Penelitian yang Relevan KAJIAN PUSTAKA

2.2. Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai teknik pembelajaran Tri Fokus Steve Snyder dikemukakan oleh Karsono 2014 menyimpulkan bahwa teknik membaca yang memadukan kemampuan gerak motorik gerakan mata atau kemampuan visual dengan kemampuan kognitif dalam membaca namun tidak mengesampingkan pemahaman terhadap isi bacaan. Siswa diajarkan menggunakan teknik Tri Fokus Steve Snyder mengalami perubahan drastis. Nilai rata-rata siswa menunjukkan dari pra siklus rata-rata hasil tes siswa memperoleh nilai 54.2 meningkat menjadi 62.3 pada siklus I, dan kembali mengalami peningkatan pada siklus II yaitu dengan rata-rata perolehan nilai 79. Selanjutnya penelitian Artawati 2014 mengenai teknik pembelajaran Tri Fokus Steve Snyder dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan teknik Tri Fokus Steve Snyder dalam pembelajaran membaca cepat dapat meningkatkan KEM siswa. Dari hasil tes diketahui bahwa skor rata-rata KEM pratindakan sebesar 78,42 kpm termasuk kategori rendah. Pada siklus I, skor rata-rata KEM meningkat sebesar 23,26 menjadi 101,68 kpm termasuk kategori sedang dan siklus II meningkat sebesar 19,27 menjadi 120,95 kpm termasuk kategori tinggi. Persentase rata-rata KEM pratindakan mencapai 56,01 termasuk kategori rendah. Pada siklus I, persentase rata-rata KEM meningkat sebesar 14,52 menjadi 70,53 termasuk kategori sedang. Pada siklus II, persentase rata-rata KEM meningkat sebesar 15,86 menjadi 86,39 termasuk kategori tinggi. Penerapan teknik Tri Fokus Steve Snyder juga mampu memberikan motivasi dan kesenangan dalam proses pembelajaran membaca cepat. Siswa terlihat lebih aktif dan lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Penelitian mengenai gaya belajar dikemukakan oleh Tanta 2010 menyimpulkan bahwa gaya belajar secara signifikan berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi pada mata kuliah Biologi Umum . Hal ini ditunjukkan dengan p-value t statistic sebesar 0,000 0,05 dan nilai t statistic untuk variable bebas gaya belajar sebesar 8,850 pada taraf nyata 5 . Model persamaan regresinya adalah Y = 18,292 + 0,892X. Selanjutnya hasil validasi uji statistik F menunjukkan nilai p-value sebesar 0,000 0,05 dan koefisien determinasi atau R-square sebesar 0,730. Ini berarti bahwa 73 hasil belajar mahasiswa ditentukan oleh gaya belajar mahasiswa. Penelitian Jumardi 2014 menyimpulkan bahwa hasil pembelajaran siswa dengan gaya belajar visual lebih tinggi dari gaya belajar auditori. Ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan gaya belajar. Hasil pembelajaran siswa yang diberi pendekatan pembelajaran CTL dan memiliki gaya belajar visual yang lebih tinggi dari hasil belajar sejarah siswa yang diberi pendekatan pembelajaran konvensional dan memiliki gaya belajar visual. Penelitian Aliffah 2013 menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa baik kognitif maupun afektif pada materi pokok Hidrolisis Garam kelas XI SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 20122013, yaitu siswa yang memiliki gaya belajar visual akan sama prestasinya dengan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik, dan keduanya mempunyai prestasi belajar kognitif dan afektif yang lebih baik daripada siswa yang mempunyai gaya belajar auditorial dengan dengan rata-rata prestasi kognitif berturut-turut 86,68; 83,14; dan 70,45 serta afektif berturut-turut 120,86; 121,07; dan 109,40. Selanjutnya penelitian Halim 2012 menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa yang mempunyai kecenderungan gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Rata-rata hasil belajar fisika siswa yang memiliki kecenderungan gaya belajar auditorial lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar fisika siswa yang mempunyai kecenderungan gaya belajar kinestetik dan visual, serta terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar fisika. Penelitian mengenai minat belajar dikemukakan oleh Arisma 2012 menyimpulkan bahwa peningkatan hasil kemampuan membaca melalui penerapan program jam baca dapat dilihat dari nilai hasil jurnal membaca 25 siswa sesuai kualifikasi. Siswa yang berkualifikasi sangat baik meningkat dari 12 siklus 1 menjadi 36 siklus 2 dan siswa yang berkualifikasi baik meningkat dari 20 siklus 1 menjadi 40 siklus 2. Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan membaca melalui penerapan program jam baca. Peningkatan kualitas hasil minat membaca melalui penerapan program jam baca dapat dilihat dari peningkatan frekuensi membaca dan variasi bahan bacaan. Ditinjau dari frekuensi membacanya, siswa yang berkualifikasi sedang meningkat dari 12 siklus 1 menjadi 56 siklus 2 dan siswa yang berkualifikasi tinggi meningkat dari 0 siklus 1 menjadi 16 siklus 2. Jika ditinjau dari variasi bahan bacaan, siswa yang memiliki 2 variasi bacaan meningkat dari 1 siswa siklus 1 menjadi 21 siswa siklus 2 dan siswa yang memiliki 3 variasi bacaan dari tidak ada siswa siklus 1 menjadi 1 siswa siklus 2. 2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1. Kerangka Konseptual