Waktu dan Tempat Penelitian Subjek Penelitian Instrumen Penilaian Teknik Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 20122013 di SMPN 1 Bandar Lampung.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX pada semester ganjil SMPN 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 20122013. Jumlah kelas IX di SMPN 1 Bandar Lampung ada 6 kelas dengan masing- masing kelas berjumlah 24 orang.

C. Prosedur Pengembangan

Penelitian pengembangan ini berpedoman pada prosedur pengembangan Suyanto dan Sartinem 2009: 322. Prosedur pengembangan penelitian ini dipilih karena prosedur pengembangan ini digunakan dalam penelitian pengembangan oleh Priyantono 2010, Sanjaya 2011, dan Dewi 2011. Prosedur pengembangan ini memiliki tujuh tahap pengembangan produk, yaitu 1 analisis kebutuhan, 2 identifikasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan, 3 identifikasi spesifikasi produk yang diinginkan pengguna, 4 pengembangan produk, 5 uji internal: uji kelayakan produk, 6 uji eksternal: uji kemanfaatan produk oleh pengguna, dan 7 produksi. 32 Berdasarkan tujuh tahap pengembangan ini, bagan prosedur pengembangan dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan produk dan uji produk menurut Suyanto dan Sartinem 2009: 322 Tahap-tahap prosedur penelitian pengembangan di atas, memiliki keterangan sebagai berikut:

1. Analisis Kebutuhan Pengembangan Tahap I:

Analisis Kebutuhan Pengembangan Tahap II: Identifikasi Sumber Daya Tahap III: Identifikasi Spesifikasi Produk Tahap VII: Produk Akhir Tahap IV: Pengembangan Produk Prototipe I Tahap VI: Uji Eksternal Uji Kemanfaatan Produk Prototipe III TahapV: Uji Internal Uji Kelayakan Produk Prototipe II 33 Analisis kebutuhan merupakan bagian dari tahap I di dalam penelitian pengembangan ini yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang relevan mengenai sejauh mana LKS di SMPN 1 Bandar Lampung diperlukan. Analisis kebutuhan ini dilakukan dengan cara wawancara tak langsung. Kegiatan wawancara tak langsung dilakukan kepada seorang guru fisika kelas IX. Perihal yang menjadi pokok-pokok wawancara adalah evaluasi kegiatan pembelajaran, penggunaan metode, model, sumber dan media belajar dalam kegiatan pembelajaran, serta penggunaan fasilitas belajar yang telah disediakan sekolah.

2. Identifikasi Sumber Daya

Identifikasi sumber daya merupakan bagian dari tahap II di dalam penelitian pengembangan ini yang bertujuan menginventaris semua sumber daya yang dimiliki oleh sekolah. Atas dasar potensi sumber daya yang dimiliki dan kebutuhan yang ingin dipenuhi, peneliti dapat melakukan pengembangan media yang tepat. Identifikasi sumber daya ini dilakukan dengan cara observasi langsung di SMPN 1 Bandar Lampung. Kegiatan observasi langsung dilakukan untuk mengetahui deskripsi singkat keadaan sarana dan prasarana yang dimiliki SMPN 1 Bandar Lampung. Perihal yang menjadi pokok-pokok yang diobservasi adalah ketersediaan fasilitas pendukung yang menunjang proses pembelajaran fisika di kelas, keadaan laboratorium IPA, laboratorium multimedia, dan perpustakaan yang menunjang proses pembelajaran, dan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah. Hasil identifikasi ini selanjutnya digunakan untuk memperkuat analisis kebutuhan pengembangan dan menentukan spesifikasi produk 34 yang dilakukan pada tahap selanjutnya yaitu perencanaan mengidentifikasi spesifikasi produk yang akan dikembangkan.

