Konsep KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu verba, verba ujaran, tipe semantis, makna, dan struktur semantis. Konsep-konsep tersebut perlu dibatasi untuk menghindari salah tafsir pembaca. Konsep verba pada penelitian ini mengacu kepada pendapat Frawley 1992: 140- 144 yang menyatakan bahwa verba adalah peristiwa yang mengimplikasikan perubahan waktu. Dengan demikian, ada keterkaitan peristiwa dengan perubahan dan temporalitas. Sebagai suatu peristiwa verba digolongkan atas verba keadaan, proses, dan tindakan. Verba ujaran merupakan subkelas dari verba tindakan yang secara khusus mengacu pada peristiwa ujaran. Wierzbicka 1996: 174 mengusulkan dua jenis komponen untuk mengeksplikasi makna verba ujaran. Pertama, komponen ‘aku berkata...’, yang disebut pernyataan. Kedua, komponen ‘aku mengatakan ini karena ....’, yang disebut tujuan ilokusi. Pernyataan mempresentasikan isi ujaran, sedangkan tujuan ilokusi mempresentasikan maksud penutur. Sebagai contoh, pada kalimat ‘’Aku memberitahukan padamu bahwa aku tidak kuliah’’, pernyataannya ialah ‘aku berkata : aku tidak kuliah’, sedangkan tujuan ilokusinya ialah ‘aku mengatakan ini karena aku ingin kau mengetahuinya’. Tipe semantis adalah pengelompokan butir leksikal berdasarkan komponen semantisnya Mulyadi, 2010: 169. Misalnya, ‛komponen X mengatakan sesuatu kepada Universitas Sumatera Utara Y’ terkandung pada makna verba mangindo ‛meminta’, marsobba ‛memohon’, dan manuduh ‛menuduh’ yang terdapat dalam satu ranah semantis yang sama. Makna sebuah kata adalah konfigurasi dari makna asali Wierzbicka, 1996: 170. Konfigurasi yang dimaksud adalah kombinasi antara satu makna asali dengan makna asali yang lain yang membentuk sintaksis makna universal. Komponen semantis adalah perangkat makna yang terdapat pada sebuah butir leksikon Mulyadi, 2000b. Mulyadi 2000b: 42 mengatakan bahwa komponen yang dimaksud mencakup kombinasi dari perangkat makna seperti ‘seseorang’, ‘sesuatu’, ‘mengatakan’, ‘terjadi’, ‘ini’, dan ‘baik’. Pentingnya pengungkapan komponen semantis dari sebuah butir leksikon ialah untuk mengetahui struktur semantisnya. Dalam mengungkapkan jaringan tersebut, makna sebuah kata haruslah dibandingkan dengan makna kata- kata lain yang secara intuitif dirasakan berhubungan. Struktur semantis adalah jaringan relasi semantis di antara kata-kata dalam sistem leksikon suatu bahasa Mulyadi, 2000b: 43. Struktur semantis sebuah kata dapat diungkapkan jika maknanya dibandingkan dengan kata-kata lain yang dirasakan berhubungan. Jika perbandingannya tepat, ada dua kemungkinan yang ditemukan, yakni struktur semantisnya memiliki kesamaan atau kebalikannya.

2.2 Landasan Teori