Gaya Belajar Auditorial Gaya Belajar

lan, seperti teman-teman, rekan kerja, suamiistri, anak-anak dan orang tua, dapat membantu seseorang tersebut memperkuat hubungan dengan orang-orang di sekitarnya. Menurut DePorter 2008, Uno 2008, dan Priyatni 2013 ada tiga gaya belajar yang bisa dipilih untuk belajar secara efektif. Beberapa gaya belajar mungkin terdapat pada peserta didik yakni gaya belajar auditorial, kinestetik, dan visual. Berikut ini akan dipaparkan tiga gaya belajar tersebut yaitu sebagai berikut.

2.1.2.1. Gaya Belajar Auditorial

Seseorang yang cenderung menggunakan pendengarnya dalam menerima dan memasukkan informasi ke dalam otak, dikategorikan sebagai seorang tipe auditorial. Tipe belajar auditorial dengan menggunakan pendengaran dan cenderung inter-independen. Tipe belajar auditorial cenderung banyak menggunakan kecerdasan interpersonal. Saat belajar, mereka lebih suka lingkungan yang tenang. Siswa yang memiliki gaya belajar auditorial dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang dikatakan gurunya. Mereka dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch tinggi rendah, kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna minim bagi siswa yang mempunyai gaya belajar auditorial. Mereka dapat menghapal lebih cepa dengan membaca teks keras dan mendengarkan kaset. Gaya belajar auditory learners adalah gaya belajar yang mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Gaya belajar auditorial mempunyai kemampuan dalam hal menyerap informasi dari pendengaran. Metode pembelajaran yang tepat untuk pembelajar model seperti ini harus memperhatikan kondisi fisik dari pembelajar. Anak yang mempunyai gaya belajar auditorial dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakana. Ciri-ciri seseorang yang memiliki gaya belaar auditorial diantaranya: 1 Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja; 2 Mudah terganggu oleh keributan; 3 menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca; 4 senang membaca dengan keras dan mendengarkan; 5 Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara; 6 merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita; 7 Berbicara dalam irama berpola; 8 Biasanya pembicara yang pasih; 9 Lebih suka musik daripada seni; 10 Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat; 11 Suka berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar; 12 Mempunyai masalah dengan pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain; 13 Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya; 14 Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik, DePorter, 2008. Secara sederhana kita dapat menyesuaikan cara mengajar kita dengan gaya belajar peserta didik, diantaranya untuk peserta didik auditorial: 1 Variasikan vokal saat memberikan penjelasan, seperti intonasi, volume suara, ataupun kecepatannya; 2 Gunakan pengulangan-pengulangan konsep yang sudah diberikan; 3 Tutor sebaya; 4 Ubahlah konsep ke dalam bentuk irama lagu; 5 Selingi dengan musik.

2.1.2.2. Gaya Belajar Kinestetik