Keselamatan Pasien patient safety
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tidak diinginkan dari obat dimana 25-50 yang sebenarnya dapat dicegah. kesalahan pengobatan yang di temukan oleh Ann Lykkegaard Soerensen team
di Aalborg University Hospital, Denmark,dari 1.082 sampel ditemukan 189 error yang terjadi, dimana peluang terjadinya kesalahan17 dari data yang
berpotensi membahayakan 8. Frekuensi kesalahan terjadi pada resep 5, penyiapan 10, administrasi75. Kesalahan yang paling umum adalah
kelalaian dari melakukan input dosis rezim dikomputerisasi oleh dokter.
2.3.1 Defenisi Medication Error Menurut Kementrian Kesehatan Nomor 1027MENKESSKIX2004,
kesalahan pengobatan adalah kejadian yang merugikan pasien akibat pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan, yang sebetulnya dapat
dicegah. Kerugian yang dialami pasien bisa bermacam-macam mulai dari kerugian dalam hal biaya bahkan sampai meninggal.
Kesalahan pengobatan didefinisikan sebagai kesalahan dalam peresepan , penyiapan dan pemberian obat,apakah ada konsekuensi yang merugikan atau
tidak. medication error merupakan salah satu penyebab cedera pasien yang dapat dicegah . Kesalahan ini dapat terjadi pada setiap tahap dalam proses penggunaan
obat dari peresepan sampai pemberian kepada pasien NMIC Bulletins, 2001. kesalahan pengobatan atau kesalahan pelayanan obat menurut NCC
MERP yaitu setiap kejadian yang dapat dihindari yang menyebabkan atau berakibat pada pelayanan obat yang tidak tepat atau membahayakan pasien
sementara obat berada dalam pengawasan tenaga kesehatan atau pasien.
2.3.2 Tahapan Kejadiaan kesalahan pengobatan Menurut NCC MERP, 2012, kejadian kesalahan pengobatan dapat dibagi
menjadi 3 yaitu kesalahan peresepan obat, kesalahan penyiapan obat dan kesealahan pemberian obat.
1. Kesalahan peresepan adalah kesalahan yang dapat timbul karena pemilihan obat yang salah untuk pasien. Kesalahan meliputi dosis, jumlah obat,
indikasi, atau peresepan obat yang seharusnya menjadi kontraindikasi.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kekurangan pengetahuan tentang obat yang diresepkan, dosis yang direkomendasikan dan kondisi pasien berkontribusi dalam prescribing
errors. Faktor lain yang berkontribusi meliputi penulisan resep yang sulit dibaca, sejarah pengobatan pasien yang tidak akurat, keraguan nama obat,
penulisan angka desimal pada obat, penggunaan singkatan, serta permintaan secara lisan.
2. Kesalaahan penyiapan terjadi pada saat pelayanan resep atau peracikan, yaitu saat resep diserahkan ke apotek sampai penyerahan obat kepada pasien.
Kesalaahan penyiapan terjadi sekitar 1-24 meliputi kesalahan dalam pemilihan kekuatan atau pemilihan obat. Kesalaahan penyiapan juga dapat
terjadi pada setiap tahap selama proses penyiapan obat dari penerimaan resep di apotek melalui pasokan dari produk sampai dibagikan kepada pasien.
Studi di Amerika Serikat telah memperkirakan bahwa kesalahan penyiapan terjadi dengan tingkat 1-24. kesalahan Pemberian Obat dapat merusak
kepercayaan pasien di apoteker dan meningkatkan kemungkinan kesalahan prosedur. Kesalahan ini meliputi pemilihan produk obat. Hal ini terjadi
karena dua atau lebih obat memiliki penampilan yang sama atau nama yang sama LASA. Penggunaan komputerisasi pelabelan telah menyebabkan
munculnya kesalahan transkripsi dan pengetikan, dimana keduanya merupakan penyebab paling umum dari kesalahan penyiapan. kesalahan
penyiapan yang berpotensial lainnya termasuk dosis yang salah, obat yang salah, pasien yang salah.
