22
2. Perkembangan Bahasa
Owens Papalia Olds Feldman, 2009: 360 berpendapat bahwa ada anak usia 3 tahun, rata-rata anak mengetahui 900 sampai 1000 kata. Antara usia 4-5
tahun, kalimat yang digunakan rata-rata terdiri dari 4 atau 5 kata. Anak berusia 4 tahun menggunakan kalimat lebih kompleks dan multiklausal lebih sering jika
orangtua mereka sering menggunakan kalimat seperti ini, Huttenlocher Papalia Olds Feldman, 2009: 361.
Peningkatan minat dalam kemampuan membaca dan menulis anak juga meningkat. Anak-anak perlu mengembangkan keterampilan membaca dan
menulis melalui lingkungan yang mendukung. Anak-anak harus menjadi peserta aktif dan dimasukkan ke dalam berbagai pengalaman mendengarkan, berbicara,
menulis, dan membaca yang menarik serta menyenangkan John W. Santrock, 2011: 80.
Anak-anak meningkatkan pemahaman mereka mengenai sistem aturan bahasa. Dalam hal fonologi, kebanyakan anak-anak menjadi lebih sensitif
terhadap bunyi bahasa lisan. Keterampilan berbicara anak yang meningkat, membuat mereka belajar untuk mengubah gaya berbicara agar sesuai dengan
situasi.
3. Perkembangan Fisik-motorik
Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi
Hurlock, 2000: 150. Berdasarkan kecermatan dalam melakukan gerakan, keterampilan dibagi menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus.
23 Kemampuan motorik kasar gross motor skills merupakan kemampuan-
kemampuan fisik yang melibatkan otot besar. Sedangkan kemampuan motorik halus fine motor skills merupakan kemampuan-kemampuan fisik yang
melibatkan otot halus serta koordinasi mata dan tangan Papalia Olds Feldman, 2009: 327.
Sumantri 2005: 121, anak usia TK telah memiliki kemampuan koordinasi motorik yang baik. Koordinasi motorik halus antara tangan dan mata
dikembangkan melalui permainan seperti membentuk tanah liat atau lilin, mencocok, mewarnai, meronce dan menggunting.
4. Perkembangan Sosial Emosional
Perkembangan sosial menurut Hurlock 2000: 250 adalah kemampuan seorang anak dalam melakukan hubungan sosial atau bermasyarakat, yaitu
berperilaku sesuai dengan tuntutan sosial di lingkungannya. Emosi dan sosial saling berkaitan, karena emosi dari seorang anak akan berpengaruh terhadap
perilaku sosial anak. Kemampuan emosi anak dapat berupa emosi positif dan emosi negatif. Contoh dari emosi positif anak seperti: senang, tertawa, bahagia,
cinta, terpesona, ceria dan kasih sayang. Sementara contoh dari emosi negatif seperti: marah, sedih, takut, malu, khawatir, dan iri hati. Beberapa bentuk emosi
umum terjadi pada awal masa kanak-kanak adalah : a.
Amarah Marah sering terjadi sebagai reaksi terhadap frustasi, sakit hati, dan merasa
terancam.