Indeks Pengecoh Reliabilitas Uji Coba Instrumen 1. Validitas Butir Soal

0,00 - 0,20 Poor Butir item yang bersangkutan daya pembedanya lemah sekali jelek, dianggap tidak memiliki daya pembeda yang baik 0,20 – 0,40 Satisfactory Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang cukup sedang 0,40 – 0,70 Good Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik 0,70 – 1,00 Excellent Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik sekali Bertanda negatif - - Butir item yang bersangkutan daya pembedanya negative sekali jelek sekali

3.5.3.4. Indeks Pengecoh

Pada soal bentuk pilihan berganda ada alternatif jawaban opsi yang merupakan pengecoh. Butir soal yang baik, pengecohnya akan dipilih secara merata oleh peserta didik yang menjawab salah. Sebaliknya, butir soal yang kurang baik. Pengecohnya akan dipilih secara tidak merata. Indeks pengecoh dihitung dengan rumus : 100 1 x n B N p IP    Keteranagan : IP = Indeks pengecoh yang dicari. P = Jumlah peserta didik yang memilih pengecoh. N = Jumlah peserta didik yang ikut tes. B = Jumlah peserta didik yang menjawab benar padasetiap soal. n = Jumlah alternatif jawaban opsi. 1 = bilangan tetap Adapun pengklasifikasian kategori indeks pengecoh ditunjukkan pada Tabel 3.8. berikut ini. Tabel 3.8. Pengklasifikasian Kategori Indeks Pengecoh. Indeks Daya Beda D Interpretasi 200 Sangat Jelek 0-25 atau 176-200 Jelek 26-50 atau 175-151 Kurang Baik 51-75 atau 150-126 Baik 76-125 Sangat baik

3.5.3.5. Reliabilitas

Arikunto 2006 menyatakan bahwa reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data. Nurgiyantoro 2012 mengatakan bahwa koefisien reliabilitas konsistensi gabungan butir untuk skor butir dikotomi dapat dihitung dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson yang dikenal dengan nama KR-20 dengan rumus: Keterangan: k = butir soal. = Jumlah hasil perkalian antara skor p dan skor q p = proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i. Rumus q = proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i. Rumus q = 1- p Vt = varians skor total responden. Arikunto 2010 Untuk menentukan varians digunakan rumus : V= . Keterangan: V = varian = Jumlah kuadrat dari nilai setiap butir soal = Jumlah nilai setiap butir soal dikuadratkan N = Jumlah peserta tes

3.6. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap analisis data. Tahap persiapan diawali dengan pendahuluan untuk mendapatkan identifikasi masalah, rumusan masalah dan literatur yang dibutuhkan. Sehingga dapat ditentukan perangkat penelitian digunakan. Perangkat penelitian terdiri dari 1 Pendekatan pembelajaran, 2 Perangkat pembelajaran seperti RPP, bahan ajar, 3 Instrumen penelitian. Selanjutnya dilakukan pemilihan kelas sebagai subyek penelitian. Adapun rincian prosedur pelaksanaan penelitian adalah: 1 Menentukan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian secara acak pada siswa Kelas X SMA ; 2 Tes kemampuan awal pretest tentang kemampuan membaca; 3 Perlakuan diberikan kepada responden yang dijadikan subjek penelitian pada pembahasan membaca, meliputi perlakuan penggunaan teknik pembelajaran TFSS dan perlakuaan teknik pembelajaran Ekspositori. Lamanya waktu dalam satu kali pertemuan adalah 2 x 45 menit; 4 Tes Akhir Pembelajaran postest diberikan kepada responden dengan cara membagikan tes kemampuan membaca ke masing- masing peserta didik dengan jumlah dan soal yang sama dengan soal pretest; 5 Data penelitian diuji dengan menggunkan normalitas. linearitas dan homogenitas; dan 6 Data dianalisis dengan teknik analisis Anava untuk melakukan uji hipotesis dan membuat kesimpulan.