3. Identifikasi Spesifikasi Produk

Identifikasi spesifikasi produk dilakukan dengan memperhatikan hasil analisis kebutuhan dan identifikasi sumber daya yang dimiliki oleh sekolah. Tahap ini dilakukan dengan mengidentifikasi spesifikasi produk yang akan dikembangkan. Identifikasi spesifikasi produk dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menganalisis kurikulum. Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan materi pokok, isi pelajaran, pengalaman belajar siswa, kompetensi yang harus dicapai siswa, dan sumber-sumber belajar yang dapat mendukung proses pembelajaran. 2. Menyusun peta kebutuhan LKS yang berguna untuk mengetahui jumlah kebutuhan LKS dan urutan LKS. 3. Menentukan judul-judul LKS. 4. Menentukan format pengembangan LKS yang dapat mengoptimalkan praktikum virtual laboratory dengan memperhatikan analisis kebutuhan dan identifikasi sumber daya yang dimiliki oleh sekolah. Dari menganalisis kurikulum, menyusun peta kebutuhan, menentukan judul-judul, dan format pengembangan LKS dapat ditentukan suatu panduan produksi yang kemudian digunakan sebagai panduan penulisan naskah pada tahap IV: pengembangan produk Prototipe I.

4. Tahap IV: Pengembangan Produk Prototipe I

35 Pengembangan produk merupakan tahap perancangan produk. Produk yang dikembangkan harus bersesuaian dengan tahap III: identifikasi spesifikasi produk. Pengembangan produk dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut: 1. Merancang LKS berdasarkan format LKS yang telah ditentukan pada Tahap III Identifikasi spesifikasi produk. 2. Menentukan Keterampilan Proses Sains KPS siswa yang dapat dimunculkan dalam praktikum virtual virtual laboratory berdasarkan format LKS yang telah ditentukan dalam identifikasi spesifikasi produk. Hasil pengembangan pada langkah ini berupa prototipe 1 yang dibuat berdasarkan panduan produksi.

