Dasar Pendidikan Katolik Spiritualitas Tarekat Carolus Borromeus dalam Pendidikan

fungsional yakni sistem sosial sebagai sumber integrasi, sistem kepribadian memenuhi kebutuhan pencapaian tujuan atau goal attainment, sistem kultural mempertahankan pola-pola yang ada dalam sistem, sistem organisma behavioral memenuhi kebutuhan yang bersifat penyesuaian. 8 Tarekat CB sendiri merupakan sebuah sistem sosial yang mempunyai suatu tujuan. Tujuan atau misi Tarekat CB sendiri salah satunya di bidang pendidikan. Guna memenuhi tujuan di bidang pendidikan Tarekat CB menggunakan sarana persekolahan bekerjasama dengan tarekat lain. Perkembangan persekolahan yang dikelola Tarekat CB menuntut kebutuhan didirikannya suatu Yayasan, maka berdirilah Yayasan Tarakanita. Dasar Pendidikan Katolik, misi Gereja, dan spiritualitas Tarekat CB membentuk suatu tujuan dan pola yang terus-menerus diusahakan dan diaktualisasikan. Yayasan Tarakanita merupakan Yayasan Pendidikan Katolik yang dijiwai oleh semangat Tarekat CB. Yayasan Tarakanita bercita-cita menjadi penyelenggara karya pelayanan pendidikan yang dilandasi semangat cintakasih dengan menekankan terbentuknya manusia yang berkepribadian utuh. Kepribadian utuh yang dimaksud adalah berwatak baik, beriman, jujur, bersikap adil, cerdas, mandiri, kreatif, terampil, berbudi pekerti luhur, berwawasan kebangsaan. 9 Semuanya itu dilandasi dan digerakan oleh nilai- 8 Margaret M Poloma, Sosiologi Kontemporer, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004, hlm. 183. 9 Panitia Penerbit Kenangan Usia Emas Yayasan Tarakanita, Buku Kenangan Usia Emas Yayasan Tarakanita 29 April 1952-2002: Memuliakan Tuhan Melalui Karya Pendidikan, Jakarta: Mega Media Abadi, 2003, hlm. 12. nilai Kristiani yang berbelarasa terhadap manusia, terutama mereka yang miskin tersisih dan menderita. Guna mewujudkan cita-cita tersebut Yayasan Tarakanita mengemban misi sebagai berikut: 1. Ambil bagian dalam misi pendidikan Gereja Katolik. 2. Ikut serta menciptakan iklim religius dan suasana kasih yang membawa manusia pada sikap beriman, berbakti , dan memuliakan Allah serta hidupnya digerakkan oleh kasih Allah yang berbelarasa terhadap manusia, terutama kepada mereka yang miskin tersisih dan menderita. 3. Melakukan koordinasi dan menciptakan iklim yang kondusif disekolah-sekolah yang dikelolanya guna terselenggaranya proses pembelajaran melalui pengajaran, pelatihan, dan bimbingan terhadap peserta didik, sedemikian rupa sehingga terbentuk manusia dengan kepribadian yang utuh. 4. Mengupayakan agar di sekolah-sekolah diselenggarakan pendidikan tentang religiositas dan pendidikan nilai yang membantu peserta didik mengembangkan watak yang baik, sikap jujur, adil dan budi pekerti. 5. Mengupayakan agar di sekolah-sekolah keunggulan akademik sungguh dikejar, dan kualitas pembelajaran serta pelatihan peserta didik senantiasa ditingkatkan, sehingga peserta didik terbentuk menjadi pribadi yang cerdas, mandiri, kreatif dan terampil. 6. Mengupayakan agar sekolah-sekolah ikut menjalankan fungsi integrasi bangsa dengan ikut memerangi berbagai bentuk diskriminasi sosial dan menciptakan iklim yang mengembangkan semangat persaudaraan sejati dalam masyarakat yang majemuk. 7. Ikut serta mengembangkan penghargaan akan harkat dan martabat manusia, khususnya perempuan dengan membebaskannya dari belenggu kebodohan, keterbelakangan dan ketidakadilan. 10 Tarekat CB menyadari bahwa pendidikan merupakan pintu masuk yang strategis bagi pembentukan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat, terlebih dengan adanya perubahan dan perkembangan kehidupan yang semakin cepat. Manusia dihadapkan dengan berbagai macam pilihan. Mulai dari ideologi sampai teknologi. Apabila tidak didasari dengan pilihan yang mantap justru akan mencelakakan diri manusia sendiri. Melihat kondisi yang demikian, Tarekat CB melalui karya pelayanan pendidikannya berkeinginan untuk mengemban misi penyadaran atau conscientiation. 11 Melalui pendidikan diharapkan manusia akan semakin sadar akan jati diri dan asal-usul, dunia dan lingkungan alam sosial, serta tanggung jawabnya. Manusia diajak untuk memiliki kesadaran insani. Kemampuan memilih menjadi prioritas, sehingga apapun yang menjadi pilihan seseorang dalam kaitan akan kesadaran jati diri dipilih sendiri. 10 Ibid., hlm. 12. 11 Sr. Surani CB, dkk., Pedoman Pelaksanaan Spiritualitas CB untuk Pelayanan Pendidikan, Yogyakarta: CB Media, 2008, hlm. 19.