24 b.
Takut Reaksi takut sering diperlihatkan dengan gejala fisik yaitu: mata membelalak,
menangis, sembunyi atau memegang orang, diam tidak bergerak. Menurut Hurlock berkenaan dengan rasa takut ia mengemukakan adanya reaksi emosi yang
berdekatan dengan reaksi takut, yaitu shyness atau rasa malu dan embarrassment. 1
Shyness atau malu adalah reaksi takut yang ditandai dengan rasa segan berjumpa dengan orang yang dianggap asing.
2 Embarrasment merasa sulit, tidak mampu, atau malu melakukan sesuatu
merupakan reaksi takut akan penilaian orang lain pada dirinya. 3
Khawatir. Khawatir timbul disebabkan oleh rasa takut yang dibentuk oleh pikiran anak sendiri. Anciety cemas adalah perasaan takut sesuatu yang
tidak jelas dan dirasakan oleh anak sendiri karena sifatnya subjektif. c.
Cemburu Cemburu adalah reaksi normal terhadap hilangnya kasih sayang. Menurut
Hurlock reaksi ini menimbulkan sikap seperti: kenakalan yang umum dan perilaku merusak.
d. Ingin tahu
Rasa ingin tahu yang besar merupakan perilaku khas anak prasekolah. e.
Iri hati Iri hati pada saat anak merasa tidak memperoleh perhatian yang di harapkan.
f. Senang emosi yang menyenangkan
g. Sedih perasaan sedih adalah emosi yang sangat menyedihkan
h. Kasih sayang
25
5. Perkembangan Moral
John Dewey Kohlberg, 1995: 47 membagi tahap perkembangan moral menjadi 3 tahap yaitu:
a. Tahap pre-convensional, yaitu sikap dan perilaku manusia banyak dilandasi
oleh impuls biologis dan sosial b.
Tahap convensioanal, yaitu perilaku moral dilandasi oleh sikap kritis kelompoknya
c. Tahap autonomous, yaitu perkembangan moral dilandaskan pada pola pikirnya
sendiri Berdasarkan pada tahapan tersebut, maka anak usia TK berada pada tahap
pre-convensional, yaitu anak masih bersikap sesuai dengan mindset yang ia anggap benar. Anak sudah memiliki dasar tentang sikap moralitas terhadap
kelompok sosialnya. Anak belajar memahami tentang berbagai kegiatan yang boleh atau tidak dan baik atau buruk sebuah perilaku. Beberapa nilai moral yang
dapat dilatihkan untuk anak usia prasekolah ini adalah disiplin, simpati, murah hati dan peduli dengan sesama dan lingkungan.
D. Pertanyaan Penelitian
Dari penjabaran kajian pustaka di atas, peneliti merumuskan pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah komposisi kelas yang menerapkan pendidikan inklusif pada
TK kelompok A di Komimo playschool? 2.
Bagaimanakah perlakuan yang diterapkan pada peserta didik dalam pembelajaran TK kelompok A di Komimo playschool?
26 3.
Bagaimanakah Sistem Penerimaan Murid Baru SPMB di Komimo playschool?
4. Apakah kurikulum yang diterapkan di Komimo playschool?
5. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran pada TK kelompok A di Komimo
playschool? 6.
Bagaimanakah peran kepala sekolah, guru, orang tua, dan komite sekolah dalam penerapan pendidikan inklusif di Komimo playschool?
7. Apakah faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penerapan
pendidikan inklusif dalam pembelajaran pada TK kelompok A di Komimo playschool?
8. Bagaimanakah cara mengatasi faktor-faktor penghambat penerapan
pendidikan inklusif dalam pembelajaran pada TK kelompok A di Komimo playschool?