Pengaruh Durasi terhadap Perilaku Seks Bebas di SMA XYZ

5.2.2. Pengaruh Durasi terhadap Perilaku Seks Bebas di SMA XYZ

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh durasi bermain internet terhadap perilaku seks bebas di SMA XYZ menunjukkan bahwa sebagian besar responden bermain internet dengan durasi ≤2 jam per hari yaitu 56,8, sebagian kecil yang bermain internet dengan durasi 2 jam per hari yaitu 43,2. Responden yang mengakses internet dengan durasi ≤2 jamhari sebagian besar perilaku seks be bas dalam kategori ringan yaitu 14 orang 66,7, sedangkan dari responden yang mengakses internet dengan durasi 2 jamhari sebagian besar perilaku seks dalam kategori berat yaitu 14 orang 87,5. Hasil uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa durasi bermain internet tidak berpengaruh terhadap perilaku seks bebas pada remaja di SMA X tahun 2012 p=0,251. Penelitian Fadhila 2008, bahwa sebagian besar responden menyatakan 1 jam adalah lamanya waktu mengakses situs porno yaitu sebanyak 78 orang 64,5, sedangkan sebagian kecil responden menyatakan bahwa 2 jam adalah lamanya waktu mengakses situs porno yaitu sebanyak 13 orang 10,7. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Lubis 2010 bahwa sebanyak 31,8 responden mengatakan dirinya dapat menghabiskan waktu lebih dari 3 jam setiap kali mengakses internet, 28,4 menghabiskan waktu 1-2 jam, 26,1 menghabiskan waktu 2-3 jam, dan 13.6 menghabiskan waktu kurang dari 1 jam mengakses internet. Para peneliti menyimpulkan bahwa hanya dalam 30 menit, televisi sudah dapat mengubah kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang dalam beberapa bulan. Universitas Sumatera Utara Dampak media massa itu dapat dijelaskan melalui teori kultivasi yang menggambarkan kekuatan media dalam membentuk sikap dan perilaku seseorang. Dewasa ini teori itu mulai digunakan untuk meneliti masalah kesadaran gender dalam masyarakat seperti yang dilakukan oleh Terry Fruch dan Paul McGhee 1975 yang menemukan bahwa seorang anak yang tertolong ‘heavy viewers’ menonton televisi lebih kurang 25 jam per minggu lebih memegang stereotip peran gender tradisional daripada yang ‘light viewers’ menonton televisi lebih kurang 10 jam per minggu. Semakin lama seseorang mengakses internet atau terpaparkan oleh hal-hal yang berbau erotis, maka akan semakin membekas dalam ingatan dan persepsi mereka tentang hal-hal yang erotis tersebut. Dengan kata lain, semakin lama remaja mengisi harinya dengan mengakses internet, semakin besar kemungkinan persepsi mengenai frekuensi dan norma hal yang dipaparkan berpengaruh kuat sehingga tidak sesuai dengan kenyataan. Terbentuknya sikap seksual yang semakin permisif berdasarkan durasi mengakses internet dapat juga dikaitkan dengan kondisi observasi dimana remaja yang mengakses internet dengan durasi yang lama, maka mereka cenderung mempelajari dan melakukan imitasi sikap yang mereka peroleh dari hal- hal erotis yang telah mereka akses melalui internet seperti film video porno, gambar-gambar porno, dan cerita porno. Hasil wawancara dengan informan bahwa informan 1 biasanya bermain internet rata-rata 3-4 jam setiap kali mengakses internet. Informan 2 mengaku rata- rata bermain internet selama 2 jam setiap mengakses internet. Informan 3 rata-rata bermain 3-4 jam terutama pada malam hari. Informan 4 mengatakan kira-kira 2-3 jam Universitas Sumatera Utara mengakses internet. Terlihat bahwa informan rata-rata 2 jam setiap mengakses internet. Pada umumnya mereka lebih suka mengakses game online ataupun situs porno saat mengakses internet, sehingga tidak terasa waktunya atau lupa waktu dan mereka melakukan akses internet tersebut lebih banyak pada malam hari. Hal ini selain faktor lalu lintas data yang lebih cepat dibandingkan siang hari, pada malam hari mereka tidak mempunyai aktivitas seperti sekolah. Kecenderungan untuk mengakses situs porno lebih lama juga karena kurangnya pengawasan dari orang tua, seperti meletakkan komputer jaringan internet di dalam kamar remaja sehingga orang tua tidak dapat mengontrol, seperti informan 3 yang mengatakan “Hampir tiap hari saya maen internet karena internet ditaruh di kamar saya, saya bebas membuka situs porno dan mendownload film seks.” Sedangkan informan 1 dan informan 2 tidak membuka situs porno di rumah karena takut ketahuan keluarga, dan komputer jaringan internet diletakkan di ruang tamu sehingga kecenderungan untuk diketahui orang lain lebih besar.

5.2.3. Pengaruh Menonton Video Porno terhadap Perilaku Seks Bebas di SMA XYZ