Pengertian Karakter hubungan kompetensi guru pai dalam membentuk karakter siswa kelas XII keperawatan Di SMK Kharisma Panongan Tangerang

2. Pendidikan Karakter

Socrates berpendapat bahwa tujuan paling mendasar dari pendidikan adalah untuk membuat seseorang menjadi good and smart. Dalam sejarah Islam, Rasulullah Saw, Sang Nabi terakhir dalam ajaran Islam, juga menegaskan bahwa misi utamanya dalam mendidik manusia adalah untuk mengupayakan pembentukan karakter yang baik good character. Berikutnya, ribuan tahun setelah itu, rumusan tujuan utama pendidikan tetap pada wilayah serupa, yakni pembentukan kepribadian manusia yang baik. 46 Pendidkan karakter adalah sebuah sistem yang menanamkan nilai- nilai karakter pada peserta didik, yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekad, serta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, maupun bangsa, sehingga akan terwujud insan kamil. 47 Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona 1991 adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagainya. Aristoteles berpendapat bahwa karakter itu erat kaitannya dengan kebiasaan yang kerap dimanifestasikan dalam tingkah laku. 48 Menurut David Elkind Freddy Sweet Ph.D 2004, character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical value pendidikan karakter adalah usaha sengaja sadar untuk membantu manusia memahami, peduli tentang, dan melaksanakan nilai-nilai etika inti. When we think about the kind of character we want for our children, it is clear that we want them to be 46 Abdul Majid Dian Andayani, Op, Cit., h. 30 47 Nurla Isna Auniah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah Yogyakarta : Laksana 2011, hal. 19 48 Heri Gunawan, Op, Cit., h. 23 able to judge what is right, care deeply about what is right, and then do what they believe to be right, even in the face of pressure from without and temptation from within ketika kita berpikir tentang jenis karakter yang kita inginkan bagi anak-anak, maka jelas bahwa kita mengharapkan meraka mampu menilai apakah kebenaran, peduli secara sungguh-sungguh terhadap kebenaran, dan kemudian mengerjakan apa yang diyakini sebagai kebenaran, bahkan ketika menghadapi tekanan dari luar dan upaya dari dalam. 49 Pada dasarnya, hakikat pendidikan adalah untuk membentuk karakter suatu bangsa. Hal tersebut angat ditentukan oleh semangat, motivasi, nilai-nilai, dan tujuan dari pendidikan. Apabila dirumuskan, hakikat pendidikan yang mampu membentuk karakter bangsa berkeadaban adalah : a. Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip- prinsip ilmu pengetahuan dan tekhnologi bagi pembentukan manusia seutuhnya; b. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawan pendidik; c. Pendidikan pada prinsipnya berlangsung seumur hidup; d. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat. 50 Berdasarkan totalitas psikologis dan sosiokultural pendidikan karakter dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1 Olah hati, olah pikir, olah rasakarsa, dan olahraga. 2 Beriman dan bertaqwa, jujur, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa ptriotik 49 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Jakarta : Prenada Media Group 2011, h. 15 50 Anas Salahudin Irwanto Alkrienciehie, Op, Cit., h.49 3 Ramah, saling menghargai, toleran, peduli, suka menolong, gotong royong, nasionalis, kosmopolitan, mengutamakan kepentingan umum, bangga menggunakan bahasa dan produk indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja 4 Bersih dan sehat, disiplin, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, gigih, cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi IPTEKS Ilmu Pengetahuan Tekhnologi dan Seni, dan reflektif. 51 Melengkapi uraian diatas, Megawangi pencetus pendidikan karakter di Indonesia telah menyusun 9 pilar karakter mulia yang selayaknya dijadikan acuan dalam pendidikan karakter, baik disekolah maupun di luar sekolah yaitu sebagai berikut. a Cinta Allah dan kebenaran b Tanggung jawab, disiplin, dan mandiri c Amanah d Hormat dan santun e Kasih sayang, peduli, dan kerjasama f Percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah g Adil dan berjiwa kepemimpinan h Baik dan rendah hati i Toleran dan cinta damai 52 Menurut Ramli, pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria 51 Retno Listyarti, Pendidikan Karakter Jakarta ; Erlangga group 2012, h. 9 52 E.Mulyasa, Manajemen Op, Cit., h. 5 manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dam warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda. 53 Pendidikan karakter dapat dipahami sebagai upaya menanam kecerdasan dalam berpikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengalaman dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri, antar sesama, dan lingkungannya. 54 Proklamator kita, Bung Karno, berulang kali mengucapkan character building dalam berbagai pidatonya. Ketika Bung Karno mengucapkan istilah tersebut bisa jadi diucapkan dalam konteks politik, di mana baginya watak bangsa harus dibangun. Tetapi ketika kata-kata ini diungkapkan oleh para pendidik seperti Ki Hajar Dewantara, konteksnya adalah pedagogis yang dimaksud adalah pendidikan watak untuk para siswa, satu demi satu. Artinya, untuk membangun karakter harus dipikirkan dengan kesungguhan. 55 Sebagaimana dikutip dari Ahmad Fikri bahwa fungsi pendidikan karakter adalah: a. Pengembangan: pengembangan potensi dasar peserta didik agar berhati, berpikiran, dan berperilaku baik; b. Perbaikan: memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultural untuk menjadi bangsa yang bermartabat; 53 Heri Gunawan, Op, Cit., h. 24 54 Zubaedi, Op, Cit, h. 17 55 Retno Listyarti, Pendidikan Op, Cit., h. 9