Pengorganisasian terkait sasaran, tempat kedudukan, pekerjaan, teknik

75 umum. Secara khusus dilakukan langsung oleh kepala sekolah melalui tinjauan langsung ke perpustakaan.

b. Penggerakan mengenai pemberian tugas dan penjelasan rutin mengenai

pekerjaan dalam manajemen perpustakaan elektronik di SMA Negeri 1 Kabupaten Bantul. Proses penggerakan mengenai pemberian tugas dan penjelasan tugas rutin mengenai pekerjaan pada perpustakaan elektronik ini dilakukan dengan intruksi kerja dan tugas yang dikoordinasi langsung oleh kepala perpustakaan pada pustakawan. Pada penggerakan yang dipaparkan dari hasil penelitian masih secara umum mengenai tugas pustakawan pada perpusatakaan bukan manajemen perpustakaan elektronik secara khusus. Sedangkan pada pelaksanaannya pustakawan merasa masih kurang koordinasi kerja karena dalam pelaksanaan guna manajemen perpustakaan elektronik ini belum ada instruksi kerja yang baku. Sehingga pustakawan menyelesaikan sendiri pengelolaan bahan pustaka yang ada di perpustakaan dengan software. Akibatnya hingga saat ini belum semua koleksi bahan pustaka yang ada di perpustakaan terdata dalam manajemen perpustakaan elektronik.

c. Penggerakan mengenai penjelasan kebijakan yang ditetapkan dalam

manajemen perpustakaan elektronik di SMA Negeri 1 Kabupaten Bantul. Penjelasan kebijakan yang ditetapkan pada pelaksanaan perpustakaan elektronik ini melalui briefing, tinjauan langsung, serta SK yang diberikan pada koordinator perpustakaan yaitu kepala perpustakaan yang juga guru bahasa 76 Indonesia guna menambah jam mengajar. Pada pengamatan bahwa SK tersebut masih menyebutkan penjelasan kebijakan manajemen perpustakaan sekolah secara umum belum secara khusus guna manajemen perpustakaan elektronik. Sehingga penjelasan kerja guna manajemen perpustakaan elektronik secara khusus belum ada. Dengan belum adanya penjelasan kebijakan secara khusus tentunya akan membuat kurang koordinasi dalam penggerakan dalam pelaksanaannya.

4. Pengawasan Manajemen Perpustakaan Elektronik Di SMA Negeri 1

Kabupaten Bantul Pengawasan controlling merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz 1984 memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai : “… the process by which manager determine wether actual operation are consistent with plans”. Pengawasan adalah pengamatan dan pengukuran untuk menentukan berhasil atau tidaknya pelaksanaan menurut perencanaan yang sudah ditetapkan. Proses ini dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia kepustakawanan yang dihadapi.