Pengawasan manajemen perpustakaan elektronik di SMA Negeri 1

66 perangkat lunak yang akan digunakannya dapat mengakomodasi kebutuhan perpustakaan. Dari data di atas memperkuat bahwa pelaksanaan manajemen perpustakaan elektronik di SMA Negeri 1 Kabupaten Bantul dalam bentuk otomasi perpustakaan dengan menggunakan software “Lib Guardian”. a. Perencanaan terkait kebijakan pimpinan, visi, misi, tujuan dan sasaran manajemen perpustakaan elektronik di SMA Negeri 1 Kabupaten Bantul. Dalam perencanaan manajemen perpustakaan elektronik yang dijalankan di perpustakaan SMA Negeri 1 Kabupaten Bantul tentunya ada landasan yang menjadi pedoman. Awal mula kebijakan pelaksanaan manajemen perpustakaan elektronik ini saat sekolah mendapat status RSBI pada tahun ajaran 20092010. Hal tersebut karena kurikulum plus yang dijalankan di sekolah sehingga sekolah harus berbasis IT dan berbahasa inggris menurut waka humas SMA Negeri 1 Kabupaten Bantul. Oleh karena itu perpustakaan dituntut mengikuti kemajuan IT dengan memulai pengelolaan bahan pustaka dengan komputer melalui software sebagai media penyimpanan data. Pada pengamatan berpatisipasi dan dokumentasi tidak ditemukan kebijakan kepala sekolah secara khusus mengenai pelaksanaan manajemen perpustakaan elektronik. Kebijakan yang dipaparkan hanya sebatas Surat Keputusan SK kepala perpustakaan. Visi dan misi serta tujuan dan sasaran dari manajemen perpustakaan elektronik sendiri tidak tertulis secara langsung. Dari hasil pemaparan data yang di dapat visi dan misi serta tujuan dan sasaran dari manajemen perpustakaan elektronik menempel pada visi,misi, tujuan serta sasaran perpustakaan sekolah. 67

b. Perencanaan terkait dukungan dan kesiapan faktor lingkungan internal

dan lingkungan eksternal mengenai kebijakan manajemen perpustakaan elektronik di SMA Negeri 1 Kabupaten Bantul. Perencanaan terkait dukungan dan kesiapan faktor lingkungan internal dan lingkungan eksternal mengenai kebijakan manajemen perpustakaan elektronik yang dijalankan pada perpustakaan sekolah diwujudkan berupa penanggung jawab dalam pelaksanaan manajemen perpustakaan elektronik di sekolah yaitu oleh kepala sekolah serta di bawahi oleh waka kurikulum, kepala perpustakaan dan pustakawan. Struktur tersebut merupakan struktur perpustakaan sekolah secara umum. Sehingga, struktur organisasi guna berjalannya manajemen perpustakaan elektronik sama dengan struktur organisasi perpustakaan sekolah secara umum. Pihak sekolah membuat ketentuan khusus yang harus dimiliki oleh sumber daya yang terlibat dalam pelaksanaan manajemen perpustakaan elektronik yaitu kepala perpustakaan merupakan guru bahasa indonesia yang memiliki sertifikat seminarpelatihandiklat pendidikan dan pelatihan workshopbimtek bimbingan teknologi perpustakaan serta pustakawan merupakan lulusan D3 perpustakaan dan memiliki sertifikat pelatihan perpustakaan. Dalam kesiapan sumber daya manusia yang terkait dalam pelaksanaan kebijakan perpustakaan elektronik yaitu sambil belajar karena kebijakan ini dimulai dan direncanakan sangat singkat sesuai tuntutan status sekolah RSBI pada awal pelaksanaannya. Sumber daya utama pelaksana di lapangan dalam manajemen perpustakaan elektronik adalah pustakawan yang sudah diberi pelatihan. Sehingga hanya