18
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM ASURANSI DI INDONESIA
A. Sejarah Asuransi di Indonesia
Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia. Seperti telah dimaklumi, bahwa dalam mengarungi hidup dan kehidupan ini, manusia
selalu dihadapkan kepada sesuatu yang tidak pasti, yang mungkin menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan
keamanan atas harta benda mereka, mengharapkan kesehatan dan kesejahteraan tidak kurang sesuatu apa pun, namun manusia hanya dapat berusaha, tetapi Tuhan
Yang Maha Kuasa yang menentukan segalanya. Oleh karena itu, setiap insan tanpa kecuali di alam fana ini selalu menghadapi berbagai resiko yang merupakan
sifat hakiki manusia yang menunjukkan ketidakberdayaannya dibandingkan Sang Maha Pencipta. Kemungkinan menderita kerugian yang dimaksud sebagai
resiko.
10
Sejarah mencatat bahwa masuknya kegiatan asuransi di Indonesia mengikuti keberhasilan bangsa Belanda dalam sektor perkebunan dan
perdagangan di negeri jajahannya yaitu Indonesia. Pada awalnya, kegiatan asuransi memiliki tujuan yang terbatas yaitu untuk melindungi kepentingan
Belanda, Inggris, dan bangsa Eropa lainnya yang melakukan kegiatan perdagangan dan perkebunan di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan jaminan
terhadap keberlangsungan usahanya, tentu diperlukan adanya asuransi.
10
Man S. Sastrawidjaja, Aspek-Aspek Hukum Asuransi dan Surat Berharga, Alumni, Cetakan ke- 1, Bandung, 1997, hlm 1-2.
Universitas Sumatera Utara
Perkembangan kegiatan asuransi di Indonesia terbagi dalam 3 tiga kurun waktu yaitu masa penjajahan, masa setelah Perang Dunia II, dan masa setelah
kemerdekaan. Pada masa penjajahan Belanda, dengan sistem monopoli yang diterapkan mengakibatkan perkembangan kegiatan asuransi terbatas pada kegiatan
dagang dan kepentingan bangsa Belanda, Inggris, dan bangsa Eropa lainnya. Manfaat dan peranan asuransi belum dikenal oleh masyarakat, lebih-lebih oleh
masyarakat pribumi. Jenis asuransi yang paling berkembang pada waktu itu masih sangat terbatas dan sebagian besar terdiri dari asuransi kebakaran dan
pengangkutan. Pada masa penjajahan Jepang, kegiatan asuransi sama sekali tidak
mengalami perkembangan. Selama terjadinya Perang Dunia II kegiatan perasuransian di Indonesia praktis terhenti, terutama karena ditutupnya
perusahaan-perusahaan asuransi milik Belanda dan Inggris. Setelah Perang Dunia II berakhir, perusahaan-perusahaan asuransi Belanda dan Inggris kembali
beroperasi di Indonesia dengan mendirikan suatu badan usaha asuransi kolektif yang bernama Bataviasche Verzekerings Unie BVU. Setelah kemerdekaan RI,
pemerintah melakukan nasionalisasi atas sejumlah asuransi termasuk Assurantie Maatshappij De Nederlandern, sebuah perusahaan asuransi umum milik kolonial
Belanda dan Bloom Vander milik Inggris yang diubah menjadi PT. Umum Internasional Underwriters UIU dan PT. Asuransi Bendasraya.
Kedua perusahaan hasil tindak lanjut nasionalisasi ini bertujuan untuk memberikan manfaat yang maksimal kepada masyarakat dan memperkokoh
keamanan serta perekonomian negara. Adapun kebijakan nasionalisasi tersebut
Universitas Sumatera Utara
dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 86 tahun 1958 tentang Nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan Milik Belanda yang berada di dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Melalui Keputusan Menteri Keuangan No.764MKIV121972 tertanggal 9 Desember 1972, pemerintah
Indonesia memutuskan untuk melakukan merger antara PT. Asuransi Bendasraya dan PT. Umum Internasional Underwriters UIU menjadi PT Asuransi Jasa
Indonesia sebagai sebuah Badan Usaha Milik Negara BUMN yang bergerak di bidang usaha Asuransi Umum.
11
Peristiwa penting lainnya yang terjadi dalam sejarah asuransi di Indonesia pada masa setelah kemerdekaan antara lain adalah diselenggarakannya Kongres
Asuransi Nasional Seluruh Indonesia KANSI yang pertama pada tanggal 25-30 Kemudian pada tahun 1953, berdirilah suatu perusahaan reasuransi
profesional swasta bernama Maskapai Reasuransi Indonesia Marein yang disusul dengan berdirinya PT. Reasuransi Umum Indonesia IndoRe sebagai
perusahaan reasuransi milik pemerintah. Pada awal pemerintahan Orde Baru, pemerintah Indonesia memberikan izin pengoperasian kembali kepada
perusahaan-perusahaan asuransi asing, yang meninggalkan Indonesia ketika terjadinya aksi pembebasan Irian Barat sekarang Papua serta konfrontasi
terhadap Malaysia. Akan tetapi, hal ini hanya terbatas pada 12 perusahaan asing dalam bidang asuransi umum, sedangkan perusahaan asuransi jiwa tetap dilarang
beroperasi di Indonesia.
11
Jasindo,
Riwayat Singkat. online. Tersedia di http:jasindo.co.idcontentcompany- profileriwayat. diakses pada tanggal 18 Nopember 2014, pukul 16.00 WIB
Universitas Sumatera Utara
Nopember 1956 di Bogor. Kongres tersebut bertujuan untuk menyumbangkan pendapat yang bermanfaat bagi perekonomian nasional, mengatasi sistem
perekonomian peninggalan kolonial, realisasi konkrit dari pembatalan Perjanjian Konferensi Meja Bundar KMB dan meningkatkan kesadaran berasuransi. Hasil
Kongres tersebut melahirkan kesepakatan untuk mendirikan Dewan Asuransi Nasional DAI pada tanggal 01 Pebruari 1957.
Pada awalnya anggota DAI terbatas pada perusahaan-perusahaan nasional saja. Dinamika politik nasional membuat kegiatan DAI dibekukan dengan
dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1963 dan aktif kembali pada 13 Juli 1967. Pada tahun 1971 DAI berubah menjadi organisasi tunggal bagi
semua perusahaan asuransi dan reasuransi di Indonesia. Pada tahun 2002, DAI berubah menjadi Federasi Asosiasi Perasuransian Indonesia FAPI yang
menaungi semua asosiasi usaha perasuransian di Indonesia menyusul pendirian Asosiasi Asuransi Umum Indonesia AAUI, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia
AAJI, Asosiasi Asuransi Jaminan Sosial Indonesia AAJSI, Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia AASI, dan bergabungnya Asosiasi Pialang Asuransi dan
Reasuransi Indonesia ABAI serta Asosiasi Adjuster Asuransi Indonesia AAAI ke dalam FAPI. Di samping itu, ke-6 anggota tersebut, Asosiasi Ahli Manajemen
Asuransi Indonesia AAMAI dan Ikatan Eksekutif Asuransi Indonesia ISEA diterima sebagai anggota kehormatan. Pada Juli 2010, disebabkan adanya kendala
Universitas Sumatera Utara
dalam pengesahan Anggaran Dasar FAPI, nama FAPI diganti kembali menjadi Dewan Asuransi Indonesia DAI.
12
B. Pengertian dan Dasar Hukum Asuransi di Indonesia