Teknik Pengelolaan Resiko Aspek Hukum Penggunaan Jasa Asuransi Oleh Bank Sebagai Pengalihan Resiko Dalam Pemberian Kredit(Studi Pada Pt. Bank Sumut Cabang Lima Puluh)

dilakukan identifikasi secara tepat, pihak penanggung dapat melakukan perhitungan atau estimasi yang tepat sehingga tidak merugikan pihak penanggung maupun tertanggung, resiko dalam hukum asuransi banyak macamnya, yaitu sebagai berikut: 32 1. Resiko Murni Resiko Murni adalah suatu resiko yang apabila benar-benar terjadi, akan memberikan kerugian dan apabila tidak terjadi, tidak akan menimbulkan kerugian dan tidak juga memberikan keuntungan. 2. Resiko Spekulatif Resiko Spekulatif adalah resiko yang berkaitan dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu kemungkinan untuk mendapat keuntungan dan kemungkinan untuk mendapat kerugian. 3. Resiko Individu Resiko Individu adalah resiko yang dihadapi dalam kegiatan hidup sehari- hari, disebut juga resiko pribadi.

C. Teknik Pengelolaan Resiko

Sudah semestinya manusia mengelola resiko-resiko yang disesuaikan dengan besar atau kecilnya resiko yang akan dihadapi. Hal ini bertujuan agar kelak mereka tidak menderita kerugian. Di dalam kenyataannya ada beberapa usaha manusia untuk mengatasi suatu resiko, yaitu: 33 32 Bagus Irawan, Aspek-Aspek Hukum Kepailitan: Perusahaan dan Asuransi, PT. Alumni, Bandung, 2007, hlm 105-106. 33 Emmy Pangaribuan Simanjuntak, op.cit, hlm 12-16. Universitas Sumatera Utara a Menghindari avoidance Menghindari atau menyingkiri atau menjauhi adalah suatu cara menghadapi suatu masalah yang penuh dengan resiko. Seseorang yang menjauhi atau menghindar dari suatu pekerjaan, suatu benda yang penuh mengandung resiko, berarti dia berusaha menghindari resiko itu sendiri. Oleh karena itu, orang yang sedemikian misalnya diperkirakan tidak akan berminat melakukan atau mengadakan aktivitas dengan semua hal yang mengandung resiko. Menghindari atau menjauhi memang diakui sebagai suatu cara menghadapi resiko. Tetapi juga harus diakui bahwa sering terjadi justru untuk mencapai suatu tujuan yang lebih besar lagi, orang itu harus menjalani resiko itu lebih dulu. Sehingga dengan demikian, sering sekali cara menghindar itu bukan cara yang paling baik untuk menghadapi resiko terutama bagi perusahaan-perusahaan yang pekerjaannya penuh mengandung resiko seperti pekerjaan konstruksi jasa, perusahaan dalam bidang industri dan lain-lain. b Mencegah prevention Dengan cara mencegah, suatu resiko itu mungkin akan teratasi sehingga beberapa akibat-akibat yang jelek yang tidak dikehendaki akan dapat dihindari. Misalnya dengan mengadakan peraturan-peraturan yang lebih baik mengenai pemakaian suatu jalan, mengenai penerangan jalan, mengenai perbaikan-perbaikan jalan, maka ini berarti mencegah kecelakaan lalu lintas. Universitas Sumatera Utara Dengan memasang alat-alat pengaman listrik pada suatu bangunan, alat- alat pemadam kebakaran akan dapat mencegah kebakaran pada bangunan itu. Tetapi cara mencegah ini tidak selalu mungkin berhasil bahkan mungkin juga tidak efektif. Sudah banyak terjadi hal-hal dimana kebakaran juga masih timbul walaupun alat-alat pencegah atau pengaman listrik dan kebakaran sudah dipasang. c Memperalihkan transfer Di dalam mengatasi resiko dengan cara “memperalihkan” resiko dikandung pengertian bahwa seseorang yang menghadapi resiko meminta orang lain untuk menerima resiko itu. Ini dilakukan dengan memperalihkan resiko itu berdasarkan suatu perjanjian transfer of risk. Termasuk dalam bentuk inilah pengertian yang terkandung di dalam asuransi atau pertanggungan. Peralihan resiko dengan asuransi ini di dalam bidang-bidang usaha besar dianggap suatu cara yang paling menguntungkan. Bagi seseorang yang selalu dibayang-bayangi kekhawatiran akan kemungkinan timbulnya suatu musibah atau kerugian pada suatu saat yang juga belum diketahuinya, karena ditimpa suatu peristiwa, alangkah bahagianya dia apabila ada orang lain yang mau ikut serta memikul kerugian itu bersama dia, atau mungkin mau memikul kerugian itu seluruhnya. Dengan cara ber-asuransi maka orang yang menghadapi resiko atas harta kekayaannya bermaksud untuk mengalihkan resikonya itu atau setidak- tidaknya membagi resiko itu dengan pihak lain yang bersedia menerima Universitas Sumatera Utara peralihan atau pembagian resiko tersebut. Peralihan resiko ini tidak terjadi dengan begitu saja, tanpa kewajiban apa-apa pada pihak yang memperalihkan resiko. Hal ini harus diperjanjikan lebih dulu dan berdasarkan perjanjian itulah ditetapkan adanya kewajiban membayar premi bagi orang yang memperalihkan resiko. d Menerima assumption or retention Apabila suatu resiko yang dihadapi oleh seseorang diperkirakan tidak begitu besar atau jika usaha-usaha menghindari, mencegah, memperalihkan itu diperhitungkan lebih besar daripada keuntungannya maka orang yang menghadapi resiko itu akan mungkin mengambil sikap, bahwa ia akan menerima saja resiko itu. Dengan perkataan lain, dia akan pasrah saja. Jadi seseorang yang memperhitungkan adanya resiko kecil akan tinggal diam saja sambil menunggu kemungkinan resiko itu terwujud tanpa mengeluarkan biaya untuk menghindari, mencegah, dan memperalihkannya. Dia akan menghadapi resiko resiko itu dan bersedia mengeluarkan uang untuk memperbaiki atau mengganti rugi. Point a dan b dapat dilakukan sebelum timbulya resiko, demikian juga dengan point c dilakukan juga sebelumnya tetapi ketika resiko tersebut timbul sudah ada pihak lain yang akan menganggungnya atau setidak-tidaknya memperkecil kerugian yang timbul, sedangkan point d dilakukan sesudah resiko yang dimaksud timbul . Universitas Sumatera Utara

D. Karakteristik Resiko yang Dapat Dialihkan Melalui Asuransi