Pemakaian Kitab Fathul Muin di dalam Bermuamalah di Masyarakat
52
memberikan makanan kepada orang yang menjadi tanggungan si pemberi fidyah.
8
Dari sisi pelaksanaan, fidyah biasanya dilaksanakan pada bulan puasa atau bulan-bulan setelah dan tentu saja bagi orang-orang yang masih hidup.
Berbeda dengan itu pelaksanaan fidyah yang dilaksanakan di Kelurahan Cibadak Justru dilaksanakan setelah seseorang meninggal dunia sebelum ia
dikuburkan atau setelahnya yang dilaksanakan oleh ahli warisnya. Yakni pembayaran fidyah dilakukan secara simbolik dengan cara
mengundang orang banyak dan para mualimUstadz dengan Menghela. Prakteknya adalah ahli waris menyerahkan sejumlah beras yang jumlahnya
tidak ditetukan kepada Mualim atau Ustadz untuk menghelah fidyah tersebut. Kalimat yang diucapkan ahli waris dalam menyerahkan beras tersebut adalah
sebagai berikut : “ Saya atas nama ahli waris fulan bin fulan menyerahkan beras ini sebanyak disebutkan jumlahnya untuk dijadikan Fidyah bagi Al
marhumAl marhumah ”.
Biasanya ini dilaksanakan di depan para jama’ah yang hadir yang
kemudian dibagi kepada dua kelompok, sebelah barat dengan timur atau sebelah utara dengan selatan sesuai dengan keadaan tempatnya, dan masing-
masing kelompok tersebut memiliki juru bicara yang mewakili bagian dari kelompoknya, dan di tengahnya telah tersedia beras yang diserahkan tadi
yang diletakan pada tempat yang dapat digerakan, karena dalam pelaksanaan
8
Zurinal Z, Aminuddin. Fiqih Ibadah Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, h.152
53
tersebut beras akan digerakan berulangkali. Mulailah Mu’alimustad atau orang yang telah diserahkan beras tadi
melakukan pelaksanaan pembayaran fidyah, dengan berkata : “Para jamaah sekalian saya telah diserakan sejumlah beras
disebutkan jumlahnya bahkan ada yang telah menjadikan dalam bilangan Mud agar beras ini dijadikan sedekah fidyah atas Almarhum fulan bin fulan
karena semasa hidupnya beliau telah meninggalkan puasa beberapa hari tidak perlu dis
ebutkan jumlah harinya dikhawatirkan menjadi fitnah” Beras ini kami serahkan kepada Jama
’ah yang berada di sebelah utara misalkan dan spontan beras itu digerak-gerakan sebagai symbol pemindahan
hak dari muallim kepada jamaah yang berada di sebelah utara. Dengan demikian beras yang tadinya milik ahli waris yang telah
diserahkan mualim telah berubah menjadi milik orang-orang atau jamaah yang disebelah utara, kemudian dengan spontan jamaah tersebut yang
disebelah utara mengucapkan “alhamdulillah” sebagai bukti penerimaan hak
tersebut. kemudian orang yang telah disepakati menjadi perwakilan jamaah sebelah utara mengucapkan kalimat “wakil”yang memilki arti atas nama
jamaah disebelah utara menyerahkan beras tersebut kepada mualim agar dilakukan hellah kembali, hal ini menunjukan bahwa secara hukum beras
tersebut telah beralih hak lagi dari jamaah yang ada disebelah utara kepada mualim,
selanjutnya mualim
mengucapkan kalimat
saya terima
perwakilannya dan melanjutkan…. Hadirin sekalian saya telah menerima beras sebutkan jumlahnya
dari jamaah yang berada disebelah utara, mereka memiliki beras sebanyak sebutkan jumlahnya yang diniatkan sebagai fidyah qodho’ puasa
almarhumalmarhumah karena beliau semasa hidupnya telah meninggalkan puasa selama beberapa hari beras ini saya serahkan kepada jamaah yang
ada disebelah selatan.