20 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak
didik untuk memilih atau melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelajaran berdasarkan minat dirancang untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan spesifik peserta didik dan menghormati keberagaman budaya yang menekankan pada prinsip: individualisasi pengalaman pembelajaran bagi setiap
peserta didik, membantu peserta didik untuk membuat pilihan-pilihan melalui kegiatan dan pusat-pusat kegiatan, serta peran dari keluarga. Model pembelajaran
minat dapat mengembangkan potensi dan kreativitas anak dari kegiatan-kegiatan yang telah dirancang dan disiapkan guru. Pembelajaran berdasarkan minat disusun
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik peserta didik dalam menghormati keberagaman budaya yang menekankan pada prinsip: individualisasi pengalaman
pembelajaran bagi setiap peserta didik, membantu anak untuk membuat pilihan- pilihan melalui kegiatan dan pusat-pusat kegiatan, peran serta keluarga.
Model pembelajaran minat menggunakan 11 area, yaitu; area IPA atau sains, area musik, area agama, area balok, area berhitung atau matematika, area
seni atau motorik, area bahasa, area membaca dan menulis, area drama, area pasir dan air, area komputer. Model pembelajaran ini tidak hanya terpaku pada 11 area
tersebut tetapi dapat ditambah bedasarkan kondisi dan kebutuhan peserta didik. Dalam satu hari kegiatan pembelajaran dapat dibuka minimal 4 area.
Pada model pembelajaran minat minimal terdapat satu guru kelas dan satu guru pendamping dengan jumlah peserta didik paling tidak 20 siswa dalam satu
kelas. Hal ini diasumsikan bahwa pada satu area terdapat 4-5 anak sedangkan satu harinya minimal dibuka 4 area.
21
C. Karakteristik Anak TK Kelompok A
1. Perkembangan Kognitif
Piaget John W. Santrock, 2011: 79 menyatakan bahwa pada tahap pra- operasional yang berlangsung dari sekitar usia 2-7 tahun, anak-anak belum dapat
melakukan operasi yang merupakan tindakan mental yang dapat dibalik, tetapi mereka mulai untuk mewakili dengan kata-kata, citra, dan gambar-gambar untuk
membentuk konsep yang stabil dan untuk melakukan penalaran. Selama sub tahap fungsi simbolis yang terjadi antara usia 2 dan 4 tahun, anak-anak mulai secara
mental mewakili sebuah objek yang tidak hadir, pemikiran mereka dibatasi oleh egosentrisme dan animisme.
Selama sub tahap pemikiran intuitif dari usia sekitar 4-7 tahun, anak-anak mulai untuk menalar dan berkomunikasi dengan orang dewasa. Pemikiran pada
sub tahap tersebut disebut intuitif karena anak-anak tampak begitu percaya diri mengenai pengetahuan mereka, tetapi tidak tahu bagaimana mereka tahu apa yang
mereka ketahui. Dalam tahap ini kecenderungan anak untuk selalu mengandalkan dirinya dan masih bersifat egosentris. Intelektual anak dibatasi oleh egosentrisnya
yaitu ia tidak menyadari orang lain mempunyai pandangan yang berbeda dengannya. Tahap pra operasi anak usia 2-4 tahun terletak pada tahap pemikiran
pra-konseptual. Ciri pada tahap ini adalah anak mulai membentuk konsep sederhana, anak mulai mampu mengklasifikasi benda-benda dalam kelompok
tertentu berdasarkan kemiripannya.
22
2. Perkembangan Bahasa
Owens Papalia Olds Feldman, 2009: 360 berpendapat bahwa ada anak usia 3 tahun, rata-rata anak mengetahui 900 sampai 1000 kata. Antara usia 4-5
tahun, kalimat yang digunakan rata-rata terdiri dari 4 atau 5 kata. Anak berusia 4 tahun menggunakan kalimat lebih kompleks dan multiklausal lebih sering jika
orangtua mereka sering menggunakan kalimat seperti ini, Huttenlocher Papalia Olds Feldman, 2009: 361.
Peningkatan minat dalam kemampuan membaca dan menulis anak juga meningkat. Anak-anak perlu mengembangkan keterampilan membaca dan
menulis melalui lingkungan yang mendukung. Anak-anak harus menjadi peserta aktif dan dimasukkan ke dalam berbagai pengalaman mendengarkan, berbicara,
menulis, dan membaca yang menarik serta menyenangkan John W. Santrock, 2011: 80.
Anak-anak meningkatkan pemahaman mereka mengenai sistem aturan bahasa. Dalam hal fonologi, kebanyakan anak-anak menjadi lebih sensitif
terhadap bunyi bahasa lisan. Keterampilan berbicara anak yang meningkat, membuat mereka belajar untuk mengubah gaya berbicara agar sesuai dengan
situasi.
3. Perkembangan Fisik-motorik
Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi
Hurlock, 2000: 150. Berdasarkan kecermatan dalam melakukan gerakan, keterampilan dibagi menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus.