi Masing-Masing Stakeholder
Strategi Pemberdayaan
Bakul Pasar Strategi
S-O 1. Mengakses program dari
instansi Pemerintah 2. Memperluas akses terhadap
kelembagaan keuangan formal 3. Menjalin kemitraan dengan
pengusaha besar 1. Memperkuat pola hubungan yang
sudah baik dengan bakul pasar 2. Efisiensi biaya operasional
3. Membangun pangsa pasar baru di luar bakul pasar
4. Memperbaiki image negatif dalam masyarakat
5. Mengembangkan pendekatan - pendekatan sosio -kultural
1. Optimalisasi Jaringan Kerja
2. Mengembangkan pola hubungan dengan
nasabah bakul pasar 3. Menambah karyawan
yang khusus menangani kredit bakul pasar
Strategi S-T
1. Mengembangkan solidaritas sesama bakul pasar
2. Melakukan diversivikasi produk dan usaha
3. Memperkuat kelembagaan Keuangan yang sudah ada
4. Melakukan akumulasi modal secara mandiri dalam lingkup
komunitas 1. Membentuk organisasi yang solid
dan mempunyai kekuatan rebut tawar untuk memenangkan
kompetisi 2. Menjaga populasi “bank plecit” di
pasar Bantul 3. Rasionalisasi bunga kredit
4. Mengembangkan jejaring dengan sumber-sumber pinjaman modal
1. Meningkatkan sosialisasi produk kredit murah
2. Memperkua t keunggulan komparatif untuk
memenangkan kompetisi 3. Menyederhanakan
prosedur administratif kredit bagi bakul pasar
Strategi W-O
1. Mengembangkan kemitraan dengan sumber-sumber
permodalan 2. Meningkatkan ketrampilan
dasar berwirausaha 3. Mengembangkan jejaring
dengan stakeholder 1. Meningkatkan efisiensi biaya
operasional 2. Memperbaiki image negatif di
masyarakat 3. Meningkatkan pengetahuan ttg
manajemen hutang piutang 4. Meningkatkan kepedulian kepada
bakul pasar 5. Memfokuskan kegiatan pada kredit
skala sangat mikro 1. Meningkatkan agresifitas
dalam mencari nasabah bakul pasar dg
pendekatan sosio-kultural 2. Mengembangkan
kontribusi sosial kepada bakul pasar
3. Meningkatkan nasabah bakul pasar
Strategi W-T
1. Meningkatkan kepercayaan dari pelanggan
2. Meningkatkan kualitas produk agar lebih kompetitif
3. Efisiensi biaya produksi 4. Menjaga kepercayaan suplier
1. Membentuk organisasi yang solid dan mempunyai kekuatan rebut
tawar untuk memenangkan kompetisi
2. Menjaga populasi “bank 1. Memfokuskan diri untuk
lebih melayani bakul pasar.
2. Meningkatkan e fisiensi biaya untuk
m emenangkan persaingan kredit mikro
3. Mengembangkan diversivikasi produk kredit
mikro
Strategi Bakul Pasar
1. Membangun Organisasi yg efektif
2. Membangun jejaring dg stakeholder lain
3. Mengembangkan solidaritas sesama
bakul pasar 4.
Melakukan diversivikasi produk dan usaha
5. Memperkuat kelembagaan Keuangan
yang sudah ada 6.
Melakukan akumulasi modal secara mandiri dalam lingkup komunitas
7. Meningkatkan kemampuan manajemen
usaha
Strategi Bank Plecit
1. Mengembangkan organisasi antar
pelaku ”bank plecit” 2.
Memperkuat pola hubungan yg sudah baik dg bakul pasar
3. Efisiensi biaya operasional
4. Membangun jejaring untuk memperluas
pangsa pasar 5.
Memperbaiki image negatif dalam masyarakat
6. Mengembangkan pendekatan-
pendekatan sosio-kultural
Strategi Bank Pasar
1. Meningkatkan sosialisasi produk kredit
murah 2.
Memperkuat keunggulan komparatif untuk memenangkan kompetisi
3. Mereduksi prosedur administratif kredit
bagi bakul pasar 4.
Mengembangkan kontribusi sosial bagi bakul pasar
5. Optimalisasi Jaringan Kerja
1. Pengembangan kelembagaan
permodalan dengan
mengintegrasikan kelembagaan
permodalan yang ada
2. Peningkatan kemampuan
manajemen usaha komunitas bakul
pasar 3. Pengembangan
kerjasama dengan pelaku ekonomi
yang lebih kuat 4. Peningkatan
peran organisasi paguyuban bakul
pasar.
76 Kegiatan selanjutnya setelah analisis data kuantitatif hasil kuesioner
adalah pelaksanaan FGD untuk menentukan alternatif strategi yang paling sesuai untuk memberdayakan bakul pasar sebagai stakeholder utama. FGD
melibatkan perwakilan dari setiap stakeholder agar memberikan manfaat yang paling optimum dan prioritas bagi bakul pasar, namun tetap memberikan manfaat
dan keuntungan bagi “bank plecit” da n bank pasar. Bagi “bank plecit” akan memberikan manfaat dalam penyediaan modal, sedangkan bagi bank pasar
akan memberikan manfaat dengan berkurangnya biaya transaksi dan adanya jaminan pengembalian kredit dari pemerintah lokal.
77
VIII. STRATEGI PEMBERDAYAAN BAKUL PASAR