Teman Sebaya Hasil Wawancara

“Saya maen internet di rumah dan di warnet. Tapi saya sering maen di warnet deket rumah saya. Tempatnya agak tertutup, dan saya bebas mendownload apa pun yang saya mau. Saya maen internet hampir tiap hari, dan lamanya kira-kira 2-3 jam. Kalo di warnet saya sering buka situs-situs porno karena keluarga saya tidak tahu. Saya paling suka melihat video dan gambar porno dibandingkan cerita porno, males bacanya.”I-4.

4.4.3. Teman Sebaya

Untuk mengetahui pergaulan informan dengan teman sebaya, peneliti menanyakan bagaimana hubungan informan dengan teman-teman pergaulan dalam membicarakan masalah seks, apa yang mendasari informan lebih tertarik bergaul dengan teman sebaya dibandingkan dengan keluarga di rumah, apakah merasa mendapatkan tekanan agar berperilaku sesuai dengan kelompok, apakah selalu berusaha menyesuaikan gaya penampilan, cara berperilaku seksual dengan teman sebaya kelompok. Dari hasil wawancara dengan keempat informan diperoleh hasil berikut. “Kalo soal gaya dalam teman sebaya, paling penampilan aja yang ikut, kami berteman biasa-biasa saja, paling gaya rambut, pake softlens yang diikuti. Kalo aku ada masalah, aku curhatnya sama kawan di sekolah, kalo masalah di rumah curhatnya sama kawan di rumah, tapi kadang-kadang masalah di rumah juga diceritain di sekolah. Trus kalo kami ngobrol biasanya kalo gak ngobrolin pelajaran, mode, pacar paling ya bergosip. Maklumlah cewek buk. Seringan sih gossip artis-artis yang lagi naik daun, sekali-sekali kawan-kawan kadang mau juga Universitas Sumatera Utara cerita “jorok-jorok” sama pacarnya. Kalo curhat sama temen enak buk, kita bisa bebas ngungkapi perasaan kita, tapi kalo sama keluarga yang ada cuma dinasehati mulu.” I-1 “Saya punya temen-temen geng, hubungan saya sama temen-temen geng saya biasa saja. Dalam gaya penampilan kami gak ada tekanan buk, bebas. Paling gaya yang saya tiru dari temen-temen seperti merokok. Kalo kami ngumpul-ngumpul, selain membicarakan sehari-hari, kami kadang-kadang cerita-cerita negatif misalnya cerita seks, cerita tentang rahim perempuan, alat kelamin atau kemaluan dan payudara cewek. Kadang-kadang kami suka gangguan cewek-cewek lewat. Kalo aku ada masalah biasanya aku cerita sama temen-temenlah. Kalo sama orang tua takut merepotkan atau mengganggu pikiran orang tua, kalo sama temen lebih enak bicaranya. Sama kawan-kawan di rumah atau sekolah, aku juga sering maen internet untuk maen game dan buka-buka situs porno. Aku juga sering menonton video dari handphone sama kawan-kawan yang sudah didownload dari internet. Kadang dikasih teman kadang mencari sendiri.” I-2 “Saya punya temen-temen geng buk. Biasa kalo sudah ngumpul kalo nggak ngomongi minum-minum, ngomongi judi, ngomongi pacar ya ngomongi seks. Kalo aku punya masalah ya ceritanya sama kawan-kawanku itu buk, kalo sama keluarga payah buk gak bisa terbuka. Kalo sama kawan-kawan aku terbuka semuanya buk, bebas mau cerita apa aja. Kawan-kawan di lingkunganku, “bandit-bandit” semua bu. Cemana lah buk, banyak temen-temen yang sudah gak sekolah lagi. Kalo minum- minum kuat, judi juga kuat bu, biasanya main judi dam, kadang PS, main biliar, main Universitas Sumatera Utara leng, banyak lah buk. Saya tahu maen sama PSK juga karena ajakan kawan-kawan saya buk. Abis, kalo gak mau ikut dibilang ketinggalan zaman, jadi ya mau gak mau mesti ngikuti kawan buk.” I-3. “Saya punya geng buk di rumah. Dalam kelompok kami gak ada tekanan buk kalo masalah seks, kami bebas mau yang pernah ngeseks ataupun belum. Masalah gaya penampilan kami gak ada masalah buk. Terus, kalo ada masalah pribadi, aku lebih sering cerita sama kawanlah buk. Pas ngumpul bareng. Sama keluarga paling sekali-sekali, itupun sama mamak aja. Yang diobrolin sama kawan ya tentang pergaulan lah buk, tentang seks. Kalo tentang seks yang diobrolin alat kelamin wanita lah buk, wajahnya. Kalo alat kelamin wanita yang dibicarakan paling bentuknya. Sama temen-temen, aku juga sering diajak nonton video porno, dari handphone atau ke internet karena temen itu lebih pengalaman daripada saya, jadi saya belajar dari dia.” I-4. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 . Perilaku Seks Bebas Remaja SMA XYZ Perilaku seks bebas adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik yang dilakukan sendiri, dengan lawan jenis maupun sesama jenis tanpa adanya ikatan pernikahan menurut agama ataupun negara Sarwono, 2011. Para remaja umumnya memiliki dorongan seksual yang lebih besar sehingga perasaan sayang dan cinta dapat berubah menjadi nafsu birahi yang mendorong mereka melakukan hubungan seksual sebelum waktunya. Menurut Irawati 2002 remaja melakukan berbagai macam perilaku seks bebas yang terdiri atas tahapan-tahapan tertentu yaitu dimulai dari berpelukan, cium kering bibir, cium basah mulut dan lidah, memegang atau meraba bagian sensitif, merangsang dari leher ke bawah necking, saling menempelkan alat kelamin petting, seks oral, dan bersenggama sexual intercourse. Perilaku remaja dalam berpacaran saat ini sudah lebih mengkhawatirkan dibandingkan remaja berpacaran pada masa lalu. Hal ini terbukti dari jawaban- jawaban yang diberikan responden atas pertanyaan tentang perilaku seksual. Sebagian besar remaja sudah melakukan saling berpelukan dan berciuman bibirmulut dan lidah, berbeda dengan zaman dulu berpegangan tangan pun masih malu. Pada pertanyaan perilaku seks bebas nomor 1, sebagian besar menjawab “ya” pada pertanyaan Anda dan pacar pernah atau selalu berpelukan ketika pacaran yaitu Universitas Sumatera Utara