Menurut Hutter 1990 dalam Barus 2004 perairan yang konsentrasi mineralnya sedikit mempunyai nilai total dissolved solid berkisar antara 50 mgl –
400 mgl, sementara pada perairan yang kaya akan mineral mempunyai nilai total dissolved solid pada kisaran antara 500 – 2000 mgl.
d. Total Suspended Solid TSS
Dari pengukuran yang telah dilakukan pada tiga stasiun pengambilan sampel, diperoleh nilai nilai rata-rata padatan tersuspensi sebesar 36,67 mgL, dimana
padatan tersuspensi tertinggi berada di stasiun 2, dan terendah di stasiun 3. Kisaran TSS seperti ini dapat dikategorikan bahwa sungai Batang Toru masih layak untuk
diminum sesuai dengan baku mutu air PP No.82 tahun 2001.
Menurut Kristanto 2002, padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap,
terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen. Padatan tersuspensi akan mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air sehingga
akan mempengaruhi regenerasi oksigen serta fotosintesis. Selanjutnya Nybakken 1992 menyatakan bahwa pengaruh ekologi utama dari kekeruhan adalah
penurunan penetrasi cahaya secara mencolok. Selanjutnya hal ini akan menurunkan fotosintesis fitoplankton dan tumbuhan bentik, yang mengakibatkan turunnya
produktivitas.
e. pH Air
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap nilai pH pada tiga stasiun pengambilan sampel diperoleh nilai rata-rata sebesar 7,36. Nilai pH tertinggi terdapat
pada stasiun 1 dan 2 yakni 7,4. Nilai pH terendah terdapat pada stasiun 3 yakni 7,3. Dari nilai pH yang diperoleh menunjukkan bahwa derajat keasaman dari ketiga
stasiun masih mendukung pertumbuhan dan perkembangan organisme air termasuk fitoplankton secara umum. Dengan kisaran pH seperti ini dapat dikategorikan bahwa
Universitas Sumatera Utara
sungai Batang Toru masih layak untuk diminum sesuai dengan baku mutu air PP No.82 tahun 2001.
Menurut Baur 1987, Brehm Meijering 1990, Brake et al., 1992 dalam Barus 2004 bahwa nilai pH yang ideal bagi kehidupan organism air pada umumnya
terdapat antara 7 sampai 8,5 yaitu yang mempunyai nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basah lemah.
Sutrisno 1987, menyatakan pH optimum berkisar 6,0 – 8,0 sedangkan Michael 1994, menyatakan nilai pH di suatu perairan sangat dipengaruhi oleh
kemampuan air untuk melepas atau mengikat sejumlah ion hidrogen yang menunjukkan larutan tersebut asam dan basa. Banerjea 1971, menyatakan bahwa
nilai pH yang berkisar antara 6,5-8,5 menunjukkan tingkat kesuburan perairan tersebut berkisar antara cukup produktif sampai produktif.
f. Oksigen Terlarut DO = Dissolved Oxygen
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap nilai oksigen terlarut pada tiga stasiun pengambilan sampel diperoleh rata-rata nilai oksigen terlarut sebesar 7,36 mgl.
Tertinggi terdapat pada stasiun 1 yakni 7,6 mgl. Nilai oksigen terlarut terendah terdapat pada staiun 3 yakni 7,2 mgl. Secara keseluruhan nilai kandungan oksigen
tersebut masih tergolong kedalam perairan yang belum tercemar. Dengan kisaran DO seperti ini dapat dikategorikan bahwa sungai Batang Toru masih layak untuk
diminum sesuai dengan baku mutu air PP No.82 tahun 2001. Menurut Barus 2004, sumber oksigen terlarut dalam air adalah penyerapan oksigen dari udara, melalui
kontak antara permukaan dengan udara, dan dari proses fotosintesis. Menurut Ewuise 1990, bahwa persentase oksigen dalam air tidak sekonstan seperti di udara, tetapi
berfluktuasi dengan nyata tergantung pada kedalaman, suhu, angin, dan banyaknya kegiatan biologi disekitarnya.
Universitas Sumatera Utara
Organisme air akan hidup dengan baik jika nilai oksigen terlarut lebih besar dari 5,0 mgl air. Menurut Eden, 1990 oksigen merupakan hasil sampingan dari
fotosintesis sehingga ada hubungan erat antar produktivitas dengan oksigen yang dihasilkan. Oksigen yang terlarut digunakan oleh organisme untuk melakukan proses
pembakaran bahan makanan dan proses tersebut menghasilkan energi untuk keperluan aktivitas organisme. Odum, 1993 mengatakan kebutuhan oksigen terlarut
pada organisme sangat bervariasi tergantung jenis, stadia dan aktivitasnya.
g. Biologycal Oxygen Demand BOD