53
tersebut beras akan digerakan berulangkali. Mulailah Mu’alimustad atau orang yang telah diserahkan beras tadi
melakukan pelaksanaan pembayaran fidyah, dengan berkata : “Para jamaah sekalian saya telah diserakan sejumlah beras
disebutkan jumlahnya bahkan ada yang telah menjadikan dalam bilangan Mud agar beras ini dijadikan sedekah fidyah atas Almarhum fulan bin fulan
karena semasa hidupnya beliau telah meninggalkan puasa beberapa hari tidak perlu dis
ebutkan jumlah harinya dikhawatirkan menjadi fitnah” Beras ini kami serahkan kepada Jama
’ah yang berada di sebelah utara misalkan dan spontan beras itu digerak-gerakan sebagai symbol pemindahan
hak dari muallim kepada jamaah yang berada di sebelah utara. Dengan demikian beras yang tadinya milik ahli waris yang telah
diserahkan mualim telah berubah menjadi milik orang-orang atau jamaah yang disebelah utara, kemudian dengan spontan jamaah tersebut yang
disebelah utara mengucapkan “alhamdulillah” sebagai bukti penerimaan hak
tersebut. kemudian orang yang telah disepakati menjadi perwakilan jamaah sebelah utara mengucapkan kalimat “wakil”yang memilki arti atas nama
jamaah disebelah utara menyerahkan beras tersebut kepada mualim agar dilakukan hellah kembali, hal ini menunjukan bahwa secara hukum beras
tersebut telah beralih hak lagi dari jamaah yang ada disebelah utara kepada mualim,
selanjutnya mualim
mengucapkan kalimat
saya terima
perwakilannya dan melanjutkan…. Hadirin sekalian saya telah menerima beras sebutkan jumlahnya
dari jamaah yang berada disebelah utara, mereka memiliki beras sebanyak sebutkan jumlahnya yang diniatkan sebagai fidyah qodho’ puasa
almarhumalmarhumah karena beliau semasa hidupnya telah meninggalkan puasa selama beberapa hari beras ini saya serahkan kepada jamaah yang
ada disebelah selatan.
54
Seketika beras tersebut digerakkan lagi,sama seperti yang pertama tanpa diwakili seluruh jamaah yang ada disebelah selatan mengucapkan
“alhamdulillah” sebagai penerimaan atas mereka,kemudian salah satu jamaah dari sebelah selatan mengucapkan “wakil” yang artinya sama dengan yang
pertama tadi setelah proses pembayaran fidyah puasa selesai maka dilanjutkan proses pembayaran fidyah sholat, dengan cara yang sama, hanya
saja kata-kata puasa diganti dengan kata sholat. Sedangkan pemberian kepada muallim guruustad yang melebihi dari
jamaah yang semestinya adalah tidak menjadi suatu keharusan, hal tersebut dilakukan sebagai penghormatan atas mereka. Adapun ukuran satu Mud
dalam proses pembayaran fidyah adalah dibulatkan menjadi 1 liter beras.
9
Akan tetapi pelaksanaan fidyah ini bertujuan untuk menyempurnakan ibadah-ibadah simayit ketika semasa hidupnya ibadahnya adanya yang tidak
sempurna. Atau dapat dikatakan sebagai penambah pahala simayit. Sebab pendapat ini tidak boleh disalah gunakan oleh orang yang masih hidup yang
malas melakukan sholat, janganlah berkata “ Tidak perlu sibuk-sibuk sholat karena nantinya bisa diqodho oleh ahli waris atau diganti dengan fidyah
” karena mengeluarkan kata-kata tersebut adalah termasuk meringan-ringankan
sholat dan hukum agama, karena orang yang meringan-ringankan sholat dan hukum agama bisa menyeret kepada kemurtadan keluar dari agama.
9
Wawancara langsung dengan KH. Musa pada 29 Maret 2016 pukul 13.30 WIB.
55
BAB IV ANALISIS PEMBAYARAN FIDYAH SHALAT DI KELURAHAN
CIBADAK TANAH SAREAL KOTA BOGOR
A. Adat istiadat
Istilah hukum adat pertama kali digunakan oleh Snouch Hurgronje karena hukum adat itu adalah terjemahan dari istilah dalam bahasa belanja
yaitu “adatrecht”. Snouch Hurgronje menggunakan istilah “adatrecht” di dalam karyanya De Atjehihers yang isinya membahas prihal adat istiadat suku
bangsa aceh.
1
Adatrecht disini adalah keseluruhan aturan tingkah laku yang berlaku bagi bumi putra dan orang Timur Asing yang mempunyai memaksa
lagi pula tidak dikodifikasikan.
2
Sedangkan kata adat itu sendiri berasal dari bahas arab yang berarti “kebiasaan”.
3
Kebiasaan yang dimaksud disini adalah semua prilaku yang dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari yang tidak
menyimpang dari norma-norma yang berlaku di masyarakat tersebut. Sedangkan menurut para Ahli Hukum Islam, yang mana mereka
melihat bahwa prinsip-prinsip adat sebagai salah satu sumber hukum Islam yang sekunder. Artinya adat
„Urf terjadi ketika sumber-sumber yang primer tidak memberikan jawaban terhadap masalah-masalah yang muncul.
