mengacu pada mengatakanberpikir, dan mamodahi ‘menasihati’ mengacu pada tipe mengatakanmengetahui. Seperti diilustrasikan pada tabel 3.3 berikut ini.
TABEL 3.3 Tipe-Tipe Semantis Verba Ujaran Bahasa Simalungun
No Kosakata bahasa
Simalungun mengatakan
merasakan mengatakan
melakukan mengatakan
mengetahui mengatakan
berpikir mengatakan
terjadi 1.
Manurai ‘memaki’
+ - - - - 2.
manuruh ‘menyuruh’
- + - - - 3.
Mangindo ‘meminta’
- - - - + 4.
Mangelek ‘membujuk’
- - - + - 5.
Mamodahi ‘menasihati’
- - + - -
3.4 Metode dan Teknik Analisis Data
Setelah semua data terkumpul dilakukan analisis data sebagai tahapan terpenting untuk memecahkan masalah penelitian. Data dianalisis dengan metode agih dan metode
padan Sudaryanto, 1993: 13-31. Cara kerja kedua metode tersebut diringkas di bawah ini.
3.4.1 Metode Padan
Dalam metode padan, alat penentunya adalah di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan Sudaryanto, 1993: 13. Metode padan berguna
untuk mengidentifikasi ciri-ciri semantis verba ujaran dan untuk menetapkan tipe-tipe semantis verba ujaran.
Contoh ciri semantis verba ujaran ialah temporal terdapat puntual dan duratif, peristiwa, tindakan terdapat perasaan baik dan perasaan buruk.
Verba ujaran yang memiliki ciri yang sama dikelompokkan ke dalam tipe-tipe semantis yang sama dengan menggunakan teknik hubung banding sama. Contoh:
Universitas Sumatera Utara
pabajan-bajanhon ‘menghina’, manurai ‘memaki’ berada pada tipe yang sama sebab
dibentuk oleh polisemi mengatakan merasakan.
3.4.2 Metode Agih
Alat penentu dalam metode agih adalah unsur bahasa yang diteliti Sudaryanto, 1993: 15. Metode agih berperan penting dalam menganalisis dan membandingkan
makna verba ujaran. Teknik analisis yang digunakan ialah teknik ganti untuk menguji perilaku verba ujaran di dalam kalimat. Misalnya, untuk mengetahui makna manuruh
‘menyuruh’, mamarentah ‘memerintah’, dengan mangontang ‘mengundang’ dapat dilihat pada contoh berikut :
manuruh menyuruh
14 a. Pangulu ?mamarentah anggota ni mangirim surat patar. kepala desa memerintah anggota 3Tg Akt kirim surat besok
?mangontang mengundang
‘ Kepala desa menyuruh anggotanya mengirim surat besok’.
? manuruh menyuruh
b. Pangulu mamarentah sekretarisni mangetik surat sonari. kepala desa memerintah sekretaris 3Tg Akt. ketik surat sekarang
?mangontang mengundang
‘Kepala desa memerintah sekretarisnya mengetik surat sekarang’.
Universitas Sumatera Utara
mangontang mengundang
c. Pangulu ?manuruh warga ase roh i pesta niombahni. kepala desa menyuruh warga Konj hadir Prep pesta anak 3Tg
?mamarenta memerintah
‘Kepala desa mengundang warga supaya hadir di pesta anaknya’.
Dari ketiga kalimat di atas terlihat bahwa manuruh ‘menyuruh’, mamarentah ‘memerintah’ dan mangontang ‘mengundang’ berada pada ranah yang sama, yaitu
mengatakanmelakukan. Kata manuruh ‘menyuruh’mengimplikasikan tindakan petutur pada masa mendatang; kata mamarentah berorientasi pada masa kini; dan mangontang
‘mengundang’ mensyaratkan kesopanan. Jelasnya, seseorang yang mengundang tidak mengharuskan orang lain harus hadir ‘aku berpikir bahwa kau tidak harus melakukan
sesuatu’. Setelah ditemukan komponen semantis yang terkandung pada makna verba ujaran, dilakukan parafrase.
Misalnya, 15 manuruh ‘menyuruh’
a Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y
b X mengatakan ini karena X ingin Y melakukan Z NANTI
c X berpikir bahwa Y AKAN melakukan Z karena ini
d X mengatakan sesuatu seperti ini
16 mamarentah ‘memerintah’ a
Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y b
X mengatakan ini, dengan cara ini, karena X ingin Y melakukan Z SEKARANG c
X berpikir bahwa Y HARUS melakukan Z karena ini d
X mengatakan sesuatu seperti ini
Universitas Sumatera Utara
17 mangontang ‘mengundang’ a
Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y b
X mengatakan ini karena X ingin Y melakukan Z jika Y INGIN MELAKUKANNYA NANTI
c X tidak tahu apakah Y melakukan Z
d X berpikir bahwa Y TIDAK HARUS melakukan Z
e X berpikir bahwa Y INGIN melakukan Z
f X mengatakan sesuatu seperti ini
Manuruh ‘menyuruh’ dan mamarentah ‘memerintah’ mempunyai tujuan ilokusi
yang sama ‘aku ingin kau melakukan sesuatu’. Orang yang manuruh ‘menyuruh’ atau mamarentah
‘memerintah’ berasumsi bahwa dia mempunyai kekuatan terhadap petutur, dan petutur harus melakukan apa yang dikatakanya untuk dilakukan. Dalam manuruh
‘menyuruh’, mengimplikasikan tindakan petutur pada masa mendatang. Kalimat seperti, kepala desa menyuruh anggotanya mengirim surat besok ditafsirkan suruhan, bukan
perintah. Penjelasan manuruh ‘menyuruh’ memuat acuan yang tegas pada masa mendatang ‘aku berpikir bahwa kau akan melakukan sesuatu’. Mamarentah
‘memerintah’, sebaliknya, berorientasi pada masa kini. Kalimat singkat seperti, kepala desa memerihtah sekretarisnya mengetik surat sekarang Dalam penjelasannya ‘aku
ingin kau melakukan sesuatu sekarang’. Mamarentah ‘memerintah’ mengimplikasikan bahwa orang lain harus melakukan sesuatu meskipun ia tidak ingin melakukannya.
Mangontang ‘mengundang’ juga berhubungan dengan manuruh ‘menyuruh’ dan
mamarentah ‘memerintah’. Mangontang ‘mengundang’ mensyaratkan kesopanan dalam
maknanya. Orang yang mengundang orang lain untuk datang ke pestanya menyadari bahwa orang yang diundang tidak harus hadir di rumahnya ‘aku berpikir bahwa kau
tidak harus melakukan sesuatu’, acuan ini berbeda dengan manuruh ‘menyuruh’ dan mamarentah
‘memerintah’. Dengan kata lain, dalam mangontang ‘mengundang’ keinginan seseorang mesti bersesuaian dengan keinginan orang yang diundang. Itu
Universitas Sumatera Utara
sebabnya, tujuan ilokusinya memuat komponen kondisional ‘jika kau ingin melakukan sesuatu’ band. Tujuan ilokusi manuruh ‘menyuruh’ dan mamarentah ‘memerintah’.
3.5 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis