Produktivitas Primer Konsentrasi Klorofil a Kelimpahan Plankton

j. Fospat PO

4 Nitrat diukur dengan metode spektrometri di Laboratorium Kimia Pusat Penelitian Lingkungan Universitas Sumatera Utara, Medan. Bagan kerja terlampir Lampiran E. Tabel 3.1. Parameter dan Alat yang Dipakai untuk Mengukur Faktor Biofisik Kimia Perairan No Parameter Satuan Alat Uji Tempat A Fisika 1 Intensitas cahaya Lux Luxmeter In-situ 2 Suhu °C Termometer In-situ 3 Total Dissolved Solid TDS mgl Spektrofotometer Lab 4 Total Suspended Solid TSS mgl Spektrofotometer Lab B Kimia 1 pH - pH meter In-situ 2 Disolved Oksigen DO mgl Metode Winkler In-situ 3 Chemichal Oxygen Demand COD mgl Metode Refluks In-situ 4 Biochemichal Oxygen Demand BOD mgl Metode Winkler Lab 5 Fospat mgl Spektrofotometer Lab 6 Nitrat mgl Spektrofotometer Lab

C. Biologi

1 Klorofil-a mgm Metode oksigen 3 Lab 2 Produktivitas primer mgCm Teknik oksigen, titrasi 3 In-situ 3 Fitoplankton Ind.l Pencacahanmikroskop Lab

3.7 Analisis Data

Data yang diperoleh diolah dengan menghitung nilai produktivitas primer perairan, konsentrasi klorofil a fitoplankton dan analisis korelasi spearman.

3.7.1 Produktivitas Primer

Metode pengukuran produktivitas primer dengan menggunakan metode botol gelap dan botol terang. Produktivitas primer dapat diukur sebagai produktivitas kotor dan atau produktivitas bersih. Untuk menghitung produktivitas primer digunakan rumus: Universitas Sumatera Utara Produktivitas bersih P N = Produktivitas kotor P G R = [O – Respirasi R 2 ] awal – [O 2 akhir Pg = [O pada botol gelap 2 ] akhir pada botol terang – [O 2 ] awal Untuk mengubah nilai mgl oksigen menjadi mg Cm pada botol gelap 3 , maka nilai dalam mgl dikalikan dengan faktor 375,36, sehingga menghasilkan mg Cm 3 untuk jangka waktu pengukuran. Untuk mendapatkan nilai produktivitas dalam satu hari, nilai perjam harus dikalikan dengan 12, mengingat cahaya matahari hanya diperoleh selama 12 jam perhari Barus, 2004.

3.7.2 Konsentrasi Klorofil a

Konsentrasi klorofil a dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Klorofil a mgm 3 = 11,0 2,43 A 1 -A 2 V 1 V 2 Dengan catatan: d 11,0 adalah koefisien koreksi 2,43 adalah faktor koreksi A 1 A adalah absorban klorofil a dan pheophytin sampel 2 V adalah absorban yang diberi HCl 1 V adalah volume ekstrak aseton liter 2 adalah volume sampel yang disaring m 3 d adalah diameter kuvet cm

3.7.3 Kelimpahan Plankton

Jumlah plankton yang ditemukan dihitung jumlah individu per liter dengan menggunakan alat Hemositometer dan menggunakan rumus modifikasi menurut Isnansetyo dan Kurniatuty 1995, yaitu : N = W v V p P L T 1 × × × Keterangan: N = jumlah plankton per liter T = luas penampang permukaan Hemositometer mm 2 L = luas satu lapang pandang mm 2 Universitas Sumatera Utara P = jumlah plankter yang dicacah p = jumlah lapang yang diamati V = volume konsentrasi plankton pada bucket ml v = volume konsentrat di bawah gelas penutup ml W = volume air media yang disaring dengan plankton net Karena sebagian besar dari unsur-unsur rumus ini telah diketahui pada Hemositometer, yaitu T = 196 mm 2 dan v = 0,0196 ml 19,6 mm 3 K = dan luas penampang pada Haemocytometer sama dengan hasil kali antara luas satu lapang pandang l dengan jumlah lapang yang diamati. Sehingga rumusnya menjadi: W PV 0196 , ind.l

3.7.4 Analisis Korelasi