19 mahasiswa, minimnya resiko kerusakan pada alat praktikum serta
efisien dari segi waktu. Sedangkan kelemahannya antara lain: biaya pengadaan yang cukup mahal, dan sulit dalam mengoperasikan
program simulasi.
Beberapa keunggulan dari kegiatan eksperimen yang dilakukan secara inkuiri pada virtual laboratory yang telah diungkapkan di atas, membuat virtual
laboratory lebih unggul dibandingkan dengan laboratorium nyata walaupun penggunaan praktikum virtual laboratory tidak lepas dari kelemahan akibat
penggunaaannya. Berdasarkan kelemahan yang telah dipaparkan di atas, penggunaan eksperimen virtual laboratory di dalam pembelajaran harus
memperhatikan aspek-aspek kelemahannya. Berdasarkan penelitian pengembangan Susanti juga dapat disimpulkan
penggunaan model inkuiri dan metode eksperimen dalam virtual laboratory dapat meningkatkan pemahaman konsep sehingga model dan metode yang
cocok digunakan dalam virtual laboratory adalah model inkuiri dan metode eksperimen. Oleh karena itu, pengembangan LKS merujuk pada model
inkuiri dan metode eksperimen agar dapat mengoptimalkan pembelajaran praktikum dengan menggunakan virtual laboratory.
D. Model Inkuiri
Model inkuiri merupakan model pembelajaran yang tepat digunakan dalam praktikum virtual laboratory. Model inkuiri juga merupakan salah satu model
pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran berpusat pada siswa Student Center Learning. Selain itu, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
IPA khususnya pembelajaran fisika merupakan pembelajaran yang tidak hanya menekankan pada penguasaan kumpulan pengetahuan alam yang
20 berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan hukum-hukum saja
tetapi juga pada suatu proses penemuan membuat model inkuiri sangat cocok digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Suyanto 2006: 11 berpendapat, Esensi dari model pembelajaran inkuiri adalah untuk melibatkan
siswa dalam masalah yang sesungguhnya dengan cara memberikan tantangan kepada suatu area lingkup penyelidikan,
membantu mereka untuk meng-identifikasi suatu masalah secara konseptual atau bersifat metodologis, dan merekayasa mereka untuk
merancang cara pemecahan masalah tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas, model pembelajaran inkuiri menekankan pada proses mencari dan menemukan sehingga materi pelajaran tidak diberikan
secara langsung dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model tersebut. Dalam hal ini, siswa dituntut untuk mencari dan menemukan sendiri
materi pelajaran dan guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing. Model pembelajaran inkuiri terbagi menjadi beberapa macam. Beberapa
macam model pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Sund dan Trowbridge dalam Sahrul 2009: 1 adalah:
1 Guided Inquiry, 2 Modified Inquiry, 3 Free Inquiry, 4 Inquiry role Approach, 5 Invitation Into Inquiry, 6 Pictorial Riddle, 7
Synectics Lesson, 8 Value Clarification.
Penjabaran macam-macam model inkuiri menurut Sund dan Trowbridge yang telah dipaparkan di atas adalah sebagai berikut:
1. Guide Inquiry Pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inkuiri
di mana guru harus memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran. Inkuiri terbimbing
21 biasanya digunakan terutama bagi siswa-siswa yang belum
berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. 2. Inkuiri yang dimodifikasi Modified Inquiry
Pembelajaran modified Inquiry yaitu suatu model pembelajaran inkuiri di mana guru merupakan nara sumber yang tugasnya hanya memberikan
bantuan yang diperlukan untuk menghindari kegagalan dalam memecahkan masalah. Dalam kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model ini, guru hanya memberikan permasalahan melalui pengamatan dan siswa melakukan percobaan untuk memperoleh jawaban
dari permasalahan tersebut. 3. Inkuiri bebas Free Inquiry
Model inkuiri bebas adalah suatu model pembelajaran inkuiri di mana siswa bebas menentukan cara mencari dan menemukan materi yang
dipelajari. Siswa harus mengidentifikasikan dan merumuskan macam problema yang dipelajari dan dipecahkan.