5. Uji Internal Uji Kelayakan Produk:Prototipe II

Tahap lima pada penelitian pengembangan ini adalah uji internal. Uji internal yang dilakukan pada produk merupakan uji kelayakan produk LKS yang mengoptimalkan praktikum virtual laboratory Materi Induksi Elektromagnetik yang telah dikembangkan dari segi desain, materi, kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan LKS dan alat praktikum virtual laboratory, dan syarat-syarat LKS yang baik. Berdasarkan keempat segi tersebut, uji internal terdiri dari lima uji, yaitu uji desain, uji materi, uji kesesuaian RPP dengan LKS dan alat praktikum virtual laboratory, uji kualitas LKS, dan uji satu lawan satu. Uji desain dilakukan untuk mengetahui kesesuaian isi LKS untuk proses pembelajaran dengan spesifikasi yang direncanakan dan kelayakan LKS 36 dilihat dari penyajian, bahasa, dan kegrafikan. Prosedur pelaksanaan uji desain sebagai berikut: 1. Menentukan indikator penilaian yang digunakan untuk menilai prototipe 1 yang telah dibuat dari segi kesesuaian isi LKS untuk proses pembelajaran dengan spesifikasi yang direncanakan, kelayakan penyajian, bahasa, dan kegrafikan LKS. 2. Menyusun kisi-kisi instrumen evaluasi berdasarkan indikator penilaian yang telah ditentukan, dan membuat prediktor. Kemudian menyusun pertanyaan sesuai dengan prediktor yang telah ditentukan. 3. Menyusun Instrumen berdasarkan kisi-kisi yang telah ditetapkan. Bentuk instrumen uji desain berupa tabel. Setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen uji dilengkapi dengan kolom pilihan jawaban ya atau tidak dan saran. 4. Melaksanakan evaluasi yang dilakukan oleh ahli desain media pembelajaran sains. Penguji diberikan draft prototipe 1 hasil pengembangan, beserta instrumen penilaian yang dilengkapi dengan petunjuk penilaian secara tertulis. 5. Melakukan analisis terhadap hasil evaluasi untuk memperoleh desain LKS yang lebih baik. 6. Merumuskan rekomendasi perbaikan berdasarkan hasil evaluasi kepada penguji. 7. Mengkonsultasikan hasil rekomendasi perbaikan yang telah diperbaiki kepada pembimbing. Uji materi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian isi LKS dengan materi yang menjadi topik dalam LKS. Prosedur uji materi sebagai berikut: 37 1. Menentukan indikator penilaian yang akan digunakan untuk menilai prototipe 1. 2. Menyusun kisi-kisi instrumen evaluasi berdasarkan indikator penilaian yang telah ditentukan, dan membuat prediktor. Kemudian menyusun pertanyaan sesuai dengan prediktor yang telah ditentukan. 3. Menyusun instrumen berdasarkan kisi-kisi yang telah ditentukan. Instrumen terdiri dari 8 pertanyaan sebagai acuan penilaian produk hasil pengembangan. Bentuk instrumen berupa tabel. Instrumen juga dilengkapi dengan kolom pilihan jawaban ya atau tidak dan saran. 4. Melaksanakan evaluasi yang dilakukan oleh ahli isi materi. Penguji merupakan dosen pendidikan fisika yang ahli konsep Induksi Elektromagnetik. Penguji diberikan draft prototipe 1 hasil pengembangan, beserta instrumen penilaian yang dilengkapi dengan petunjuk penilaian secara tertulis. 5. Melakukan analisis terhadap hasil evaluasi yang diberikan oleh penguji. 6. Merumuskan rekomendasi perbaikan berdasarkan analisis hasil evaluasi. 7. Mengkonsultasikan hasil rekomendasi perbaikan yang telah diperbaiki kepada pembimbing. Uji Kesesuaian RPP dengan LKS dan alat praktikum virtual laboratory dilakukan untuk mengetahui apakah isi RPP yang dikembangkan telah sesuai dengan komponen-komponen yang ada di LKS dan alat praktikum virtual laboratory. Prosedur uji kesesuian produk dengan RPP sebagai berikut: 38 1. Menentukan indikator penilaian yang akan digunakan untuk menilai prototipe 1. 2. Menyusun kisi-kisi instrumen evaluasi berdasarkan indikator penilaian yang telah ditentukan, dan membuat prediktor. Kemudian menyusun pertanyaan sesuai dengan prediktor yang telah ditentukan. 3. Menyusun instrumen berdasarkan kisi-kisi yang telah ditentukan. Instrumen terdiri dari 17 pertanyaan sebagai acuan penilaian produk hasil pengembangan. Bentuk instrumen berupa tabel. Instrumen juga dilengkapi dengan kolom pilihan jawaban ya atau tidak dan saran. 4. Melaksanakan evaluasi yang dilakukan oleh ahli dibidang sains. Penguji merupakan dua dosen ahli pendidikan sains. Penguji diberikan draft prototipe 1 hasil pengembangan, beserta instrumen penilaian yang dilengkapi dengan petunjuk penilaian secara tertulis. 5. Melakukan analisis terhadap hasil evaluasi yang diberikan oleh penguji. 6. Merumuskan rekomendasi perbaikan berdasarkan analisis hasil evaluasi. 7. Mengkonsultasikan hasil rekomendasi perbaikan yang telah diperbaiki kepada pembimbing. Uji kualitas LKS dilakukan untuk mengetahui apakah LKS yang dikembangkan telah memenuhi kriteria LKS yang baik. Prosedur uji kualitas LKS adalah sebagai berikut: 1. Menentukan indikator penilaian yang akan digunakan untuk menilai berdasarkan aspek didaktik, konstruksi, dan teknik. 39 2. Menyusun kisi-kisi instrumen evaluasi berdasarkan indikator penilaian yang telah ditentukan, dan membuat prediktor. Kemudian menyusun pertanyaan sesuai dengan prediktor yang telah ditentukan. 3. Membuat instrumen penilaian berdasarkan kisi-kisi yang telah ditetapkan. Instrumen penilaiannya terdiri dari 22 pertanyaan sebagai acuan penilaian produk hasil pengembangan. Bentuk instrumen berupa tabel. Setiap pertanyaan yang ada di dalam instrumen dilengkapi dengan kolom pilihan jawaban ya atau tidak dan saran. 4. Melaksanakan evaluasi yang dilakukan oleh dua orang guru fisika di mana LKS diujikan. 5. Melakukan analisis terhadap hasil evaluasi 6. Merumuskan rekomendasi perbaikan berdasarkan analisis hasil evaluasi. 7. Mengkonsultasikan hasil rekomendasi perbaikan yang telah diperbaiki kepada pembimbing. Uji satu lawan satu ini dilakukan untuk mengukur apakah LKS telah memenuhi syarat-syarat LKS yang baik dari segi pengguna di mana LKS yang baik dapat digunakan oleh siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, maupun rendah. Prosedur uji satu lawan satu sebagai berikut: 1. Mengujicobakan produk kepada dua orang siswa secara individual 2. Mencatat lama waktu yang diperlukan oleh siswa untuk menyelesaikan LKS yang telah dikembangkan. 3. Mencatat bagian-bagian yang tidak dipahami siswa pada LKS yang dikembangkan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa. 40 4. Melakukan analisis hasil evaluasi. 5. Merumuskan hasil rekomendasi perbaikan berdasarkan analisis hasil evaluasi. 6. Mengkonsultasi hasil rekomendasi perbaikan yang telah diperbaiki kepada pembimbing. Setelah melalui uji internal, dilakukan revisi terhadap LKS yang dikembangkan yang kemudian dihasilkan prototipe II.

