Faktor-faktor Penghambat dan Pendukung Pendidikan Inklusif
17 dan wawasan yang sama dan searah. Pendidikan inklusif merupakan tanggung
jawab kita bersama, pemerintah, masyarakat, birokrasi, praktisi. Unsur-unsur tersebut berperan sebagai sumber daya yang potensial untuk tegaknya pendidikan
inklusif dan akan memperkokoh perjalanan menuju perubahan paradigma pendidikan di Indonesia.
Tenaga kependidikan menjadi ujung tombak dalam melaksanakan perubahan. Mereka yang langsung berhadapan dengan siswa, orang tua, dan
masyarakat, harus mampu memberikan layanan kepada semua anak tanpa kecuali. Dalam hal ini diperlukan guru-guru yang profesional dan ramah. Kegiatan yang
dilaksanakan oleh para guru dan tenaga kependidikan lainnya dikelola dibawah pimpinan seorang kepala sekolah sebagai manajer yang bertanggung jawab dalam
melaksanankan kegiatan pendidikan dalam setting inklusif. Upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, kepala sekolah
hendaknya berupaya untuk mendayagunakan sumber-sumber yang telah ada. Baik personal maupun material, secara efektif dan efisien guna menunjang tercapainya
tujuan pendidikan di sekolah secara optimal. Sekolah harus menyediakan program pendidikan yang layak dan menantang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan
setiap individu peserta didik. Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari pelaksanaan kurikulum.
Keberhasilan kualitas pendidikan dipengaruhi oleh kualitas kegiatan belajar mengajar. Kurikulum perlu dikembangkan dalam satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan bagi peserta didiknya. Satuan pendidikan tertentu menggunakan kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan yang
18 bersangkutan. Identifikasi dan asesmen merupakan rangkaian kegiatan awal dalam
mengenal lebih jauh masing-masing individu anak. Hal ini merupakan kegiatan yang sangat menentukan dalam menyusun program pembelajaran terhadap peserta
didik sesuai dengan kebutuhan individu. Kerjasama kemitraan sangat dibutuhkan dalam mewujudkan keberhasilan melaksanakan sistem pendidikan inklusif. Tanpa
kerjasama yang harmonis dan berkesinambungan maka akibatnya setiap anggota yang tergabung dalam kemitraan akan berjalan sendiri-sendiri.
Sejalan dengan
pendapat Skjorten,
Mudjito, dkk
2012: 15
mengemukakan bahwa faktor-faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam penerapan pendidikan inklusif meliputi: kesiapan sekolah melakukan penyesuaian
yang menyangkut pada ketersediaan sumber daya manusia. Pemberdayaan guru umum dan guru pembimbing khusus GPK yang memberikan program
pendampingan pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus, dukungan warga sekolah dan masyarakat. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan pendidikan inklusif, meliputi: faktor eksternal kepala sekolah, guru, GPK, dan peserta didik
dan faktor internal orang tua dan masyarakat sekitar.