26 Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan pelaksanaan
praktikum. Hal ini diungkapkan oleh Trianto 2011: 137, a Jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi
tiap siswa. b Kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus
baik dan bersih. c Perlu waktu yang cukup lama sehingga mereka menemukan
pembuktian pembenaran dari teori. d Perlu diberi petunjuk yang jelas sebab mereka di samping
memperoleh pengetahuan, pengalaman, serta keterampilan, juga kematangan jiwa dan sikap.
Secara garis besar, hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode eksperimen adalah pengadaan alat dan bahan dan ketersediaan waktu. Dari
segi alat dan bahan, jumlah alat dan bahan di dalam melakukan sebuah percobaan harus cukup untuk tiap siswa sehingga siswa dapat merasakan
sendiri pengalaman dari kegiatan percobaan yang dilakukan. Selain itu, kondisi alat dan bahan yang akan digunakan harus baik dan bersih sehingga
sebelum melakukan praktikum atau percobaan diperlukan persiapan untuk mengecek masing-masing alat dan bahan. Dari kedua kedua faktor ini,
metode eksperimen cocok digunakan dalam kegiatan praktikum virtual laboratory, dengan pertimbangan: 1 Laptop sebagai alat untuk
melaksanakan praktikum telah cukup untuk tiap siswa, 2 Software PhET yang telah menyediakan alat dan bahan dalam bentuk maya, membuat kondisi
alat dan bahan untuk percobaan tidak perlu dihawatirkan.
F. Keterampilan Proses Sains KPS
Sains science diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa sains merupakan
kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan
27 bahwa sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan
dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. Wikipedia, 2011: 1.
Secara garis besar, dapat ditarik kesimpulan bahwa sains merupakan kumpulan produk dan proses di mana keduanya tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Sains sebagai produk merupakan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip, dan hukum. Sedangkan sains sebagai proses
merupakan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan tersebut. Hal ini mengakibatkan pembelajaran sains khususnya fisika tidak
hanya menekankan pada penguasaan kumpulan pengetahuan produk, tetapi juga proses mendapatkan dan menggunakan pengetahuan tersebut.
Menurut Blosser dalam Ramli 2011: 1, Proses pembelajaran sains cenderung menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi dan menumbuhkan kemampuan berpikir. Pembentukan sikap ilmiah
seperti ditunjukkan oleh para ilmuawan sains dapat dikembangkan melalui keterampilan-keterampilan proses sains. Keterampilan proses
sains dapat digunakan sebagai pendekatan dalam pembelajaran.
Hal ini menunjukkan bahwa proses penyampaian informasi dalam pembelajaran sains khususnya fisika ditekankan pada pemberian pengalaman
langsung. Pengalaman langsung diperoleh dengan cara melakukan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan guru berperan sebagai fasilitator
agar siswa dapat berpikir, memahami, dan menghayati pesan yang disampaikan. Pemberian pengalaman langsung, siswa diharapkan dapat
membentuk sikap ilmiah seperti ditunjukkan oleh para ilmuwan sains, mengembangkan kompetensi, dan menumbuhkan kemampuan berpikir.
Pencapaian tujuan dari pengalaman langsung tersebut, memerlukan
28 keterampilan-keterampilan untuk mendapatkan dan mempergunakan
pengetahuan. Keterampilan-keterampilan ini terangkum dalam KPS. KPS di dalam sebuah pembelajaran merupakan sebuah pendekatan. Hal ini
dikarenakan siswa tidak berinisiatif sendiri untuk menggunakan KPS di dalam mendapatkan dan menggunakan pengetahuan. Melainkan keterampilan-
keterampilan yang terdapat di dalam KPS telah dirancang sedemikian rupa agar dapat muncul di dalam sebuah kegiatan pembelajaran.
Jenis-jenis KPS dan karakteristiknya menurut Rustaman dalam Sidharta 2006: 24, dapat dilihat dalam Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains
No. Keterampilan Proses Sains
Karakteristik 1.
Kemampuan Mengamati Observasi
a. Menggunakan indera pengelihat, pembau,
pendengar, pengecap dan peraba. b.
Menggunakan fakta yang relevan dan memadai.
2. Menafsirkan Pengamatan
Interpretasi a.
Mencatat setiap hasil pengamatan. b.
Menghubung-hubungkan hasil pengamatan. c.
Menemukan pola atau keteraturan dari suatu seri pengamatan.
d. Menyimpulkan.
3. Mengelompokkan Klasifikasi
a. Mencari perbedaan.
b. Mengontraskan ciri-ciri.
c. Mencari kesamaan.
d. Membandingkan.
e. Mencari dasar penggolongan atau pola yang
sudah ada. 4.
Meramalkan Prediksi a.
Mengajukan pemikiran tentang sesuatu yang belum terjadi bedasarkan suatu
kecenderungan. 5.
Berkomunikasi a.
Membaca grafik, tabel, atau diagram. b.
Menjelaskan hasil percobaan. c.
Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas.
6. Berhipotesis
a. Menyatakan hubungan antara dua variabel
atau memperkirakan penyebab sesuatu terjadi.
7. Merencanakan Percobaan atau
Penyelidikan a.
Menentukan alat dan bahan. b.
Menentukan variabel atau peubah. c.
Menentukan variabel kontrol dan variabel bebas.
d. Menentukan apa yang diamati, diukur, atau
ditulis.
29
No. Keterampilan Proses Sains
Karakteristik e.
Menentukan cara dan langkah kerja. f.
Menentukan cara mengolah data. 8.
Menerapkan Konsep atau Prinsip
a. Menjelaskan sesuatu peristiwa dengan
menggunakan konsep yang telah dimiliki. b.
Menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru.
9. Mengajukan Pertanyaan
a. Mengajukan pertanyaan meminta penjelasan
tentang apa, mengapa, bagaimana ataupun menanyakan latar belakang hipotesis.
Berdasarkan tabel di atas, beberapa keterampilan yang dimunculkan dalam penelitian pengembangan ini adalah keterampilan memprediksi, keterampilan
berhipotesis, keterampilan merencanakan percobaan, keterampilan melakukan percobaan observasi, keterampilan menafsirkan pengamatan, dan
keterampilan berkomunikasi. Menurut Ramli 2011: 1 keterampilan proses dapat diukur dengan tes
penampilan. Tes penampilan performance assesment dapat diobservasi, jawabannya secara tertulis atau lisan. Penilaian KPS dalam penelitian dan
pengembangan ini, penulis memilih penilaian KPS secara lisan observasi. KPS siswa yang diukur berdasarkan pengamatan berpadu pada instrumen
penilaian yang dibuat. Indikator-indikator KPS yang dimunculkan dalam instrumen penilaian disesuaikan dengan model yang digunakan dalam
penelitian pengembangan ini model pembelajaran inkuiri terbimbing. Indikator-indikator KPS yang disesuaikan dengan model pembelajaran inkuiri
terbimbing dapat dilihat dalam Tabel 2.4. Tabel 2.4 Kesesuian Prosedur Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
dengan Indikator-Indikator Keterampilan Proses Sains KPS yang dimunculkan siswa
Fase ke- Prosedur Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Indikator Keterampilan Proses Sains KPS yang dimunculkan siswa
1. Menyajikan pertanyaan
Keterampilan memprediksi
30
atau masalah 2.
Membuat hipotesis Keterampilan berhipotesis
3. Merancang percobaan
Keterampilan merencanakan percobaan 4.
Melakukan percobaan untuk memperoleh data
Keterampilan melakukan percobaan 5.
Mengumpulkan dan menganalisis data
Keterampilan berkomunikasi dan keterampilan menafsirkan pengamatan
6. Membuat Kesimpulan
Keterampilan berkomunikasi
III. METODE PENELITIAN