6. Uji Eksternal Uji Kebermanfaatan Produk:Prototipe III

Hasil prototipe II akan dikenakan uji eksternal yaitu uji kemanfaatan produk oleh pengguna. Pada uji ini produk diberikan kepada siswa untuk digunakan sebagai sumber belajar. Uji eksternal merupakan uji coba kemanfaatan produk oleh pengguna dari segi keefektivan produk dilihat dalam segi ketercapaian tujuan pembelajaran kognitif produk dan KPS siswa, kemenarikan produk, dan kemudahan menggunakan produk. Sebelum produk diujicobakan ke pengguna, instrumen penilaian kognitif produk harus diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji Keefektivan produk LKS dilihat dari segi ketercapaian tujuan pembelajaran kognitif produk dan KPS siswa dilakukan di kelas IX.3 yang berjumlah 24 orang siswa. Prosedur dalam uji ini sebagai berikut: 1. Membuat instrumen penilaian KPS dan hasil belajar kognitif prosuk berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan. 2. Mengujicobakan produk kepada sampel sebagai sumber pembelajaran. 41 3. Ketika pembelajaran berlangsung, observer mengobservasi KPS siswa. pelajaran fisika di SMPN 1 adalah 80. 4. Melakukan penilaian hasil belajar kognitif produk setelah semua LKS diujicobakan. Siswa dianggap tuntas jika nilai hasil belajar kognitif 5. Melakukan evaluasi terhadap keefektivan LKS. LKS dikatakan efektif dan KPS. 6. Melakukan analisis hasil evaluasi. 7. Merumuskan hasil rekomendasi perbaikan berdasarkan analisis hasil evaluasi. 8. Mengkonsultasi hasil rekomendasi perbaikan yang telah diperbaiki kepada pembimbing. Uji kemenarikan dan kemudahan dalam menggunakan produk dilakukan di kelas IX. 3 yang berjumlah 24 orang siswa. Prosedur uji ini sebagai berikut: 1. Menentukan aspek-aspek penilaian yang akan digunakan untuk menilai berdasarkan indikator kemudahan dan kemenarikan LKS. 2. Menyusun kisi-kisi instrumen evaluasi berdasarkan indikator penilaian yang telah ditentukan, dan membuat prediktor. Kemudian menyusun pertanyaan sesuai dengan prediktor yang telah ditentukan. 3. Membuat instrumen penilaian berdasarkan kisi-kisi yang telah ditetapkan. Instrumen penilaian kemenarikan LKS terdiri dari 8 pertanyaan dan kemudahan LKS terdiri dari 3 pertanyaan sebagai 42 acuan penilaian produk hasil pengembangan. Bentuk instrumen berupa tabel. Setiap pertanyaan yang ada di dalam instrumen kemenarikan dilengkapi dengan kolom pilihan jawaban sangat menarik, menarik, kurang menarik, dan tidak menarik dan saran. Sedangkan pertanyaan yang ada di dalam instrumen kemudahan dilengkapi dengan kolom pilihan jawaban sangat mudah, mudah, sulit, dan sangat sulit dan saran. 4. Melaksanakan evaluasi. 5. Melakukan analisis hasil evaluasi. 6. Merumuskan hasil rekomendasi perbaikan berdasarkan analisis hasil evaluasi. 7. Mengkonsultasi hasil rekomendasi perbaikan yang telah diperbaiki kepada pembimbing. Setelah melalui uji eksternal, LKS akan direvisi dan dihasilkan prototipe III.