4
1
A. Ridwan Halim, Hukum Adat Dalam Tanya Jawab, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989, cet, ke II, h.4
2
Soerjono Soekanto dan Soleman B. Taneko, Hukum Adat Indonesia, Jakarta: CV. Rajawali, 1990, cet. Ke IV, h.25
3
A. Ridwan Halim, Hukum Adat Dalam Tanya Jawab, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989, cet, ke II, h.83
4
Ratna Lukito, Pergumulan Antara Hukum Islam dan Hukum Adat di Indonesia, Jakarta: INIS, 1998, h.8
56
B. Kajian Teori
1. Kearifan Budaya Lokal
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
5
merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Sedangkan dari sisi
sosial, pengertian kebudayaan dapat digambaran dalam hubungan-hubungan kekerabatan baik individu maupun masyarakatdalam tradisi dan adat istiadat
yang dipelihara dan terselenggara dalam kegiatan organisasi-organisasi, baik yang berdasarkan profesi, asal-usul keturunan, maupun hobi, yang kemudian
membentuk struktur sosial kemasyarakatan, sehingga mencakup nilai, simbol, norma, dan pandangan hidup umumnya yang dimiliki bersama anggota
masyarakat. Dari pengertian budaya secara umum, maka budaya lokal adalah
budaya yang bersifat lokal setempat atau lokasi tertentu terapat budaya regional atau bisa disebut sebagai kebudayaan tradisional suku-suku bangsa.
6
2. Masyarakat dan Kebudayaan Sunda
Secara Antropologi Budaya bahwa yang disebut suku sunda adalah orang-orang yang secara turun-emurun menggunakan bahasa-ibu bahasa
sunda serta dialeknya dalam kehidupan sehari-hari, dan berasal serta bertempat tinggal di daerah Jawa Barat, daerah yang juga sering disebut
5
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, “Setangkai Bunga Sosiologi”, dalam Afif
dan Saiful Bahri ed, Harmoni Agama dan Budaya di Indonesia Jilid I, Jakarta: Balai Peelitian dan Pembangunan Agama, 2009, h. 19
6
Anisatun Muti’ah, dkk, Harmonisasi Agama dan Budaya di Indonesia jilid I, Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, h. 20
57
Tanah Pasundan atau Tatar Sunda.
7
Dalam lingkup Kebudayaan Sunda, terdapat subkebudayaan Cirebon, subkebuayaan Banten, dan subkebuayaan Priangan. Namun pada akhir tahun
2000, pemerintah pusat telah meresmikan Banten menjadi Provinsi baru. Dengan demikian, secara administrative, pemerintah Provinsi Jawa Barat
hanya memiliki dau kebudayaan yaitu subkebudyaan Cirebon dan subkebudayaan Priangan.
8
Menurut Juhaya S. Praja bahwa manusia Sunda dituntut untuk memiliki sifat-sifat Rasul, yakni shidiq, fathonah, amanah, yang tergambar
dalam kalimat cageur, bageur, singer, tur pinter.
9
Untuk mencapai sifat-sifat tersebut, manusia Sunda diwajibkan menuntut ilmu dan mencari rizki yang
tercermin dalam kalimat ilmu tuntut dunya siar. Sedangkan dalam melaksanakan tugas-tugasnya, baik sebagai individu dan keluarga maupun
sebagai anggota masyarakat, maka ia harus melaksanakan apa yang wajib dan yang sunah secara berkesinambungan dan simultan sebagaimana terungkap
dalam pribahasa fardu kalaku sunah kalampah. Pola hubungan Islam dengan budaya Sunda yang begitu dekat,
seperti ungkapan “Islam teh Sunda, Sunda teh Islam” yang disampaikan
pertama kali oleh Endang Saefudin Anshori pada tahun 1967. Menurut Ajip Rosidi ungkapan tersebut merupakan strategi kebudayaan dalam upaya
7
Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Jakarta: Djambatan, 2010, h. 307
8
Iyus Rusliana, Wayang Wong Priangan Kajian Mengenai Petunjukan Dramatari Tradisional di Jawa Barat, Bandung: PT Kiblat Buku Utama, 2002, h.23
9
Juhaya S. Praja. 2003. hukum Islam Dalam Tradisi dan Budaya Masyarakat Sunda, h. 6
58
membendung gerak paham komunis yang mulai merajalela di tengah-tengah masyarakat Sunda.
10
C. Analisis Pembayaran Fidyah Shalat di Kelurahan Cibadak Tanah Sareal
Kota Bogor
Sebagai manusia yang beriman, manusia diwajibkan untuk menjalankan syari’at Islam yang telah Allah tentukan di dalam al-Qur’an,
terutama Lima pilar utama yang menjadi rukun Islam. Shalat adalah salah satu bentuk ibadah mahdhoh yang harus dilaksanakan oleh pemeluk agama
Islam, oleh karena itu didalam melaksanakan shalat sudah ditentukan dan dijelaskan tatacaranya baik di dalam al-
Qur’an maupun di dalam hadits-hadits nabi.
Dalam ajaran
Islam shalat
mempunyai kedudukan
yang sangatpenting. Secara
hukum keberadaannya adalah fardlu „ain, yaitu suatu kewajiban yang harus dikerjakan oleh orang muslim baik laki-laki ataupun
perempuan yang mukallaf orang yang telah baligh dan berakal sesuai waktu yang telah
ditentukan syara’. Karena fungsi pentingnya ini shalat dalam rukum Islam menempati urutan kedua setelah syahadat. Kedudukannya dapat
dikatakan sebagai soko guru agama, bahkan lebih tegas lagi Nabi Muhammad Saw menjadikan shalat sebagai pembatas antara keimanan dan
kekufuran seseorang. Bagi orang yang dengan sengaja meninggalkan shalat
10
Hasan Bisri, Pergumulan Islam Dengan Kebudayaan Lokal di Tatar Sunda. Cetakan Ke -1. Bandung: Kaki Langit. 2005, h. 139.