sangat dipengaruhi oleh temperatur. Menurut Hukum Van’t Hoffs kenaikan suhu sebesar 10
o
C hanya pada kisaran suhu yang masih ditolerir akan meningkatkan aktivitas fisiologis misalnya respirasi dari organisme sebesar 2-3 kali lipat. Pola
suhu ekosistem akuatik dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air dengan udara sekelilingnya dan juga oleh faktor
kanopi penutupan oleh vegetasi dari pepohonan yang tumbuh ditepi Brehm Maijer 1990 dalam Barus, 2004.
Menurut Nontji 1993, suhu air permukaan di Perairan Nusantara umumnya berkisar pada 23-31°C. Secara alami suhu air permukaan merupakan lapisan yang
lebih hangat karena mendapat radiasi matahari siang pada siang hari. Oleh karena kerja angin, maka lapisan teratas sampai kedalaman kira-kira 50-70 m dapat terjadi
pengadukan, akibatnya di lapisan kedalaman 50-70 m terdapat suhu hangat yang homogen sekitar 28°C. Di perairan dangkal lapisan homogen ini dapat berlanjut
sampai ke dasar. Suhu di permukaan dipengaruhi oleh kondisi metereologi. Faktor- faktor metereologi yang berperan disini adalah curah hujan, penguapan, kelembaban,
udara, suhu udara, kecepatan angin, dan intensitas radiasi matahari. Oleh sebab itu suhu di permukaan biasanya mengikuti pola musiman.
b. Intensitas Cahaya
Faktor cahaya matahari yang masuk ke dalam air akan mempengaruhi sifat- sifat optis dari air. Sebagian cahaya tersebut akan diabsorsi dan sebagia lagi akan
dipantulkan ke luar dari permukaan air. Dengan terbentuknya kedalaman lapisan air intensitas cahaya tersebut akan mengalami perubahan yanag signifikan baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Cahaya gelombang pendek merupakan yang paling kuat mengalami pembiasan yang menyebabkan kolam air yang jernih akan terlihat
bewarna biru dari permukaan. Pada lapisan dasar, warna air akan berubah menjadi hijaukekuningan, karena intensitas dari warna ini paling baik ditransmisi dalam air
sampai ke lapisan dasar Barus, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah cahaya yang menembus permukan air sungai dan menerangi lapisan permukaan air memegang peranan penting dalam menentukan pertumbuhan
fitoplankton. Bagi hewan air, cahaya mempunyai pengaruh terbesar yaitu sebagai sumber energi untuk proses fotosintesis tumbuh-tumbuhan yang menjadi sumber
makanannya Juwana, 2001
Intensitas cahaya yang memasuki lapisan perairan menurun sejalan dengan penambahan kedalaman dengan kata lain cahaya mengalami peredupan. Hasil
pengukuran intensitas cahaya pada tiap meter kedalaman menujukkan nilai peredupan bervariasi. Hal ini menujukkan terdapatnya bahan-bahan tersuspensi yang berbeda
pada tiap kedalaman Sunarto et al., 2004
c. Total Suspended Solid TSS
Total suspended solid TSS merupakan zat-zat padat yang berada pada dalam suspense, dapat dibedakan menurut ukurannya sebagai partikel tersuspensi koloid
partikel koloid dan partikel tersuspensi biasa partikel tersuspensi. Total suspended solid TSS yaitu jumlah berat dalam mgl kering lumpur yang ada didalam air limbah
setelah mengalami proses penyaringan dengan membrane berukuran 0,45 µm. Adanya padatan-padatan ini menyebabkan kekeruhan air, padatan ini tidak terlarut
dan tidak dapat mengendap secara langsung. Padatan tersuspensi terdiri dari partikel- partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari pada sedimen, seperti bahan-
bahan organic tertentu, tanah liat, dan kikisan tanah yang disebabkan terjadinya erosi tanah Alaert Sri, 1987.
d. Total Dissolved Solid TDS