3. Kesalahan dalam pemberian obat didefinisikan sebagai perbedaan antara obat Terapi yang diterima oleh pasien dan obat terapi yang dimaksudkan
oleh penulisan resep dokter. Kesalahan pemberian obat sebagian besar melibatkan kelalaian dimana proses pemberian obat dihilangkan karena
berbagai faktor misalnya salah pasien, kurangnya stok. Jenis lain dari kesalahan pemberian obat termasuk salah teknik pemberiani, pemberian obat
kadaluarsa dan pereparasi obat yang salah diberikan, Bisa juga karena salah dalam menuliskan instruksi pemakaian obat kepada pasien atau salah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
memberi penjelasan secara lisan kepada pasien sehingga pasien pun akhirnya salah dalam menggunakan obat tersebut.
Medication error dapat terjadi pada setiap fase dalam menejemen logistik farmasi seperti pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.1: Diagram proses kesalahan pengobatan menurut Medication Practices 2002
Kejadian kesalahan pengobatan dalam rantai proses pengobatan, kesalahan pengobatan dapat terjadi sejak resep dituliskan hingga pasien menggunakan obat
yang telah diresepkan. dalam surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1027MENKESSKIX2004, kejadian medication error dibagi dalam 4 fase, yaitu
1 fase peresepan obat, 2 fase pembacaan resep, 3 fase penyiapan obat dan 4 fase pemberian obat oleh pasien. Kesalahan dalam pengobatan pada fase peresepan
obat adalah kesalahan yang terjadi pada fase penulisan resep. Fase ini meliputi : obat yang diresepkan tidak tepat indikasi, tidak tepat pasien atau kontraindikasi,
tidak tepat obat atau ada obat yang tidak ada indikasinya, tidak tepat dosis dan aturan pakai. Pada fase pembacaan resep, kesalahan terjadi pada saat pembacaan
resep untuk proses penyiapan. kesalahan pada fase penyiapan terjadi pada saat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
penyiapan hinga penyerahan resep oleh petugas apotek. Sedangkan kesalahan pada fase pemberian adalah kesalahan yang terjadi pada saat penggunaan obat. Fase ini
dapat melibatkan petugas apotek dan pasien atau keluarganya. 2.3.3 Faktor-faktor Yang Menyebabkan Kesalahan Pengobatan
Kesalahan dapat terjadi pada beberapa langkah, dimulai dari pemberian resep sampai penyediaan akhir obat ke pasien. Penyebab umum kesalahan medikasi
meliputi diagnosis yang tidak tepat, kesalahan pemberian resep, kekeliruan dalam penghitungan dosis, praktek distribusi obat yang buruk, masalah terkait obat dan
perangkatnya, pemberian obat yang tidak tepat, adanya kegagalan komunikasi antar tenaga kesehatan dan kurangnya edukasi pasien AMCP, 2010.
Menurut American Society of Health-System Pharmacists ASHP dalam Guideline on Preventing Medication Errors in Hospitals, penyebab-penyebab
umum yang memicu terjadinya medication error, yaitu diantaranya : 1. Adanya ambigu pada penunjukkan di label atau di dalam pengemasan.
2. Nomenklatur produk obat [Look-Alike-Sound-Alike LASA , penggunaan huruf atau nomor prefiks dan sufiks dalam nama obat]
3. Adanya kegagalan atau kerusakan pada alat kesehatan 4. Resep yang tak terbaca
5. Transkripsi yang tidak tepat 6. Perhitungan dosis yang tak tepat
7. Personil yang tidak cukup terlatih 8. Menggunakan singkatan yang tidak dimengerti dalam resep
9. Kesalahan dalam pelabelan 10. Beban kerja yang berlebihan
11. Penyimpangan dalam kerja individu 12. Tidak tersedianya obat