Tujuan Pengajaran Pendidikan Agama Islam

Dengan asumsi jika pendidikan agama dilakukan dengan baik, maka kehidupan masyarakat pun akan lebih baik. 30 Mengingat signifikansi keberadaan mata pelajaran PAI dalam membangun karakter atau akhlak pesrta didik, maka guru PAI dituntut mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan guu-guru lainnya. Guru PAI, disamping melaksanakan tugas keagamaan, ia juga melaksanakan tugas pendidikan dan pembinaan bagi peserta didik, ia membantu pembentukan kepribadian, pembinaan akhlak disamping menumbuhkan dan mengembangkan keimanan dan ketakwaan para siswa. 31 Dari berbagai penjelasan dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan agama islam mencakup segala aspek, baik dari segi jasmani dan juga rohani. Pendidikan yang bertujuan menanamkan nilai-nilai keagamaan untuk bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, menghidupkan hati sanubari agar memiliki rasa kemanusiaan yang tidak membeda-bedakan tingkatan sosial. Singkatnya, membentuk manusia yang beridealitas Islam berdasarkan Al- Qur’an dan Sunnah.

3. Fungsi Pengajaran Pendidikan Agama Islam

Fungsi pendidikan Islam adalah menyediakan segala fasilitas yang dapat dimungkinkan tugas-tugas pendidikan Islam tersebut tercapai dan berjalan dengan lancar. Penyediaan fasilitas ini, mengandung arti dan tujuan yang bersifat struktural dan institusional. 32 Agama dalam kehidupan sosial mempunyai fungsi sebagai sosialisasi individu, yang berarti bahwa agama bagi seorang anak akan menghantarkannya menjadi dewasa. Sebab untuk menjadi dewasa seseorang memerlukan semacam tuntunan umum untuk mengarahkan aktivitasnya dalam masyarakat dan juga merupakan tujuan pengembangan kepribadian, dan dalam ajaran Islam inilah anak tersebut dibimbing pertumbuhan jasmani dan rohaninya dengan hikmah 30 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Jakarta : Prenada Media Group 2011, h. 276 31 Ibid, 276 32 Sukring, Op, Cit., hal.30 mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlaku ajaran Islam. 33 Ahmad tafsir menyatakan bahwa fungsi pendidikan Islam, ialah lulusan yang merupakan manusia terbaik. Cirinya ada dua, yaitu : pertama, mampu hidup tenang. Dan kedua, produktif dalam kehidupan bersama. Dua ciri tersebut masih terlalu umum sehingga program pendidikan agak sulit di desain untuk mencapai dua fungsi itu. Jika dirinci lebih jauh maka kita akan memiliki tiga ciri sebagai berikut. Pertama badan sehat serta kuat. Kedua, otaknya cerdas serta pandai. Ketiga, lulusan mesti beriman kuat. 34 Menurut Zakiah Daradjat fungsi agama itu adalah : a. Memberikan bimbingan dalam hidup Agama yang ditanamkan sejak kecil kepada anak-anak sehingga merupakan bagian dari unsur-unsur kepribadiannya, akan cepat bertindak menjadi pengendali dalam menghadapi segala keinginan-keinginan dan dorongan-dorongan yang timbul. Karena keyakinan terhadap agama yang menjadi bagian dari kepribadiannya itu, akan mengatur sikap dan tingkah laku seseorang secara otomatis dari dalam. b. Menolong dalam menghadapi kesukaran Orang yang benar menjalankan agamanya, maka setiap kekecewaan yang menimpanya tidak akan memukul jiwanya. Ia tidak akan putusa asa, tapi ia akan menghadapinya dengan tenang. Dengan cepat ia akan ingat kepada Tuhan, dan menerima kekecewaan itu dengan sabar dan tenang. c. Menentramkan batin Agama bagi anak muda sebenarnya akan lebih tampak, betapa gelisahnya anak muda yang tidak pernah menerima pendidikan agama, karena usia muda itu adalah usia di mana jiwa yang 33 Akmal Hawi, Op, Cit., h. 21 34 Sukring, Op, Cit., hal.32 sedang bergolak, penuh dengan kegelisahan dan pertentangan batin dan banyak dorongan yang menyebabkan lebih gelisah lagi. Maka agama bagi anak muda mempunyai fungsi penenteram dan penenang jiwa di samping itu pengenali moral. 35

C. Pembentukan Karakter

1. Pengertian Karakter

Bila ditelusuri asal karakter berasal dari bahasa latin “kharakter”, “kharassein”, “kharax”, dalam bahasa inggris : character dan Indonesia “karakter”, Yunani character, dari charessein yang berati membuat tajam, membuat dalam. 36 Karakter dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, sifat, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, watak. 37 Maka istilah berkarakter artinya memilik karakter, memiliki kepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasioanal pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi pengetahuan dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya. 38 Pengertian secara khusus, karakter adalah nilai-nilai yang khas baik tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, 35 Akmal Hawi, Op, Cit., h. 22 36 Abdul Majid Dian Andayani, Pendidikan Karakter Prespektif Islam Bandung ; Remaja Rosdakarya 2011, h. 10 37 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, edisi ketiga, hal. 529 38 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi Bandung ; Alfabeta 2012, h. 2 dan berdampak baik terhadap lingkungan yang terpatri dalam diri dan terwujud dalam perilaku. 39 Sejalan dengan pendapat tersebut, Dirjen Pendidikan Agama Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia 2010 mengemukakan bahwa karakter character dapat diartikan sebagai totalitas ciri-ciri pribadi yang melekat dan dapat diidentifikasi pada perilaku individu yang bersifat unik, maka karakter sangat dekat dengan kepribadian individu. Meskipun karakter setiap individu ii bersifat unik, karakteristik umum yang menjadi stereotip dari sekelompok masyarakat dan bangsa dapat diidentifikasi sebagai karakter suatu komunitas tertentu bahkan dapat pula dipandang sebagai karakter suatu bangsa. Dengan demikian, istilah karaker berkaitan erat dengan personality kepribadian seseorang, sehingga ia bisa disebut orang yang berkarakter a person pf character jika perilakunya sesuai dengan etika atau kaidah moral. Meskipun demikian, kebiasaan berbuat baik tidak selalu menjamin seseorang yang telah terbiasa tersebut secara sadar menghargai pentingnya nilai-nilai karakter. Hal ini dimungkinkan karena boleh jadi perbuatan tersebut dilandasi oleh rasa takut untuk berbuat salah, bukan karena tingginya penghargaan akan nilai-nilai karakter. 40 Sementara menurut istilah terdapat beberapa pengetian tentang karakter, sebagaimana telah dikemukakan oleh bebrapa ahli, di antaranya adalah sebagai berikut : a. Hornby Parnwell 1972 mendefinisikan karakter adalah kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi. 41 39 Anas Salahudin Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter Bandung ; Pustaka Setia 2013, h.42 40 E.Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter Jakarta ; Bumi Aksara 2011, h. 4 41 Abdul Majid dan Dian Andayani, Op, Cit., h. 11