3. Situasi
Faktor situasi menjadi faktor ketiga yang dapat mempengaruhi seseorang terhadap persepsinya. Dalam hal ini, tinjauan terhadap persepsi dapat dilihat
secara kontekstual yang berarti dalam situasi tertentu, apabila persepsi muncul maka akan mendapat perhatian secara langsung oleh seseorang.
3.3 Persepsi pada IPE
Persepsi dosen pada IPE adalah hal yang sangat berpengaruh dalam pencapaian IPE ke depan karena merupakan suatu pendekatan yang harus
dipenuhi dalam pelaksanaan kurikulum IPE HPEQ-Project, 2011. ACCP 2009 menyebutkan bahwa komponen persepsi pada IPE terdiri dari:
1. Pandangan: Proses individu menginterpretasikan IPE sebagai sebuah
makna yang berarti. 2.
Kebutuhan: Segala sesuatu yang harus dipenuhi dengan cara bekerja sama secara profesional.
3. Pemahaman: Kemampuan untuk memahami tugas antarprofesi.
4. Motivasi
4.1 Definisi Motivasi
Menurut Manullang 1982 dalam Dahlia, 2010 motivasi adalah pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan. Motivasi dapat
pula diartikan faktor yang mendorong orang untuk bertindak, dimana setiap perasaan atau keinginan yang sangat mempengaruhi orang, sehingga individu
Universitas Sumatera Utara
didorong untuk bertindak. Motivasi adalah pengaruh, kekuatan yang menimbulkan kelakuan.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis dan merupakan suatu proses yang dapat menimbulkan prilaku dalam bentuk kesiapan
untuk mencapai tujuan dalam mencapai tujuan-tujuan tertentu.
4.2 Teori Motivasi
Beberapa teori tentang motivasi yaitu: 4.2.1
Teori Kebutuhan Teori kebutuhan Maslow menurut Swansburg 2001 dalam Dahlia, 2010
terdiri dari kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga diri dan aktualisasi diri. Teori ini didasari oleh asumsi bahwa manusia tidak pernah puas,
artinya jika kebutuhan fisiologis terpenuhi maka individu termotivasi untuk memenuhi kebutuhan berikutnya.
Begitu pula dengan kebutuhan dosen akan meningkatkan motivasinya dalam bekerja. Sehingga motivasi harus terus menerus digerakkan secara bebas, melalui
rangsangan dan respon yang tidak berhenti pada satu titik pencapaian. Melalui IPE diharapkan dapat meningkatkan motivasi dosen yang lebih dinamis dan
berkelanjutan. 4.2.2
Teori Harapan Teori harapan ekspektasi yang dikembangkan oleh Vroom 1964 dalam
Erwina, 2007 menyatakan bahwa kuatnya kecendrungan untuk bertindak dalam suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan suatu pengharapan bahwa tindakan
itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu. Dalam istilah yang lebih praktis, teori pengharapan dapat
Universitas Sumatera Utara
memotivasi seseorang untuk menjalankan tingkat upaya yang lebih tinggi bila ia mayakini upaya untuk kinerja yang lebih baik seperti kenaikan gaji, promosi
jenjang kerja, dan lain-lain. 4.2.3
Teori Keadilan Teori keadilan yang dikembangkan oleh Adam 1965 dalam Erwina, 2007
menyatakan bahwa yang menentukan kinerja seoran pegawai adalah rasa adil atau tidaknya keadaan di lingkungan kerjanya. Tingkat keadilan itu dapat diukur
dengan rasio antara kerja dan upah yang diterima seorang pegawai lain dalam satu lingkungan kerja yang sama.
Komponen utama teori ini terdiri dari: 1 masukan input yaitu sesuatu yang bernilai bagi seseorang yang dianggap mendukung pekerjaannya, seperti
pendidikan, pengalaman, kecakapan, jumlah kerja, dan peralatan pribadi yang digunakan untuk pekerjaannya. 2 hasil outcome, sesuatu yang dianggap
bernilaioleh pegawai yang diperoleh dari pekerjaannya, seperti gaji, keuntungan sampingan, simbol status, fasilitas, penghargaan, serta kemampuan untuk berhasil.
3 perbandingan antara masukan dan hasil, seseorang akan membandingkan masukan dan hasilnya dengan orang lain Erwina, 2007.
4.3 Motivasi pada IPE