7. Produksi

Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian pengembangan. Hasil akhir dari pengembangan alat praktikum ini diharapkan sesuai dengan kebutuhan dan saran yang didapatkan berdasarkan uji internal dan uji eksternal yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya.

D. Instrumen Penilaian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Data, Jenis Data, Sumber Data, dan Jenis Instrumen Penilaian 43 No Data Jenis data Sumber Data Jenis Instrumen Penilaian 1. Uji desain Data Kualitatif Satu orang dosen yang ahli desain Lembar angket 2. Uji materi Data Kualitatif Satu orang dosen yang ahli materi Lembar angket 3. Uji kesesuaian RPP dengan LKS dan alat praktikum virtual laboratory Data Kualitatif Dua orang dosen yang ahli dalam bidang sains Lembar angket 4. Uji Kualitas LKS Data Kualitatif Dua orang guru fisika SMPN 1 Bandar Lampung Lembar angket 5. Uji kemanarikan dan kemudahan Data Kuantitatif siswa-siswa kelas IX.3 Lembar angket 6. Uji keefektivan dalam segi ketercapaian tujuan pembelajaran kognitif produk Data Kuantitatif siswa-siswa kelas IX.3 Tes Hasil Belajar 7. Uji keefektivan dalam segi KPS Siswa Data Kuantitatif siswa-siswa kelas IX.3 Lembar Observasi

E. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh dari: 1. Data kualitatif Teknik yang digunakan untuk mendapatkan data kualitatif adalah teknik angket yang dilakukan pada uji desain, materi, kesesuian RPP dengan LKS dan alat praktikum virtual laboratory, kualitas LKS, kemudahan dan kemenarikan LKS. 2. Data kuantitatif Teknik pengumpulan data kunatitatif dilakukan dengan cara sebagai berikut: a Lembar Observasi untuk mengumpulkan data KPS yang dimunculkan siswa saat pembelajaran berlangsung. 44 b Pemberian tes hasil belajar untuk melihat keefektifan produk terhadap pembelajaran. Pengumpulan data hasil dilakukan dengan desain one shot study case. Desain ini digambarkan seperti gambar di bawah ini. Gambar 3.2 Desain One Shot Case Study di mana X: Treatment, penggunaan produk O: Hasil belajar siswa, posttest Berdasarkan desain di atas, sampel diberikan treatment yaitu penggunaan produk di dalam pembelajaran kemudian sampel diberi soal posttest. hasil belajar siswa segi kognitif produk siswa dilakukan setelah seluruh LKS diujikan.

F. Teknik Analisis Data