Potensi Unggulan Lokal yang dapat dikembangkan
81 perempuan yang hadir menurutnya sudah lumayan, kehadiran mereka
juga memberikan kontribusi. Faktor penghambat yang muncul dari dalam diri peserta adalah
dari sisi pendidikan atau intelektual peserta yang rata-rata lulusan SD. Pendidikan yang kurang menyebabkan mindset yang salah dalam
memandang kehidupan, terkadang anggota berpikir yang cenderung pasrah pada nasib dan tak mau berusaha sehingga hal ini membuat
para pendamping kelompok usaha berjuang ekstra untuk harus selalu memotivasi perempuan peserta program
. Pembukuan yang dilakukan pun masih sangat sederhana dan
membutuhkan bimbingan yang ekstra. Kemudian dari segi teknologi dan informasi masih dirasa kurang, tidak adanya pemanfaatan
teknologi secara benar dan masyarakat masih sangat tradisional. Oleh karena itu meskipun bisa dikatakan cukup produktif dalam mengelola,
namun pengelolaan dana terhadap usaha tersebut hanya otodidak. Ibu SN menyampaikan hal berikut ini:
“Untuk periklanan kita sebatas kemasan dan brosur kalau untuk pemasaran lewat media internet kita belum ada yang bisa mas,
maklum rata-rata kan lulusan SD jadi gak ada yang bisa. ”
Hal ini didukung oleh Ibu YI “Seharusnya promosi lewat internet itu malah murah, tapi ya
gimana lagi mas, peserta kan kebanyakan sudah ibu-ibu jadi pada gak bisa pakai internet.
”
82 Hambatan eksternal yang ditemui adalah kuranya monitoring dari
SKB. Peran dari TIM SKB dan PKBM dalam pengawasan dan monitoring ada, namun baru dilaksanakan 2 kali di PKBM Taruna Murti
dan 1 kali di PKBM Sari Ilmu bisnis sehingga sering terjadi miss communication antara Tim SKB dengan PKBM serta peserta terkait
pelaporan hasil usaha. Tim SKB memberikan kelonggaran untuk mengembangkan usahanya namun hal ini sering disalahartikan oleh Tim
PKBM dengan tidak membuat laporan dan pembukuan. Hambatan eksternal lain yang ditemui adalah kurangnya modal.
Beberapa peserta program menjawab bahwa faktor penghambat program adalah kurangnya modal. Hal ini disampikan ibu SY sebagai berikut:
“Menurut saya faktor yang menghambat itu kurangnya modal mas. Jika ada modal yang cukup banyak mungkin bisa kita gunakan
untuk membeli peralatan dan untuk biaya periklanan.” Ungkapan serupa juga disampaikan oleh ibu WN sebagai berikut:
“menurut saya perlu adanya tambahan modal mas, mengingat peralatan yang kita punya masih sedikit dan sederhana.
” Menurut Ibu PD faktor yang menghambat program adalah
kuantitas SDM yang dimiliki kurang memadai sehingga kegiatan produksi masih dilakukan dengan sederhana dan belum memanfaatkan
teknologi. “Sebenarnya produk kita itu banyak yang minat mas, tapi untuk
menambah jumlah produksi itu kewalahan. Soalnya kita masaknya masih manual. Misalnya peyek kacang agar enak, kami membelah
kacang menjadi dua itu kita motongnya secara manual satu persatu, jadinya kan lama.
”