Pengertian Sosial hubungan kompetensi guru pai dalam membentuk karakter siswa kelas XII keperawatan Di SMK Kharisma Panongan Tangerang

seperti masjid, majelis taklim, musola, pesantren, balai desa, dan posyandu. 11 Dalam konteks ini, guru bukan hanya guru bagi para muridnya, tetapi juga guru bagi masyarakat di lingkungannya. Ketiga, guru menuangkan dan mengekspresikan pemikiran dan idenya melalui tulisan, baik dalam artikel, cerpen, novel, sajak, maupun artikel ilmiah. Ia dapat menerbitkannya di surat kabar, blog pribadi, majalah, jurnal, tabloid, ataupun buku. Jadi dengan dimilikinya kompetensi sosial, diharapkan guru akan mudah untuk berinteraksi dan bergaul dengan masyarakat yang ada dilingkungannya, terutama lingkungan sekolah dimana si guru tersebut bertugas. Dalam Bab IV pasal 8 UU Guru dan Dosen tahun 2005 dijelaskan: guru wajib memiliki Kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 12 Kesadaran dan kerelaan menerima kenyataan bahwa interaksi dengan siswa sebagai suatu keseluruhan akan menumbuhkan perhatian concern, rasa peduli caring, rasa berbagi sharing, dan kebaikan yang tulus kindness. Peduli akan apa yang terjadi pada siswa, perhatian terhadap siswa, berbagi dalam membentuk siswa, serta semua itu didasarkan pada kebaikan yang tulus, karena merekalah yang akan menentukan apakah investasi kita untuk masa depan memberi manfaat yang signifikan bagi hidup dan kehidupan manusia pada masa di mana kita, guru sendiri belum tentu merasakan dan menikmatinya. Namun itu akan membuat kita yakin kebaikan masa depan akan dapat terjadi melalui anak-anak kita, siswa-siswa kita, murid-murid kita. 13 Seorang guru tidak hanya cakap dalam kompetensi pedagogiknya saja, akan tetapi sebagai makhluk sosial yang tidak bisa dipisahkan dari 11 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, Jakarta ; Kencana Prenada Media Group, hal. 53 12 UU RI Nomor 14......h.32 13 Uhar Suharsaputra, Menjadi Guru Berkarakter Bandung : Refika Aditama 2013, hal. 69 makhluk lainnya, guru juga dituntut untuk bisa bergaul dan berkomunikasi dengan baik. Tidak merasa congkak seakan ia memiliki pendidikan yang tinggi apalagi merasa paling sempurna di depan masyarakat biasa. Karena sebagai guru yang profesional, akan menjadikan profesinya tersebut tidak hanya disuatu tempat saja melainkan diberbagai situasi dan kondisi dimana dia berada. Dalam Peraturan Menteri No. 16 2007 tentang standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru, sedikitnya ada 4 kompetensi sosial dan 2 Kompetensi Guru Mata Pelajaran, yaitu : a. Bersikap Inklusif, Bertindak Objektif dan tidak Diskriminatif. b. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun c. Beradaptasi di tempat tugas di seluruh wilayah RI d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain. 14 Keempat kompetensi tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1 Bersikap Inklusif, Bertindak Objektif dan tidak Diskriminatif. Bersikap inklusif artinya bersifat terbuka terhadap berbagai perbedaan yang dimiliki oleh orang lain dalam berinteraksi. Guru dalam berinteraksi dengan siswa atau sesama guru juga berhadapan dengan realitas ini. Siswa memiliki latar belakang yang berbeda-beda dari segi jenis kelamin, agama, suku, ras, status sosial ekonomi, dan sebagainya. Situasi semacam ini memiliki potensi konflik tertentu baik laten atau nyata. Guru profesional adalah guru yang bisa membawa diri dalam situasi ini. Ia harus bisa berinteraksi dan bergaul dengan siswa atau rekan sejawat, atau bahkan anggota masyarakat yang berbeda latar belakang semacam ini. 14 Peraturan Mentri No. 16 tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru, tahun 2007.