80 Adanya  kepedulian  pengelola  terhadap  kelompok  usaha
memberikan  arti  yang  positif,  dimana  dengan  adanya  monitoring  akan membuat  peserta  benar-benar  menjalankan  program.  Dengan  adanya
pertemuan rutin dapat menjadi wahana sharing peserta dengan pengelola terkait dengan perkembangan usaha maupun kendala yang mereka hadapi
sehingga dapat dicarikan solusi bersama.
b. Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam program dapat berasal dari intern peserta maupun  hambatan  eksternal.  Hambatan  program  yang  disebabkan  oleh
pihak  intern  yakni  adanya  anggota  kelompok  yang  kurang  berminat untuk  berwirausaha.  Kurangnya  komitmen  dari  peserta  program  untuk
menjalankan  usaha  secara  rutin  menyebabkan  kegiatan  usaha  di  PKBM Taruna Murti dan PKBM Candi Rejo tidak dilakukan setiap hari, namun
hanya  pada  saat  banyak  pesanan.  akhirnya  dikelola  tidak  secara berkelompok.
Berdasarkan  temuan  di  lapangan,  terkadang  sulit  untuk menentukan  waktu  kumpul.  Hal  ini  seperti  yang  diungkapkan  oleh  Ibu
AY seperti berikut: “Pekerjaan  saya  sudah  banyak,  kalau  pagi  sampai  siang  kan
bekerja. Sepulang kerja ngurus rumah. Malamnya membantu anak belajar. Jadi untuk urusan seperti itu saya tidak mempunyai waktu
mas
”. Adanya  beban  ganda    yang  dipikul  perempuan    menjadi  alasan    yang
mengakibatkan  beberapa kadang  tidak  ikut  berpartisipasi,  Tapi   dari
81 perempuan  yang  hadir  menurutnya  sudah  lumayan, kehadiran  mereka
juga  memberikan  kontribusi. Faktor    penghambat  yang  muncul  dari  dalam  diri  peserta  adalah
dari    sisi    pendidikan  atau  intelektual  peserta  yang  rata-rata  lulusan  SD. Pendidikan    yang  kurang  menyebabkan  mindset  yang  salah  dalam
memandang  kehidupan,  terkadang  anggota  berpikir  yang  cenderung pasrah    pada    nasib  dan  tak    mau    berusaha  sehingga  hal  ini  membuat
para  pendamping  kelompok  usaha  berjuang  ekstra  untuk  harus  selalu memotivasi perempuan peserta program
. Pembukuan  yang  dilakukan  pun  masih  sangat  sederhana  dan
membutuhkan  bimbingan  yang  ekstra.  Kemudian    dari  segi    teknologi dan    informasi    masih    dirasa  kurang,  tidak  adanya  pemanfaatan
teknologi secara  benar  dan  masyarakat  masih  sangat tradisional. Oleh karena  itu  meskipun  bisa  dikatakan  cukup  produktif  dalam  mengelola,
namun pengelolaan dana terhadap usaha tersebut hanya otodidak. Ibu SN menyampaikan hal berikut ini:
“Untuk  periklanan  kita  sebatas  kemasan  dan  brosur  kalau  untuk pemasaran  lewat  media  internet  kita  belum  ada  yang  bisa  mas,
maklum rata-rata kan lulusan SD jadi gak ada yang bisa. ”
Hal ini didukung oleh Ibu YI “Seharusnya  promosi  lewat  internet  itu  malah  murah,  tapi  ya
gimana  lagi  mas,  peserta  kan  kebanyakan  sudah  ibu-ibu  jadi  pada gak bisa pakai internet.
”