Makna Verba PATUGAHKON ‘memberitahukan’

perintah menjadi ciri semantis yang penting. Ciri ini dijelaskan sebagai ‘au berpikir bahwa kau harus melakukan sesuatu’. Verba manuruh ‘menyuruh’ bersifat sesuatu yang dilakukan pada masa mendatang. Kata manuruh ‘menyuruh’ ditandai dengan komponen Y melakukan Z NANTI . Pada komponen c pada kata mamarentah ‘memerintah’ ditandai dengan komponen Y HARUS melakukan Z kata ini menjelaskan sesuatu pekerjaan yang harus dilakukan. Dan kata manuruh ‘menyuruh’ ditandai dengan Y AKAN melakukan Z . Manuruh ‘menyuruh’ dan mamarentah ‘memerintah’ mempunyai tujuan ilokusi yang sama ‘aku ingin kau melakukan sesuatu’. Orang yang manuruh ‘menyuruh’ atau mamarentah ‘memerintah’ berpikiran bahwa dia mempunyai kekuatan terhadap petutur, dan petutur harus melakukan apa yang dikatakanuntuk dilakukan oleh petutur. Dalam manuruh ‘menyuruh’, mengimplikasikan tindakan petutur pada masa mendatang. Kalimat seperti, Ibu menyuruh bibi datang kerumah besok pagi ditafsirkan suruhan, bukan perintah. Penjelasan manuruh ‘menyuruh’ memuat acuan yang tegas pada masa mendatang ‘aku berpikir bahwa kau akan melakukan sesuatu’. Mamarentah ‘memerintah’, sebaliknya, berorientasi pada masa kini. Dalam penjelasannya ‘aku ingin kau melakukan sesuatu sekarang’. Mamarentah ‘memerintah’ mengimplikasikan bahwa orang lain harus melakukan sesuatu meskipun ia tidak ingin melakukannya.

4.3.3 Makna Verba PATUGAHKON ‘memberitahukan’

Makna PATUGAHKON ‘memberitahukan’ teridiri dari sebelas verba, dari sepuluh verba dalam pembahasan ini hanya dipilih beberapa verba yang bersinonim dan verba yang lainnya akan dijelaskan pada lampiran. Dinamakan verba PATUGAHKON ‘memberitahukan’, karena memudahkan dalam penamaan verba. Verba Universitas Sumatera Utara PATUGAHKON ‘memberitahukan’ ini dipilih karena dapat mewakili kesebelas verba yang ada dan juga memimiliki ciri semantis yang sama yang terdapat pada verba PATUGAHKON ‘memberitahukan’. Makna pada verba ini memiliki perbedaan, meskipun berada pada ranah semantis yang sama. Misalnya, apabila membandingkan dua kata yang bersinonim akan ditemukan perbedaan makna yang halus dari kedua kata tersebut. Seperti pada contoh dibawah ini. 37 a. Guru patugahkon hasilni ujian ai patar sogot guru memberitahukan hasil dari ujian Dem besok pagi ?mamodahii menasihati ‘Guru memberitahukan hasil dari ujian itu besok pagi.’ b. Oppung lalap mamodahi ganup pahoppuni nenek selalu ? patugahkon semua cucu 3Tg ‘ Nenek selalu menasihati semua cucunya.’ Sekalipun berada pada ranah semantis yang sama, kata patugahkon ‘memberitahukan’ dan mamodahi ‘menasihati’ memiliki perbedaan. patugahkon ‘memberitahukan’ memiliki ciri memberi informasi yang bersifat mengumumkan atau menyampaikan kabar dan mamodah ‘menasihati’ merupakan membaritahukan sesuatu terhadap orang lain karena penutur mengetahui sesuatu yang baik. Tampak pada ilustrasi berikut. patugahkon ‘memberitahukan’ a Pada waktu itu seseorang X mengatakan sesuatu pada seseorang Y tentang sesuatu b X mengatakan ini karena X ingin Y mengetahui tentang sesuatu c X berpikir bahwa Y ingin mengetahui sesuatu Universitas Sumatera Utara d X mengatakan sesuatu seperti ini Mamodahi ‘menasihati’ a Pada waktu itu seseorang X mengatakan sesuatu pada seseorang Y tentang sesuatu b X mengatakan ini karena X ingin Y mengetahui tentang sesuatu YANG BAIK c X berpikir bahwa Y ingin mengetahui tentang sesuatu d X mengatakan sesuatu seperti ini Ilustrasi di atas dibedakan oleh komponen b, yaitu patugahkon ‘memberitahukan’ bersifat memberitahukan sesuatu terhadap orang lain dan mamodahi ‘menasihati’ bersifat memberi informasi juga penutur disini mengetahui sesuatu yang baik terhadap petutur yang ditandai dengan YANG BAIK pada komponen b. Lebih lanjut, makna dalam bahasa Siamlungun lebih kompleks apabila dibandingkan dengan bahasa Indonesia dapat dilihat pada verba bermusyawarah dan berunding. Dalam bahasa Simalungun kedua verba ini hanya diartikan satu kata yaitu, manrunggu .

4.3.4 Makna Verba MANURAI ‘memaki’