4. Inquiry role Approach Model pembelajaran inkuiri ini menekankan kerja sama dalam
pembelajaran inkuiri. Siswa dikelompokkan menjadi empat orang untuk memecahkan masalah yang diberikan. Masing-masing anggota memegang
peranan yang berbeda, yaitu sebagai koordinator tim, penasihat teknis, pencatat data, dan evaluator proses.
5. Invitation Into Inquiry Model inkuiri jenis ini menekankan siswa menjadi seorang ilmuwan
sehingga cara-cara yang ditempuh dalam proses pemecahan masalah menggunakan cara-cara yang tempuh oleh para ilmuwan. Cara-cara yang
22 ditempuh oleh seorang ilmuwan adalah sebagai berikut: a Merancang
eksperimen, b Merumuskan Hipotesis , c Menentukan sebab akibat, d menginterpretasikan data, e Membuat grafik, f Menentukan peranan
diskusi dan kesimpulan dalam merencanakan peneitian ,g Mengenal bagaimana kesalahan eksperimental mungkin dapat dikurangi atau
diperkecil. 6. Teka-teki bergambar Pictorial Riddle
Model ini dapat mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil atau besar. Suatu riddle dapat berupa gambar dipapan
tulis, poster, atau diproyeksikan dari suatu transparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan riddle tersebut.
7. Synectics Lesson Model ini memusatkan keterlibatan siswa untuk membuat berbagai
macam bentuk kiasan supaya dapat membuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya. Hal ini dapat dilaksanakan karena kiasan
dapat membantu siswa dalam berfikir untuk memandang suatu problema sehingga menunjang timbulnya ide-ide kreatif.
8. Value Clarification Pada model pembelajaran inkuiri jenis ini siswa lebih difokuskan pada
pemberian kejelasan tentang suatu tata aturan atau nilai-nilai pada suatu proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara tak langsung dengan guru yang mengajar di kelas IX SMPN 1 Bandar Lampung mengungkapkan bahwa guru belum
pernah menggunakan model pembelajaran inkuiri. Model inkuiri yang belum pernah digunakan dalam proses pembelajaran di kelas IX SMPN 1 Bandar
23 Lampung mengakibatkan siswa belum berpengalaman belajar dengan model
inkuiri sehingga guru perlu menyediakan bimbingan dan petunjuk dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, model yang cocok digunakan dalam
penelitian pengembangan yang dilaksanakan di IX SMPN 1 Bandar Lampung adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing guided inquiry.
Secara umum prosedur model inkuiri menurut Sanjaya 2006: 201, 1 orientasi, 2 merumuskan masalah, 3 mengajukan hipotesis, 4
mengumpulkan data, 5 menguji hipotesis, dan 6 merumuskan kesimpulan. Keenam tahapan tersebut jika diimplementasikan ke dalam model
pembelajaran inkuiri terbimbing maka secara garis besar guru merencanakan suatu kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat terlihat pada peran guru dari setiap
tahap inkuiri pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Tahapan-tahapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Fase ke- Indikator
Peran guru 1.
Menyajikan pertanyaan atau masalah
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.
Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan di
tuliskan di papan tulis.
2. Membuat hipotesis
Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan
dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis yang akan
digunakan untuk dijadikan prioritas penyelidikan.
3. Merancang percobaan
Guru membimbing siswa dalam menentukan langkah-langkah
percobaan. 4.
Melakukan percobaan untuk memperoleh data
Guru membimbing siswa mendapatkan data melalui percobaan.
5. Mengumpulkan dan
menganalisis data Guru memberikan kesempatan
kepada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data
yang terkumpul.
6. Membuat Kesimpulan
Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan berdasarkan data
yang telah diperoleh.
Sumber: http:www.Frepository.upi.edu
24 Peran guru dalam membimbing siswa di setiap tahap pembelajaran inkuiri
dapat dilakukan secara optimal jika guru membuat LKS. LKS yang dibuat dapat membimbing siswa di semua tahapnya sampai tahap menarik
kesimpulan.
E. Metode Eksperimen