Pengaruh Frekuensi terhadap Perilaku Seks Bebas di SMA XYZ

kuatnya peran internet terhadap kebutuhan manusia, maka fasilitas-fasilitas yang ada di internet bersaing secara ketat untuk menampilkan hal-hal atau info semenarik mungkin. Salah satu fasilitas yang tersedia di internet dan mudah diakses adalah pornografi. Seks menjadi bagian yang penting dan selalu diadopsi oleh teknologi baru. Kehadiran internet seks sebagai media eksploitasi erotika dan pornografi. Hal ini disebabkan karena mengakses pornografi di internet adalah hal yang paling mudah diakses oleh siapapun, apalagi perkembangan situs porno yang semakin hari semakin meningkat di internet. Dalam penelitian ini paparan media internet dikaji berdasarkan frekuensi, durasi bermain internet, menonton video porno, melihat gambar porno, dan membaca cerita porno.

5.2.1. Pengaruh Frekuensi terhadap Perilaku Seks Bebas di SMA XYZ

Horrigan dalam Qomariah 2002, terdapat dua hal mendasar yang harus diamati untuk mengetahui intensitas penggunaan internet seseorang, yakni frekuensi internet yang sering digunakan dan lama menggunakan tiap kali mengakses internet yang dilakukan oleh pengguna internet. Menurut Stylianou Jackson, 2007, frekuensi mengacu pada pengertian seberapa sering atau berapa kali seseorang menggunakan internet. Frekuensi terkait dengan penggunaan internet dalam suatu periode tertentu Kusumaardhiati, 2011. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa sebagian besar frekuensi responden bermain internet ≤3 kali per minggu sebanyak 51,4, sedangkan dengan frekuensi 3 Universitas Sumatera Utara kali per minggu yaitu 48,6. Responden yang mengakses internet ≤3 kaliminggu sebagian besar perilaku seks bebas dalam kategori ringan 68,4, sedangkan responden yang mengakses internet 3 kaliminggu sebagian besar perilaku seks dalam kategori berat 83,3. Hasil uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa frekuensi bermain internet tidak berpengaruh terhadap perilaku seks bebas pada remaja di SMA X tahun 2012 p=0,586. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Murti 2008 yang menunjukkan bahwa responden dengan frekuensi paparan pornografi dengan frekuensi tinggi berperilaku seksual berat 50,0, sedangkan yang memiliki frekuensi terpapar pornografi rendah termasuk dalam kategori perilaku seksual ringan 9,5. Semakin tinggi frekuensi remaja terpapar pornografi maka akan semakin memiliki kecenderungan perilaku seksual berat. Penelitian Lubis 2010 yang meneliti situs porno dan persepsi remaja tentang seks pranikah menunjukkan bahwa sebanyak 43,2 mengatakan dirinya mengakses internet yakni 6-7 kali dalam seminggu, 27,3 mengaku 3-4 kali dalam seminggu, 15,9 mengaku 4-5 kali dalam seminggu, dan 13,6 mengaku mengakses internet 1- 2 kali dalam seminggu. Frekuensi bermain internet dipengaruhi oleh motif menggunakan internet, jaringan hubungan internet dan biaya penggunaan internet. Jika frekuensi mengakses internet dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap pengguna maka semakin sering pengguna mengakses situs tertentu maka akan mempengaruhi perilakunya. Intensitas penggunaan yakni terdapat dua hal mendasar yang harus diamati untuk mengetahui Universitas Sumatera Utara intensitas penggunaan internet seseorang, yakni keaktifan berdasarkan frekuensi internet yang sering digunakan dan lama menggunakan setiap kali mengakses internet Kusumaardhiati, 2011. Sudah menjadi rahasia umum kalau di internet dengan mudah didapatkan materi porno baik itu berupa cerita, gambar, film atau chatting. Materi ini semakin tersebar melalui situs-situs dan ada juga yang melalui mailing-list. Erotika di internet bukan saja berkembang menjadi sebuah kebutuhan pribadi tapi juga menjadi komoditi yang diperjualbelikan secara komersil dan dilakukan secara profesional Asfriyati, 2006. Sering tidaknya remaja mengakses internet terutama situs-situs porno akan mempengaruhi perkembangan dan kejiwaan remaja tersebut terutama dalam masalah seks. Hasil wawancara dengan informan diketahui bahwa Informan 1 bermain internet 3-4 kali seminggu, demikian juga informan 2 bermain internet 3- 4 kali seminggu, informan ketiga dan keempat mengaku hampir setiap hari bermain internet baik di rumah ataupun di warnet. Kemudahan remaja mengakses internet memiliki akses internet di rumah dan terpapar dalam jumlah yang tinggi terutama paparan situs-situs porno maka remaja tersebut memiliki kecenderungan untuk berperilaku seperti yang dilihatnya tersebut. Hal ini juga didukung oleh kurangnya pengawasan dari orang tua, meningkatnya hormon-hormon dalam tubuh remaja tersebut. Universitas Sumatera Utara

5.2.2. Pengaruh Durasi terhadap Perilaku Seks Bebas di SMA XYZ