44 terus menerus sampai peneliti merasakan puas terhadap hasil tindakan tersebut
dan masalah dapat terselesaikan serta peningkatan hasil belajar sudah maksimal atau tidak perlu ditingkatkan lagi. Model penelitian Kemmis dan taggart dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 2. Tahapan PTK Model Kemmis dan Taggart Endang Mulyatiningsih, 2011 : 71
Pelaksanaan tindakan kelas berkembang melalui spiral yang dimulai dari perencanaan planning, diteruskan dengan pelaksanaan tindakan acting dan
diikuti dengan pengamatan sistematika terhadap tindakan yang dilakukan observing, refleksi berdasarkan hasil pengamatan reflecting, dilanjutkan
dengan perencanan tindak selanjutnya dan seterusnya sampai tujuan pelaksanaan tindakan ini berhasil.
1. Perencanaan Planning
Kegiatan yang dilakukan dalam proses perencanaan adalah menentukan
tujuan penelitian yaitu permasalahan yang timbul, kemudian masalah tersebut
45 diidentifikasi dan dianalisis kelayakannya untuk diatasi dengan Penelitian
Tindakan Kelas. Dalam penelitian ini peneliti merencanakan pembelajaran dengan model
pembelajaran talking stick pada mata pelajaran memilih bahan baku busana. Aktivitas dan keaktifan siswa di dalam kelas harus meningkat minimal 80 dari
setiap indikator sedangkan prestasi belajar siswa harus meningkat minimal 90.
2. Pelaksanaan Tindakan Action dan Observasi Observation
Dalam tahap pelaksanaan tindakan, peneliti berusaha mengatasi masalah-
masalah yang terjadi dengan menggunakan strategi-strategi pembelajaran. Tindakan dilakukan berdasarkan rencana. Yang perlu diperhatikan bahwa
tindakan harus mengarah pada perbaikan dari keadaan sebelumnya. Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran memilih bahan baku busana dengan model
pembelajaran Talking Stick. Sedangkan pada tahap observasi, peneliti mengamati, mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama
tindakan berlangsung untuk mengetahui kesesuaian antara pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah ditentukan.
3. Refleksi Reflecting
Refleksi adalah upaya evaluasi diri secara kritis dilakukan oleh tim peneliti,
kolaborator dan orang-orang yang terlibat didalam penelitian. Refleksi merupakan bagian yang penting dalam langkah proses penelitian tindakan,
dengan kegiatan refleksi akan memantapkan kegiatan atau tindakan untuk mengatasi permasalahan dengan memodifikasi perencanaan sebelumnya sesuai
dengan apa yang dihadapi dilapangan. Peneliti melakukan refleksi setelah
46 pembelajaran pemeliharaan bahan tekstil atau setelah observasi selesai
dilakukan. Refleksi ini penting untuk mengkaji ulang terhadap tindakan yang telah diberikan dan implikasi yang muncul pada subyek yang diteliti sebagai
akibat adanya penelitian tindakan. Pada penelitian ini refleksi dilakukan pada tiga tahap, yaitu a tahap
penemuan masalah, b tahap merancang tindakan, dan c tahap pelaksanaan. Pada tahap penemuan dan identifikasi masalah peneliti dan guru mata pelajaran
memilih bahan baku busana membahas masalah-masalah apa yang dialami dikelas dalam pembelajaran pemeliharaan bahan tekstil dan merumuskan
permasalahan tersebut secara operasional, serta merumuskan solusi apa yang digunakan untuk perbaikan dalam pembelajaran tersebut. Hasil refleksi awal ini
dituangkan dalam perumusan masalah yang lebih operasional. Tahap merancang tindakan yaitu meningkatkan pencapaian hasil belajar
siswa dalam pembelajaran pemeliharaan bahan tekstil melalui model pembelajaran talking stick. Dari hasil refleksi pada tahap tindakan diikuti dengan
perbaikan rancangan tindakan yang dibuat dan dapat digunakan untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya.
Refleksi berikutnya adalah tahap pelaksanaan dimana peneliti dan guru kelas mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan untuk menyimpulkan data
dan informasi yang berhasil dikumpulkan. Hasil yang diperoleh berupa peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
pemeliharaan bahan tekstil melalui model pembelajaran talking stick yang dirancang dari daftar permasalahan yang muncul dilapangan, yang selanjutnya
dapat dipakai sebagai dasar untuk melakukan perencanaan ulang.
47 Dengan langkah-langkah tersebut terjadi suatu siklus, perencanaan,
tindakan, pemantauan, dan refleksi, dapat merevisi atau menyusun kembali perencanaan baru untuk menyempurnakan perencanaan sebelumnya, dan
perencanaan baru dapat disusun sesuai dengan permasalahan yang ditemukan dilapangan. Hal itu harus dilakukan sampai hasil tingkat optimalisasi yang lebih
tinggi sesuai kriteria keberhasilan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian