sosial yang tinggi teraplikasi tanpa memandang perbedaan. Tak ada satu manusiapun yang mampu menjalani kehidupan fana ini tanpa
berdampingan dengan manusia lainnya. Sepintar apapun manusia dalam hal mencukur rambut, tetap ia membutuhkan manusia lainnya yang pintar
untuk mencukur rambut untuk rambutnya sendiri, ini merupakan contoh kecil terimplementasinya sosial dalam masyarakat.
Inilah yang dimaksudkan dalam firman Allah SWT Q.S Ali Imran ayat 112, saling memahami, tenggang rasa sesama manusia, tidak
menjatuhkan satu sama lain demi terjalinnya ukhuwah persaudaraan sesama manusia antara umat seagama dan antar ummat beragama.
3. Pengertian Kompetensi Sosial
Dalam PP RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir d dikemukakan bahwa
yang dimaksud dengan “kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar
”.
7
Pakar psikologi pendidikan Gadner 1983 berpendapat bahwa kompetensi sosial itu sebagai social intellegence atau kecerdasan sosial .
kecerdasan sosial merupakan salah satu dari 9 kecerdasan logika, bahasa, musik, raga, uang, pribadi, alam skuliner yang berhasil
diidentifikasi oleh Gadner.
8
Seorang guru ialah makhluk sosial, yang dalam hidupnya berdampingan dengan manusia lainnya. Guru diharapkan memberikan
contoh baik terhadap lingkungannya, dengan menjalankan hak dan kewajibannya sebagai bagian dari masyarakat sekitarnya. Guru harus
berjiwa sosial tinggi, mudah bergaul, dan suka menolong, bukan
7
PP RI, No 19 tentang Standar Nasional Pendidikan Tahun 2005.
8
Ahmad Muhli, Kompetensi Sosia guru, https:ahmadmuhli.wordpress.com, 20 September 2015
sebaliknya, yaitu individu yang tertutup dan tidak memedulikan orang- orang di sekitarnya.
Kompetensi sosial adalah aspek prososial orientation perilaku prososial yang terdiri dari kedermawanan generosity, empati empaty,
memahami orang lain understanding of others, penanganan konflik conflik handling, dan suka menolong helpfulness serta aspek sosial
social intiative yang terdiri dari aktif untuk melakukan inisiatif dalam situasi sosial dan perilaku yang menarik dalam situasi tertentu
”.
9
Dari beberapa pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru untuk dapat
menghargai orang lain, menghormati orang lain, menjadi bagian dari masyarakat dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.
Hal tersebut diuraikan lebih lanjut dalam PP RI No.74 tentang Guru sebagai bagian dari masyarakat, yang sekurang-kurangnya memiliki
kompetensi untuk: a.
Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat. b.
Menggunakan tekhnologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tuawali peserta didik, dan d.
Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar”.
10
Menurut Sukmadinata, “Di antara kemampuan sosial dan personal yang paling mendasar yang harus di kuasai guru adalah idealisme, yaitu
cita- cita luhur yang ingin dicapai dengan pendidikan.” Cita-cita semacam
ini dapat diwujudkan guru melalui : Pertama, kesungguhan mengajar dan mendidik para murid. Tidak peduli kondisi ekonomi, sosial, politik, dan
medan yang dihadapinya. Kedua, pembelajaran masyarakat melalui interaksi dan komunikasi langsung dengan mereka di beberapa tempat
9
Sofyan Yusuf, Definisi Kompetensi Sosial, http:duniapsikologi.dagdigdug.com , 20 September 2015
10
PP Republik Indonesia Nomor 74, tentang Guru tahun 2008
seperti masjid, majelis taklim, musola, pesantren, balai desa, dan posyandu.
11
Dalam konteks ini, guru bukan hanya guru bagi para muridnya, tetapi juga guru bagi masyarakat di lingkungannya. Ketiga,
guru menuangkan dan mengekspresikan pemikiran dan idenya melalui tulisan, baik dalam artikel, cerpen, novel, sajak, maupun artikel ilmiah. Ia
dapat menerbitkannya di surat kabar, blog pribadi, majalah, jurnal, tabloid, ataupun buku.
Jadi dengan dimilikinya kompetensi sosial, diharapkan guru akan mudah untuk berinteraksi dan bergaul dengan masyarakat yang ada
dilingkungannya, terutama lingkungan sekolah dimana si guru tersebut bertugas.
Dalam Bab IV pasal 8 UU Guru dan Dosen tahun 2005 dijelaskan: guru wajib memiliki Kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
12
Kesadaran dan kerelaan menerima kenyataan bahwa interaksi dengan siswa sebagai suatu keseluruhan akan menumbuhkan perhatian
concern, rasa peduli caring, rasa berbagi sharing, dan kebaikan yang tulus kindness. Peduli akan apa yang terjadi pada siswa, perhatian
terhadap siswa, berbagi dalam membentuk siswa, serta semua itu didasarkan pada kebaikan yang tulus, karena merekalah yang akan
menentukan apakah investasi kita untuk masa depan memberi manfaat yang signifikan bagi hidup dan kehidupan manusia pada masa di mana
kita, guru sendiri belum tentu merasakan dan menikmatinya. Namun itu akan membuat kita yakin kebaikan masa depan akan dapat terjadi melalui
anak-anak kita, siswa-siswa kita, murid-murid kita.
13
Seorang guru tidak hanya cakap dalam kompetensi pedagogiknya saja, akan tetapi sebagai makhluk sosial yang tidak bisa dipisahkan dari
11
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, Jakarta ; Kencana Prenada Media Group, hal. 53
12
UU RI Nomor 14......h.32
13
Uhar Suharsaputra, Menjadi Guru Berkarakter Bandung : Refika Aditama 2013, hal. 69